Menginvestasikan aset secara mandiri memang sedikit lebih repot walau sudah memilih untuk menanamkan modalnya ke saham pilihan khusus milik negara. Namun demikian pelaku investasi biasanya mempelajari perekonomian nasional dan global, sehingga lebih cepat dalam mengambil keputusan jika diperlukan.
Apakah akan dijual segera untuk merealisasikan keuntungan. Atau menunggu beberapa saat menunggu target keuntungan atau untuk mengurangi risiko kerugian yang semakin dalam. Sehingga ada peran aktif dalam mengambil keputusan tidak sebagaimana jika menginvestasikan di surat-surat berharga.
Menabung saham salah satu program yang diluncurkan Bursa Efek Indonesia (BEI) membantu masyarakat untuk lebih mengenal dan terbiasa berinvestasi walau dengan modal yang tidak terlalu besar.
Menabung saham salah satu cara berinvestasi yang cukup cerdas bila dibandingkan dengan berinvestasi uang dalam bentuk tabungan di bank. Sebab jika menabung uang nilai tukarnya cenderung menurun dari tahun ke tahun. Tidak demikian halnya dengan saham yang fluktuatif dan dapat dipelajari faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga saham.
Apalagi jika tabungan sahamnya merupakan saham pilihan, umumnya adalah saham yang selalu mencetak keuntungan dalam menjalankan bisnisnya. Seperti saham-saham BUMN diantaranya Telkom, Bank Republik Indonesia, Aneka Tambang dan saham BUMN lain dimana nilai sahamnya terus bergerak naik dari tahun ke tahun.
Demikian halnya dengan menginvestasikan dana ke surat-surat berharga seperti SUN dan SBN. Dana yang terkumpul dapat untuk memenuhi kekurangan atau menjadi tambahan APBN. Diantaranya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, meningkatkan kualitas pendidikan, pembangunan dan peningkatan infrastruktur.
Maka tidak salah menginvestasikan dana untuk dikelola oleh negara lewat investasi finansial seperti SUN atau SBN . Atau secara mandiri berinvestasi di pasar modal salah satunya menabung saham atau menabung emas di pegadaian dan bank pemerintah yang memiliki produk tersebut.