Membangun dan memberi pemahaman kepada petani untuk bersikap lebih terbuka akan hal atau pengetahuan baru. Walau ini tidak semudah membalikkan tangan. Oleh karena itu perlu keterlibatan institusi lain, yang mampu melakukan pendekatan ke petani, supaya tujuan mengenalkan sesuatu yang baru yang menguntungkan petani tersampaikan.Â
Oleh karena itu pemberdayaan petani harus terus menerus dilakukan secara berkelanjutan dan tidak terputus.
Tantangan ketiga, mebangun kepercayaan diri petani bahwa menjadi petani bukan hanya berjasa bagi banyak orang tetapi juga dapat menaikkan tingkat ekonomi. Untuk itu petani perlu bukti bukan janji, yang dapat ditunjukkan dengan naiknya harga jual produk pertanian atau meningkatnya jumlah panenan. Â
Tidak mudah merubah pola pikir, yang menumbuhkan kepercayaan dan kemandirian petani. Saatnya petani berdaya dan memiliki posisi tawar akan hasil panen tanaman pertaniannya dengan mendapat pengawasan yang optimal dari pemerintah. Termasuk dalam pengendalian harga.Â
Tidak ada salahnya, Kementan terus mengintensifkan kerjasama dengan perguruan tinggi dan balai-balai penelitian yang sudah dimiliki. Untuk menemukan varian bibit atau benih yang unggul dan tahan akan berbagai macam hama dan cuaca atau kondisi alam yang ekstrim.
Maka pembangunan pertanian hanya diisi oleh semangat pencitraan. Minim aksi yang bertolak belakang dengan etos kerja petani. Bangun pagi, pergi ke sawah atau ladang dan pulang sebelum matahari terik. Tidak segan berkubang lumpur dan tidak risih dengan kotoran hewan, yang mengotori bajunya saat merabuk sawah atau ladang dengan pupuk kandang.
Â