Lilit basah atau sate lilit basah adaptasi dari sate lilit Bali karena tidak menggunakan tusuk dari bambu atau dari batang serai. Lilit basah terbuat dari campuran daging cincang dengan bumbu an dibentuk kotak. Kesannya menjadi lebih praktis dan enak dipandang.
 Cita rasa makanan yang enak bukan hanya terletak pada bahan apa saja yang diolah. Tetapi bagaimana mengolah semua bahan tersebut dengan rasa. Perasaan gembira merasa dipenuhi dengan cinta, kasih sayang, perhatian dan merasa nyaman adalah salah satu unsur yang membuat sebuah makanan terasa enak dan nikmat.
Apakah Sate Merah dan Lilit Basah merupakan perwujudan dari itu semua? Sesekali kami melihat canda dan saling perhatian pasangan suami istri Fabian Budi Saputro dan Maria Watampone saat berinteraksi dengan tamu-tamunya.
Demikian pula saat foto berdua dengan istrinya, Budi seperti  kehilangan kata-kata hanya bisa senyum-senyum. Padahal  koko Budi sering  menyelipkan bahan candaan saat menjelaskan sejarah Sate Ratu kapada Kjogs.
Cinta suami istri ini, mungkin salah satu resep tidak tertulis dari Sate Ratu Jogja. Jatuh bangun selalu berama. Senang dan sedih dilalui bersama. Ramai atau sepi  pengunjung selalu mereka nikmati dalam kebersamaan. Sesekali terselip ucapan dengan nada yang menggambarkan rasa syukur keluar dari mulut Budi.Â
Asap bakaran sate ayam seolah mengiyakan kata-kata Budi dengan memenuhi warungnya. Asap sate menjadi teman setia Budi selain istrinya. Selalu menunggu kedatangan tamu dari sekitar pukul 11:00 sampai pukul 21:00 setiap Senin sampai Sabtu. Maaf, Minggu tutup.
Malam semakin dingin, angin yang bertiup membuat weekend waktu itu nampak kurang bersahabat. Tidak bosan-bosannya angin membawa hawa dingin, sesekali tangan menyilangkan di dada. Walau jam tangan masih menunjukkan disekitar angka tujuh. Nampak Budi masih sibuk membakar sate untuk memenuhi pesanan Sate Ayam Merah dari sepasang turis mancanegara.