Sebagian orang mengecilkan arti pentingnya mengkonsumsi kentang sebagai bahan makanan utama. Padahal kandungan nutrisi kentang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh dibanding nasi dan gandum.
Celakanya dari tahun ke tahun negeri ini tidak lepas dari impor beras dan berusaha untuk swasembeda beras guna memenuhi kebutuhan pangan sebagian warganya, yang susah untuk beralih dari nasi sebagai bahan makanan utama.
Negeri ini termasuk negara  yang bergantung  kepada negara lain terkait dengan kesediaan beras dan tepung terigu atau gandum. Jadilah negeri ini, negeri yang tidak mandiri ditambah dengan pola makan yang kurang sehat karena terlalu banyak mengkonsumsi beras dan gandum.
Naiknya kadar gula dalam darah terjadi,  menurut beberapa riset salah satunya karena  tidak sarapan. Jika tidak makan pagi kadar gula akan naik setelah makan siang. Menu sarapan yang kaya protein dan lemak sehat  sebenarnya mampu menjaga kadar gula dalam darah sepanjang hari.
Penyebab lain tingginya kadar gula dalam darah, Â makanan yang mengandung kadar lemak tinggi, kurang tidur, kebiasaan merokok, dehidrasi dan pemanis buatan.
Indeks glikemik pada nasi putih dengan ukuran angka yang cukup tinggi, harusnya menyadarkan kita untuk mulai beralih pada makanan seperti jenis umbi-umbian yang indeksnya di bawah nasi putih, sebagai makanan pokok. Apalagi umbi mudah tumbuh dan dibudidayakan.Â
Sebagai gambaran data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, impor beras Indonesia  selama 15 tahun dari tahun 2000 sampai tahun 2015 mencapai 15,39 juta ton beras. Dana yang di keluarkan untuk melakukan impor beras mencapai  5,83 miliar dollar atau sekitar Rp 78,70 trilyun.Â
Tahun ini Indonesia melakukan impor beras dari Vietnam dan Thailand, sebanyak 500 ribu ton, setelah tahun 2016 dan 2017 tidak melakukan impor.