Setiap orang membutuhkan rasa hangat diterima dilingkungan dimana dirinya berada. Merasa aman, nyaman  dan tentram. Merasa mendapat cinta. Mereka yang sedang sensitif karena merasa tidak enak badan dan hati, terbantu mengembalikan moodnya manakala mendapat kehangatan baluran minyak kayu putih dari orang terdekat atau orang tercinta.
Dari generasi ke generasi, hangat minyak kayu putih dan sentuhan lembut dari orang tercinta. Memberi dampak positif secara fisik dan psikologis bagi yang sedang bermasalah dengan tubuh dan suasana hatinya. Tambahan aroma, di minyak kayu putih Cap Lang memberikan efek menenangkan untuk mereka yang butuh perhatian dan kasih sayang lebih dari biasanya.
Anak kami tiga, walau sudah beranjak dewasa mereka tetap membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Dua perempuan dan satu laki-laki. Sejak bayi mereka terbiasa merasakan baluran minyak kayu putih dari tangan mamanya. Ungkapan kasih sayang, tradisi tidak tertulis keluarga yang dilakukan istri, orang tua, sampai nenek ke anak-anaknya.
Kami belajar tentang ungakapan cinta yang tak terucap, Â termasuk dari tante atau bibi. Mereka biasa membaluri saudara sepupu dengan minyak kayu putih usai mandi, manakala masih balita atau kanak-kanak.
Walau mereka beranjak dewasa dimata kami mereka masih tetap anak-anak. Mereka masih sering ledhek atau ejek satu sama lain. Khususnya antara si sulung dan adiknya nomer dua. Sementara si bungsu, cenderung pendiam dan menjadi penonton ketika kakaknya saling ledhek dan bertengkar.
Salah satu topik ledhekan atau ejekan, yang membuat kami tidak dapat menahan tawa, Â seputar minyak kayu putih yang dipakai anak nomor dua.
Singkat cerita, anak nomor satu mulai sering menolak dibalur minyak kayu putih oleh mamanya walau usianya saat itu masih duduk di bangku akhir Sekolah Dasar. Kecuali jika  merasa tidak enak badan karena masuk angin atau pusing. Dia tidak protes manakala mendapat olesan atau baluran minyak kayu putih.
Si sulung berkomentar sambil mencolek pipi adiknya, " Adek bayi, mau sekolah ya....?" sambil senyum-senyum. Tentu adiknya marah sambil mengibaskan tangan kakaknya. Sementara si bungsu yang melihat tingkah kedua kakaknya hanya senyum.
Walau sering mendapat ledhekan dari kakaknya. Kebiasaan itu masih dilakukan sampai menginjak usia ditingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Rupanya kakak dan adiknya mulai bersekutu mengejeknya, terkait kebiasaan memakai minyak kayu putih.
Kebiasaan itu lambat laun mulai berkurang dan jarang semenjak anak kami laki-laki satu-satunya, diterima kuliah di perguruan tinggi negeri. Gantinya, setiap kali ke kampus saat akan melakukan praktikum lapangan, saya sering melihat minyak kayu putih Cap Lang yang biasa ada di kotak obat keluarga berpindah ke tas kuliahnya.
Jika lupa membawa minyak kayu putih maka oleh-olehnya berupa bentol-bentol di tangan dan terkadang leher  penuh dengan bintik-bintik merah .
Sejak itu kakaknya tidak pernah lagi meledhek adiknya. Malah sering mengingatkan, "Dek, minyak kayu putihnya jangan lupa.....!". Manakala mengetahui adiknya akan praktik lapangan. Mungkin kasihan melihat kulit adiknya tambah hitam ditambah bentol-bentol berwarna merah di kulit akibat gigitan serangga yang tidak cepat dioles dengan minyak kayu putih.
Adiknya pun menjawab singkat, "Iya, mbak....!" Â sambil berpamitan untuk pergi ke kampus atau ke hutan Wanagama.
Generasi Z, Generasi Minyak Kayu Putih Aroma
Menurutnya ada sedikit bau harum. Beberapa teman perempuan yang biasa meminta minyak kayu putih saat praktikum di lapangan. Berkomentar minyak kayu putih yang ini, aroma atau baunya sedikit manis. Mungkin maksudnya, wangi.
Setelah teman-temannya membalur tangan, kaki dan lehernya dengan minyak KayuPutihAroma lavender Cap Lang. Anak saya merasa heran dengan sikap teman-temannya saat melakukan pengamatan atau penelitian terhadap bibit tanaman.
Mereka cenderung lebih teliti, sabar serta betah ada di tempat praktikum lapangan atau hutan untuk mengukur dan mencatat beberapa bibit tanaman yang menjadi obyek penelitian mereka.
"Tumben  Uut yang biasanya bawel, gak sabaran. Jadi anteng bawaannya," cerita anak kami, yang akrab dipanggil Nil oleh teman-temannya.
Mungkinkah generasi Z adalah generasi yang menyukai minyak kayu putih aroma? Waktu yang akan membuktikannya karena anak generasi Z, generasi yang ekspresif dan terbuka pikirannya akan hal baru.
Aroma lavender menurut penelitian dapat menghilangkan kecemasan atau stress dan meningkatkan mood atau suasana hati. Pengalaman mengoles minyak kayu putih aroma levender Cap Lang. Aroma lavendernya ternyata lebih lama tinggal atau melekat di kulit dibandingkan aroma minyak kayu putihnya sendiri.
Maka tidak heran jika minyak kayu putih aroma levender  membantu anak-anak generasi Z tenang menjalankan kegiatannya di tengah hutan. Membuat anak kami dan teman-temannya merasa lebih nyaman dan tenang saat melakukan aktivitasnya.
Aroma yang menenangkan saat jauh dari kebisingan segala macam aktivitas manusia. Termasuk kebisingan aneka informasi yang melintas di dunia virtual atau maya karena sulit mendapatkan sinyal saat di hutan.
Salah satu ciri anak-anak generasi Z ini, sulit untuk dipisahkan dengan perangkat gadget atau gawainya. Manakala gawainya tidak mendapat sinyal, tidak sedikit anak generasi Z bingung seolah dunia ini kiamat.
Minyak KayuPutihAroma lavender, mampu menghalau nyamuk. Sedikit olesan dapat meredakan sakit karena gigitan serangga atau gatalnya terkena bulu ulat. Keberadaan aneka macam serangga tersebut merupakan sesuatu yang alami dan tidak terhindarkan.
Anak kami dan teman-temannya adalah generasi Z, akrab dengan dunia maya lewat teknologi terkini. Namun tidak melupakan aktivitas nyata mengamati, mencatat dan mendokumentasikan setiap pertumbuhan bibit pohon nangka. Termasuk mencari cara bagaimana menjaga bibit tanaman yang menjadi obyek penelitian mereka, tidak diganggu oleh hama seperti ulat atau bekicot, yang menyukai daun muda. Yang dapat mengganggu pertumbuhan bahkan dapat mengakibatkan matinya bibit pohon muda.
Generasi Z, generasi yang masih muda dalam pengalaman hidup. Tetapi mereka memiliki semangat belajar bagaimana menghargai kehidupan. Generasi Z , generasi yang memiliki banyak aktivitas. Generasi yang membawa harapan adanya perubahan. Mereka tidak segan mengekspresikan diri demi sebuah kehidupan yang lebih baik.
Walau terkadang tidak sempat pulang ke rumah atau tempat kost untuk mandi usai praktikum lapangan. Anak kami dan beberapa temannya langsung mengikuti kuliah tambahan atau kegiatan lainnya.
Beruntung ada minyak kayu putih aroma Cap Lang. Selain sebagai penghangat tubuh, dapat berfungsi sebagai pewangi badan menghilangkan bau  badan akibat keringat dan bau lainnya dari hutan atau bau polusi udara dari jalan. Sehingga anak-anak generasi Z tidak canggung mengikuti aneka kegiatan produktif  seperti kuliah atau bertemu dengan kenalan serta teman jejaringnya dari dunia maya.
Minyak KayuPutihAroma bagi generasi Z bagai jembatan dua dunia yang menghubungkan antara yang maya dengan yang nyata.
"Mbak, tak bawain duren...." ujarnya. "Beli dimana, dek...?" tanya kakaknya. "Aku gak beli ini sebagian keuntungan jualan."
"Lho, kamu jualan duren juga di pinggir jalan....?," tanya kakaknya serius campur kaget demikian  pula saya. Karena bayangan saya, dia mendapat durian dari pemberian penduduk, yang tinggal sekitar hutan tempat praktikum lapangannya.
"Ya, gak lah....," jawabnya. "Aku jualan duren on line. Kalau teman kantor butuh duren, buka instagramku ya, Mbak.... Jaminan enak dan matang pohon, siap antar. Siap ganti jika tidak enak." jelasnya sambil promosi ke kakaknya.
Saat itu juga si bungsu, anak generasi Z kami yang lebih pendiam, yang sedang di Malaysia mengikuti pertukaran pelajaran, melakukan video call. Mengingatkan tidak lama lagi akan pulang ke Indonesia. Mendengar kabar tersebut, kakaknya nomor dua seperti diingatkan.
"Jangan lupa oleh-olehnya, ya Nin...." katanya. Si bungsu, yang akrab dipanggil Nin langsung menjawab, "Minyak kayu putih.....?"
Kami semua langsung tertawa mendengar jawaban si bungsu. Minyak kayu putih tidak hanya menghangatkan tubuh tetapi juga menjadi jembatan hati serta keakraban bagi keluarga kami.
Informasi tambahan, distribusi penjualan minyak kayu putih Cap Lang sudah menjangkau seluruh negara anggota Asean. Bahkan kini sudah sampai di beberapa negara di Timur Tengah dan Afrika.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI