Mengakrabkan kembali seni kepada teman-teman mahasiswa lewat mewarnai. Sama saja menawarkan keindahan. Menjaga untuk tetap memiliki harapan dari kegiatan yang sangat sederhana. Harapan menjadi pemimpin yang tidak hanya mengandalkan akal. Tetapi juga budi dan cita rasa seni. Sehingga mampu melihat setiap persoalan secara komperehensif. Tidak terkotak-kotak dan dibatasi oleh sekat-sekat imajiner yang membuatnya mati dalam berkreasi. Mati kepedulian terhadap sesama. Â Dan beku rasa sehingga kehilangan empati atau simpati.
Dengan kata lain lewat kegiatan mewarnai adalah cara mengembalikan naluri berkesenian yang dapat menumbuhkan:
- Kreatifitas
- Perasaan gembira dan semangat
- Menemukan sesuatu yang baru
- Munculnya keberanian untuk mencoba dan
- Menumbuhkan rasa percaya diriÂ
Karena kreasi itu tidak jauh dari rasa berkesenian. Apapun jenisnya seni. Dari seni tari, seni musik, seni drama, seni suara, seni pertunjukkan dan sebagianya. Sapi memang tidak mengenal seni. Tapi sapi itu tidak hanya terdiri dari sapi putih atau sapi dengan kulit berwarana hitam dan putih.
Sapi itu tidak hanya susu. Karena susu tidak hanya susu putih. Ada susu coklat, strawbery dan ada juga susu rasa pisang. Sapi itu bukan sekedar daging tetapi juga ada abon dan dendeng. Sapi itu juga bukan sekedar tas kulit atau ikat pinggang tetapi juga ada krecek. Yang selalu dicari wisatawan saat membeli gudeg di Jogja.
Sapi itu bukan hanya soto. Tetapi juga nasi goreng daging sapi. Sapi salah satu sumber ide dan kreativitas. Mari berkesenian agar tetap terjaga kreatifitasmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H