Mohon tunggu...
Kognisi.id
Kognisi.id Mohon Tunggu... Administrasi - Learning Platform by Growth Center part of Kompas Gramedia

Providing a convenient, insightful, and collaborative learning experience

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pentingnya Jadi Pemimpin Adaptif di Era Disrupsi

26 Juni 2024   09:52 Diperbarui: 26 Juni 2024   10:21 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: blog.kognisi.id

Banyak hal yang berubah dengan cepat saat ini, apalagi dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Kondisi ini ditandai sebagai era disrupsi, yaitu sebuah masa dengan terjadinya perubahan yang begitu masif. Maka, adaptif adalah sebuah keharusan yang dimiliki. Khususnya bagi para pemimpin yang menahkodai tim dalam pekerjaannya untuk mencapai tujuan bersama. 

Selain itu, pemimpin penting dapat adaptif agar mampu menghadapi berbagai ancaman yang timbul akibat dampak dari perubahan di era disrupsi. Semakin adaptif pemimpin dalam mengambil keputusan maka semakin baik pula masalah yang dapat diatasi. Kini sudah saatnya, menjadi pemimpin yang selangkah lebih maju dengan bersikap adaptif.

Perubahan Berarti Munculnya Tantangan

Ingatkah kita akan fenomena kemunculan AI (Artificial Intelligence) yang sempat membuat heboh publik beberapa waktu lalu? Kemunculan produk-produk berbasis kecerdasan buatan ini seakan dapat menggantikan pekerjaan manusia dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Baik dari sektor pendidikan, ekonomi, keluarga, politik, industri kreatif dan lain sebagainya juga mengadopsi produk berbasis AI (Artificial Intelligence). 

Fenomena ini kemudian menjadi sebuah isu publik yang menimbulkan kekhawatiran para pekerja akan perannya di masa depan yang dapat disubstitusi apabila tidak dapat beradaptasi dengan perubahan di era disrupsi ini. Oleh karena itu, perilaku untuk menjadi adaptif sangat dibutuhkan saat ini untuk menghadapi berbagai ancaman nyata, salah satunya AI (Artificial Intelligence).

Konsep kepemimpinan adaptif ini diperkenalkan oleh Ronald Heifetz seorang dosen dari Harvard University. Menurutnya, konsep pemimpin adaptif ini erat dengan tantangan yang muncul akibat perubahan dalam kehidupan. Tidak jarang tantangan tersebut juga bersifat mengancam. 

Contohnya dengan perkembangan AI (Artificial Intelligences) yang saat ini begitu signifikan menjadi ancaman bagi beberapa pekerjaan. Bahkan IMF melaporkan bahwa 40 persen pekerjaan terancam dengan adanya AI. Ini adalah contoh kasus nyata yang dihadapi oleh para pekerja termasuk pimpinannya. 

Dalam menghadapi dinamika ini, tentu pemimpin perlu langkah strategis dan adaptif untuk menyelesaikan ancaman tersebut. Hal inilah yang coba dikembangkan oleh Heifetz sebagai bekal bagi para pemimpin untuk menjadi adaptif di era disrupsi seperti sekarang. Khususnya dalam mengambil keputusan agar tantangan dapat dikelola dengan baik, sehingga ancaman akan kecerdasan buatan tersebut dapat teratasi dengan penyesuaian yang tepat. 

Baca Juga: Radical Candor, Cara Pemimpin Menerapkan Komunikasi Efektif

Apakah Kita Sudah Menjadi Pemimpin yang Adaptif?

Konsep kepemimpinan yang dapat beradaptasi di era disrupsi ini bisa jadi membingkan bagi sebagian orang, khususnya pada cara penerapannya. Hal tersebut membuat Heifetz bersama Marty Linsky mencoba mengembangkan sebuah model kepemimpinan adaptif. Model ini berangkat dari suatu kesadaran bahwa tidak ada satupun orang pemimpin yang bisa menyelesaikan seluruh masalah dalam perusahaan. Akan tetapi, pemimpin dapat secara adaptif merespon masalah dengan solusi yang kreatif untuk memperkuat perusahaan dan menjaga kesinambungan dalam jangka panjang. 

Maka dari itu, terdapat 5 prinsip dasar yang membangun kerangka dari model kepemimpinan adaptif sebagai berikut:

Emotional Intelligences 

Hal ini menjadi modal sekaligus kemampuan dasar bagi seorang pemimpin yang adaptif untuk memahami dan berempati dengan kondisi sekitarnya. Sekaligus menjadi kemampuan untuk mengontrol emosi diri. Dengan kecerdasan emosi dan empati, pemimpin dapat secara adaptif memahami tantangan dengan fokus pada orang dan faktor lain dibandingkan hanya fokus pada masalah. Hal ini membuatnya menjadi lebih peka dan dapat melihat masalah dari sisi berbeda.

Terkait dengan perkembangan emosi, tentu kita penasaran dengan tipe dan cara mengembangkan kecerdasan emosi. Untuk itu, Growth Inventory adalah jawabannya. Kita dapat melihat jenis kecerdasan emosi berdasarkan dimensi-dimensi yang tersedia secara gratis, sekaligus mendapat saran untuk dapat berkembang. Yaitu dengan mengikuti rangkaian asesmen psikologi bernama Elite berikut ini. Jadi, sudah tahu apa tipe kecerdasan emosimu?

Organizational Justice

Tentu kita ingin memiliki pemimpin yang adil, begitupun saat menjadi pemimpin maka adalah sebuah kewajiban bersikap adil kepada tim. Pemimpin adaptif tentu juga perlu prinsip keterbukaan dan kejujuran dalam interaksi bersama rekan kerjanya. Apalagi jika pemimpin dapat menjelaskan fakta dan masalah yang terjadi, maka perubahan-perubahan yang terjadi dapat teratasi dan dipahami oleh seluruhnya.

Development

Mau untuk berkembang adalah landasan bagi seorang pemimpin adaptif. Apalagi dengan tantangan yang terus berganti, pemimpin harus mau untuk belajar agar dapat menemukan berbagai solusi dari masalah yang diatasi. Hal ini juga mendorong pemimpin dapat berinovasi dan berkreasi dalam ruang lingkup pekerjaan.

Character

Seorang pemimpin adaptif perlu punya karakter yang tegas dan konsisten. Selain itu, mereka juga dapat menghargai perbedaan yang ada antara rekan kerja dengan memahami bahwa setiap orang berbeda dan memiliki keunikannya masing-masing. Hal ini juga membuatnya tetap menjunjung tinggi kode etik dan prinsip moral yang ada.

Win-win Problem Solving 

Pemimpin tentu tidak boleh hanya memikirkan dirinya dengan menjadi egois. Akan tetapi, kepentingan bersama adalah hal yang patut dijunjung tinggi. Begitupun saat mengambil keputusan akan solusi yang dipilih, pihak-pihak yang berkecimpung harus dilibatkan dan tidak ada yang dirugikan. 

Saatnya Jadi Pemimpin Adaptif

Maka, sudah dapat disimpulkan menjadi seorang pemimpin adaptif adalah kebutuhan di era saat ini. Apalagi jika berkecimpung di ranah teknologi dan digital yang terus berkembang. Pendekatan kreatif menjadi kunci sukses sebagai cara yang adaptif, yaitu mau menyesuaikan diri. 

Sederhananya skill atau kemampuan yang dibutuhkan oleh pemimpin adaptif adalah dapat mengantisipasi tantangan di masa depan dengan diskusi bersama rekan kerjanya untuk mengembangkan solusi yang tepat. Beberapa skill yang dapat dikembangkan untuk mulai jadi pemimpin adaptif adalah:

1. Refleksi : Rutin melakukan refleksi atau evaluasi terhadap kegagalan maupun kesuksesan yang diraih. Contoh sederhananya dengan rutin menulis jurnal harian untuk mencatat pengalaman, pikiran, dan perasaan yang kamu hadapi sehingga dapat dilihat di kemudian hari.

2. Sadar akan Ketidaknyamanan : Sadar bahwa hal yang tidak pasti akan selalu terjadi sebagai bagian perubahan, maka tidak selalu sebuah tantangan memiliki jawabannya langsung. Jadi, kita dapat menyisakan ruang untuk ikhlas dan belajar agar dapat berteman dengan ketidaknyamanan. Bukankah pemimpin adaptif akan terus menyesuaikan diri dalam setiap ketidaknyamanan yang ditemui?

3. Tumbuh dan Belajar : Fokus pada melakukan eksperimen, inovasi, dan kreasi sebagai bagian dari belajar untuk dapat adaptif sehingga menemukan solusi terbaik. Hal ini menekankan pentingnya untuk menjadi seorang long life learner, yaitu pembelajar sejati yang mau terus bertumbuh.

4. Persiten : Suatu perubahan pasti memakan waktu begitupun dengan penyelesaiannya, sehingga terus konsisten dan komitmen dalam menghadapi tantangan sampai menemukan solusinya. Kita dapat belajar persisten dengan memiliki tujuan utama yang jelas, sehingga ketika komitmen itu pudar maka ingatlah kembali tujuan awal yang membuat kita menyelesaikannya.

5. Pentingnya Berbagi : Khususnya dalam berbagi tujuan, visi misi, dan nilai bersama rekan kerja agar dapat terus tumbuh bersama menjadi lebih baik. Hal ini dapat dikembangkan dengan rutin membuka forum diskusi bersama rekan kerja atas setiap masalah yang perlu ditransparansikan agar perselisihan dan miskomunikasi.

Sudah saatnya kita mulai menerapkan kemampuan di atas sebagai modal untuk menjadi pemimpin yang adaptif. Selain itu, jika kamu penasaran lebih lanjut akan topik ini, Kelas Kognisi dapat menjadi jawabannya yang berjudul 'Kepemimpinan yang Dinamis di Era Disrupsi". Jadi, mari terus bertumbuh dan adaptif sebagai bekal menghadapi masa depan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun