Mohon tunggu...
Kognisi.id
Kognisi.id Mohon Tunggu... Administrasi - Learning Platform by Growth Center part of Kompas Gramedia

Providing a convenient, insightful, and collaborative learning experience

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pentingnya Jadi Pemimpin Adaptif di Era Disrupsi

26 Juni 2024   09:52 Diperbarui: 26 Juni 2024   10:21 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: blog.kognisi.id

Hal ini menjadi modal sekaligus kemampuan dasar bagi seorang pemimpin yang adaptif untuk memahami dan berempati dengan kondisi sekitarnya. Sekaligus menjadi kemampuan untuk mengontrol emosi diri. Dengan kecerdasan emosi dan empati, pemimpin dapat secara adaptif memahami tantangan dengan fokus pada orang dan faktor lain dibandingkan hanya fokus pada masalah. Hal ini membuatnya menjadi lebih peka dan dapat melihat masalah dari sisi berbeda.

Terkait dengan perkembangan emosi, tentu kita penasaran dengan tipe dan cara mengembangkan kecerdasan emosi. Untuk itu, Growth Inventory adalah jawabannya. Kita dapat melihat jenis kecerdasan emosi berdasarkan dimensi-dimensi yang tersedia secara gratis, sekaligus mendapat saran untuk dapat berkembang. Yaitu dengan mengikuti rangkaian asesmen psikologi bernama Elite berikut ini. Jadi, sudah tahu apa tipe kecerdasan emosimu?

Organizational Justice

Tentu kita ingin memiliki pemimpin yang adil, begitupun saat menjadi pemimpin maka adalah sebuah kewajiban bersikap adil kepada tim. Pemimpin adaptif tentu juga perlu prinsip keterbukaan dan kejujuran dalam interaksi bersama rekan kerjanya. Apalagi jika pemimpin dapat menjelaskan fakta dan masalah yang terjadi, maka perubahan-perubahan yang terjadi dapat teratasi dan dipahami oleh seluruhnya.

Development

Mau untuk berkembang adalah landasan bagi seorang pemimpin adaptif. Apalagi dengan tantangan yang terus berganti, pemimpin harus mau untuk belajar agar dapat menemukan berbagai solusi dari masalah yang diatasi. Hal ini juga mendorong pemimpin dapat berinovasi dan berkreasi dalam ruang lingkup pekerjaan.

Character

Seorang pemimpin adaptif perlu punya karakter yang tegas dan konsisten. Selain itu, mereka juga dapat menghargai perbedaan yang ada antara rekan kerja dengan memahami bahwa setiap orang berbeda dan memiliki keunikannya masing-masing. Hal ini juga membuatnya tetap menjunjung tinggi kode etik dan prinsip moral yang ada.

Win-win Problem Solving 

Pemimpin tentu tidak boleh hanya memikirkan dirinya dengan menjadi egois. Akan tetapi, kepentingan bersama adalah hal yang patut dijunjung tinggi. Begitupun saat mengambil keputusan akan solusi yang dipilih, pihak-pihak yang berkecimpung harus dilibatkan dan tidak ada yang dirugikan. 

Saatnya Jadi Pemimpin Adaptif

Maka, sudah dapat disimpulkan menjadi seorang pemimpin adaptif adalah kebutuhan di era saat ini. Apalagi jika berkecimpung di ranah teknologi dan digital yang terus berkembang. Pendekatan kreatif menjadi kunci sukses sebagai cara yang adaptif, yaitu mau menyesuaikan diri. 

Sederhananya skill atau kemampuan yang dibutuhkan oleh pemimpin adaptif adalah dapat mengantisipasi tantangan di masa depan dengan diskusi bersama rekan kerjanya untuk mengembangkan solusi yang tepat. Beberapa skill yang dapat dikembangkan untuk mulai jadi pemimpin adaptif adalah:

1. Refleksi : Rutin melakukan refleksi atau evaluasi terhadap kegagalan maupun kesuksesan yang diraih. Contoh sederhananya dengan rutin menulis jurnal harian untuk mencatat pengalaman, pikiran, dan perasaan yang kamu hadapi sehingga dapat dilihat di kemudian hari.

2. Sadar akan Ketidaknyamanan : Sadar bahwa hal yang tidak pasti akan selalu terjadi sebagai bagian perubahan, maka tidak selalu sebuah tantangan memiliki jawabannya langsung. Jadi, kita dapat menyisakan ruang untuk ikhlas dan belajar agar dapat berteman dengan ketidaknyamanan. Bukankah pemimpin adaptif akan terus menyesuaikan diri dalam setiap ketidaknyamanan yang ditemui?

3. Tumbuh dan Belajar : Fokus pada melakukan eksperimen, inovasi, dan kreasi sebagai bagian dari belajar untuk dapat adaptif sehingga menemukan solusi terbaik. Hal ini menekankan pentingnya untuk menjadi seorang long life learner, yaitu pembelajar sejati yang mau terus bertumbuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun