Mohon tunggu...
Kognisi.id
Kognisi.id Mohon Tunggu... Administrasi - Learning Platform by Growth Center part of Kompas Gramedia

Providing a convenient, insightful, and collaborative learning experience

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Radical Candor, Cara Pemimpin Menerapkan Komunikasi Efektif

17 Mei 2024   08:57 Diperbarui: 17 Mei 2024   09:09 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: blog.kognisi.id

Bayangkan jika kita berada di lingkungan kerja yang kurang komunikasi dan sulit berkolaborasi. Terkadang, kita perlu langkah berani untuk dapat keluar dari zona nyaman. Apalagi jika hal itu membuat diri tidak berkembang dan berujung membatasi ruang eksplorasi. Komunikasi efektif dapat menjadi salah satu cara untuk kita, termasuk para pemimpin yang ingin keluar dari zona nyaman. 

Tujuan utama dari komunikasi efektif ini adalah terjalinnya hubungan yang baik antar pihak, baik pemberi pesan maupun penerimanya. Kita bisa mereka ulang kisah pemimpin tanah air seperti Bung Hatta, yaitu sosok yang dikenal tenang namun memiliki pemikiran yang mendalam terbukti dari tulisan yang dihasilkannya. Atau, Agus Salim seorang diplomat unggul yang disegani karena kepiawaian komunikasinya namun tetap hidup sederhana dan terbatas. 

Mereka adalah contoh para pemimpin yang dapat menjawab tantangan dan mau belajar untuk mengenal diri sendiri dan lingkungan sekitar. Hal ini akan mendorongnya untuk menjadi lebih peka dengan sekitar sehingga mau untuk belajar hal baru. Akhirnya, para pemimpin menjadi lebih terbuka akan kritik, masukan, maupun saran dari rekan kerjanya dan perlahan beranjak dari zona nyaman yang ditumpangi. 

Baca Juga: Bukan Sekedar Lelucon, Humor adalah Aset dalam Bekerja

Motivasi Memulai Komunikasi Efektif

Bicara tentang motivasi, sebagian besar pemimpin pasti memiliki motif yang berbeda. Tapi, bagi yang ingin dapat keluar dari zona nyaman, hal tersebut juga dapat menjadi motivasi. Khususnya jika tertantang untuk memperbaiki skill komunikasi sebagai penunjang dalam pekerjaan agar dapat lebih berani dan percaya diri. 

Prinsipnya, komunikasi efektif perlu motivasi kesiapan dan semangat yang positif. Jadi, saat berkomunikasi, baik sebagai pemberi pesan maupun penerimanya dapat secara positif merespon dengan semangat dan antusias. Hal ini juga sebagai bentuk saling menghargai satu sama lain, contohnya  antar rekan kerja di kantor. 

Dengan motivasi dan semangat yang tinggi untuk menerapkannya, maka hubungan sesama pun akan terjalin lebih harmonis serta area komunikasi menjadi lebih terbuka dan luas. Jadi, jika kamu masih terbiasa merespon seperlunya atau terkesan cuek, ayo keluar dari zona nyaman itu agar membangun hubungan dan dinamika yang baik di tempat kerja. 

Terbuka dan Menyadari Kekurangan

Setiap dari kita tentu memiliki kekurangan masing-masing, termasuk ketika menjadi pemimpin. Ketika kita sadar akan kekurangan diri, maka kita sudah satu langkah lebih jauh dalam mengenal diri sendiri. Hal ini juga dapat memicu kita untuk keluar dari zona nyaman. Namun ternyata, prinsip untuk terbuka akan masukan termasuk berkaitan dengan menyadari kekurangan diri adalah bagian dari komunikasi efektif. 

Komunikasi efektif perlu keterbukaan. Setiap orang dalam proses komunikasi dapat melakukan kesalahan atau menimbulkan masalah, tapi dengan terbuka maka hal tersebut dapat menemukan jalan keluarnya. 

Begitupun dengan kita saat ingin keluar dari zona nyaman. Kita dapat mulai dengan mengkomunikasikannya secara terbuka dengan diri sendiri dan orang-orang di sekitar. Termasuk, menerima segala masukan yang diberikan terkait dengan kekurangan diri yang ingin perlahan untuk diubah. 

Menerapkan Radical Candor dalam Komunikasi Efektif

Terkait dengan keterbukaan dalam ruang komunikasi, ada salah satu prinsip menarik yaitu radical candor. Prinsip dalam komunikasi efektif ini dapat diterapkan oleh para pemimpin untuk tetap dapat tegas namun dengan kasih sayang. Prinsip ini diperkenalkan oleh Kim Scott dalam salah satu bukunya Be a Kick-As* Boss Without Losing Your Humanity.

Dari buku dan idenya tersebut, setidaknya ada tiga hal yang dapat diterapkan oleh seorang pemimpin untuk membangun komunikasi efektif dengan rekannya. Sekaligus menjadi langkah awal baginya keluar dari zona nyaman dengan menjadi pemimpin yang berkemanusiaan. 

  1. Rutin berkabar dengan anggotanya: salah satu cara menerapkan prinsip radical candor ini adalah rutin terkoneksi dengan para anggotanya. Seperti melakukan pertemuan rutin, baik dalam bertukar kabar kehidupan sewajarnya maupun mendiskusikan pekerjaan dengan terbuka.

  2. Evaluasi bersama: saat sebuah project atau pekerjaan selesai, para pemimpin dapat membuka ruang diskusi untuk evaluasi bersama. Dimulai dengan dirinya yang memberikan evaluasi termasuk apresiasi, begitupun kesempatan bagi setiap anggota untuk bersuara dan memberikan pandangannya terhadap isu atau projek yang dilaksanakan.

  3. Teruslah rendah hati: kunci agar komunikasi efektif dan hubungan rekan kerja harmonis adalah pemimpin yang rendah hati. Yaitu selalu mengkomunikasikan berbagai urusan pekerjaan dengan terbuka dan bersama, tidak memojokan salah satu pihak, melibatkan seluruh anggota tim pada setiap kesempatan, serta tidak sombong dan menganggap dirinya lebih tinggi dibanding rekan lain. 

Dengan menerapkan tiga hal tersebut, maka kita sudah selangkah lebih jauh untuk keluar dari zona nyaman dengan menjadi pemimpin yang terbuka. Jika kamu tertarik untuk mempelajari lebih lanjut terkait komunikasi efektif di tempat kerja, salah satu Kelas Kognisi adalah jawabannya. Mari cek dan pelajari kelas berjudul "Membangun Dinamika Komunikasi yang Efektif dalam Organisasi". Selamat memulai perjalanan untuk keluar dari zona nyaman!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun