Bayangkan jika kita berada di lingkungan kerja yang kurang komunikasi dan sulit berkolaborasi. Terkadang, kita perlu langkah berani untuk dapat keluar dari zona nyaman. Apalagi jika hal itu membuat diri tidak berkembang dan berujung membatasi ruang eksplorasi. Komunikasi efektif dapat menjadi salah satu cara untuk kita, termasuk para pemimpin yang ingin keluar dari zona nyaman.Â
Tujuan utama dari komunikasi efektif ini adalah terjalinnya hubungan yang baik antar pihak, baik pemberi pesan maupun penerimanya. Kita bisa mereka ulang kisah pemimpin tanah air seperti Bung Hatta, yaitu sosok yang dikenal tenang namun memiliki pemikiran yang mendalam terbukti dari tulisan yang dihasilkannya. Atau, Agus Salim seorang diplomat unggul yang disegani karena kepiawaian komunikasinya namun tetap hidup sederhana dan terbatas.Â
Mereka adalah contoh para pemimpin yang dapat menjawab tantangan dan mau belajar untuk mengenal diri sendiri dan lingkungan sekitar. Hal ini akan mendorongnya untuk menjadi lebih peka dengan sekitar sehingga mau untuk belajar hal baru. Akhirnya, para pemimpin menjadi lebih terbuka akan kritik, masukan, maupun saran dari rekan kerjanya dan perlahan beranjak dari zona nyaman yang ditumpangi.Â
Baca Juga:Â Bukan Sekedar Lelucon, Humor adalah Aset dalam Bekerja
Motivasi Memulai Komunikasi Efektif
Bicara tentang motivasi, sebagian besar pemimpin pasti memiliki motif yang berbeda. Tapi, bagi yang ingin dapat keluar dari zona nyaman, hal tersebut juga dapat menjadi motivasi. Khususnya jika tertantang untuk memperbaiki skill komunikasi sebagai penunjang dalam pekerjaan agar dapat lebih berani dan percaya diri.Â
Prinsipnya, komunikasi efektif perlu motivasi kesiapan dan semangat yang positif. Jadi, saat berkomunikasi, baik sebagai pemberi pesan maupun penerimanya dapat secara positif merespon dengan semangat dan antusias. Hal ini juga sebagai bentuk saling menghargai satu sama lain, contohnya  antar rekan kerja di kantor.Â
Dengan motivasi dan semangat yang tinggi untuk menerapkannya, maka hubungan sesama pun akan terjalin lebih harmonis serta area komunikasi menjadi lebih terbuka dan luas. Jadi, jika kamu masih terbiasa merespon seperlunya atau terkesan cuek, ayo keluar dari zona nyaman itu agar membangun hubungan dan dinamika yang baik di tempat kerja.Â
Terbuka dan Menyadari Kekurangan
Setiap dari kita tentu memiliki kekurangan masing-masing, termasuk ketika menjadi pemimpin. Ketika kita sadar akan kekurangan diri, maka kita sudah satu langkah lebih jauh dalam mengenal diri sendiri. Hal ini juga dapat memicu kita untuk keluar dari zona nyaman. Namun ternyata, prinsip untuk terbuka akan masukan termasuk berkaitan dengan menyadari kekurangan diri adalah bagian dari komunikasi efektif.Â
Komunikasi efektif perlu keterbukaan. Setiap orang dalam proses komunikasi dapat melakukan kesalahan atau menimbulkan masalah, tapi dengan terbuka maka hal tersebut dapat menemukan jalan keluarnya.Â
Begitupun dengan kita saat ingin keluar dari zona nyaman. Kita dapat mulai dengan mengkomunikasikannya secara terbuka dengan diri sendiri dan orang-orang di sekitar. Termasuk, menerima segala masukan yang diberikan terkait dengan kekurangan diri yang ingin perlahan untuk diubah.Â