Pernahkah kamu memandang pemimpin sebagai sosok yang ditakuti? Apakah hal tersebut ideal, atau justru perlu dirubah? Menjadi seorang pemimpin kerap kali membuat mereka dihadapkan dengan berbagai tanggung jawab dan masalah. Apalagi dengan dinamika pekerjaan yang begitu cepat, membuat para pemimpin harus beradaptasi untuk dapat menjadi pemimpin yang baik. Â Jadi, sudah pasti mereka akan menunjukan sisi ketegasannya secara sadar agar semuanya berjalan di koridor yang semestinya.Â
Namun, seorang pemimpin tentu juga ingin dianggap baik oleh rekan kerjanya. Dalam artian dapat menaungi para anggotanya dalam tim seiring dengan menuntaskan tanggung jawab secara optimal. Maka, untuk merubah image tersebut, para pemimpin dapat mencoba untuk menerapkan beberapa hal berikut secara berkesadaran guna menjadi "pemimpin yang baik". Termasuk menjadi pemimpin yang berkesadaran atau mindful leader yang selalu hadir, berempati, dan memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerjanya. Â
Baca Juga:Â Apakah Self Control Penting bagi Seorang Pemimpin?
Pemimpin yang Baik dengan 3P
Sebenarnya tidak ada istilah khusus untuk menjadi pemimpin yang baik. Bahkan terkadang bisa saja terkesan subjektif bagi sebagian orang. Tapi, pemimpin yang baik menurut Harvard Business Review adalah mereka yang terus belajar dan bertumbuh dalam perjalanannya sebagai pemimpin. Khususnya belajar untuk berkomunikasi dengan tepat kepada para anggota tim dalam menyelesaikan pekerjaan.Â
Ada tiga kata kunci untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, yaitu 3P (Perencanaan, Penyelesaian Masalah, dan Pendelegasian).Â
Perencanaan: sebagai tahapan awal dalam bekerja untuk merencanakan ide, gagasan, konsep, pesan, dan tahapan agar dapat terstruktur dan memiliki rujukan dalam pengerjaannya.Â
Penyelesaian Masalah: karena sebaik apapun rencana yang disusun, tidak menutup kemungkinan masalah tetap hadir. Untuk itu, pemimpin yang baik perlu kemampuan menyelesaikan masalah yang efektif, efisien, dan tepat. Hal ini juga terkait dengan kemampuan pengambilan keputusan.Â
Pendelegasian: yaitu menjadi perwakilan tim dalam hal-hal yang dikerjakan, ataupun menunjuk anggota untuk menjadi perwakilan tim dalam pekerjaan tertentu. Kemampuan ini sangat penting agar setiap orang dalam tim bisa terus belajar dan bertumbuh.Â
Kemampuan 3P itu menjadi modal bagi seorang pemimpin yang baik, khususnya dalam menghadapi segala dinamika dalam lingkungan kerja. Sehingga, selain tiga hal tersebut, sangat penting bagi seorang pemimpin untuk mempraktekkan kebiasaan dengan menjadi berkesadaran. Agar pikiran menjadi lebih tenang, dapat merefleksikan masalah, dan pekerjaan dapat lebih optimal. Â
Pemimpin yang Baik dengan Mindful Leader
Menjadi berkesadaran adalah kunci dalam pemimpin yang baik, gaya kepemimpinan ini disebut dengan mindful leader. Sebuah pendekatan yang secara sadar dilakukan oleh pemimpin untuk tetap hadir dalam setiap momen, berpikiran terbuka, dan tetap penuh kasih saat berinteraksi dengan anggota timnya.Â
Mindful leader tentu juga memiliki hubungan dengan prinsip 3P dalam menjadi pemimpin yang baik. Yaitu secara berkesadaran, mereka akan melakukan perencanaan dengan matang. Termasuk berani mengambil tantangan saat mendapat masalah, sehingga dapat diselesaikan dengan tepat. Kemudian, karena memiliki empati dan kesadaran yang tinggi maka akan melibatkan anggota tim termasuk dalam pendelegasian.Â
Pemimpin yang berkesadaran juga dapat menjadi inspirasi bagi orang di sekitarnya melalui lingkungan positif yang berhasil dibangun. Akibatnya, mereka mempunya kualitas untuk dapat memotivasi sehingga mempengaruhi rekan dan tim kerjanya. Dukungan yang diberikan juga berdampak pada pengembangan diri setiap orang yang terlibat dan menciptakan lingkungan kerja yang positif.Â
Karena dilakukan dengan penuh berkesadaran, maka pekerjaan yang dihasilkan pun menjadi lebih baik. Hal ini dibuktikan dalam sebuah penelitian Hunter dan Chaskalson (2013) dalam Wiley Online Library yang menyatakan bahwa mindful leader adalah gaya kepemimpinan yang lebih efektif. Khususnya dalam pengelolaan stres, pengambilan keputusan, dan melakukan inovasi. Sehingga pekerjaan yang dihasilkan menjadi lebih optimal didukung dengan hal-hal tersebut.Â
Apalagi saat ada masalah pekerjaan yang dihadapi oleh tim, mindful leader secara sadar akan mendengar, memahami, dan secara empati memimpin rekan kerjanya. Sehingga, timbul pondasi untuk saling percaya dan setia antara pemimpin dengan rekan kerjanya. Jadi, bekerja tidak semata mengejar target namun pemimpin tipe ini juga menjunjung tinggi kesejahteraan rekan dan anggotanya.Â
Ada beberapa ciri khas dari mindful leader, sekaligus dapat menjadi rujukan bagi kita yang ingin belajar untuk menjadi pemimpin yang baik melalui gaya mindful leadership ini. Berikut beberapa di antaranya.
Integritas
Pemimpin yang baik haruslah memiliki integritas yang baik juga. Artinya mereka dapat jujur, terbuka, dan bertanggung jawab atas hal-hal yang dilakukannya. Hal ini sekaligus membuatnya jadi contoh bagi para anggota dalam memegang teguh nilai integritas saat bekerja.Â
Empati
Pemimpin yang baik sekaligus berkesadaran ditandai dengan empati yang dimilikinya. Contohnya mereka dapat memahami perasaan dan kondisi para anggota dalam tim dengan memposisikan diri. Empati ini dapat membuat lingkungan pekerjaan menjadi lebih suportif dan saling menghargai satu sama lain.Â
Kehadiran Sadar
Tentunya, menjadi pemimpin yang baik melalui gaya mindful leadership adalah kuncinya. Hal ini dapat dilakukan dengan mulai untuk menjadi sadar pada setiap momen dan proses dalam bekerja. Seperti mengetahui setiap progres dalam tugas-tugas tim, menjalin interaksi yang terbuka, fokus saat rapat dan diskusi, dan terus melakukan evaluasi dan monitoring.Â
Terus Belajar
Mau untuk terus tumbuh dan belajar juga adalah ciri sekaligus cara untuk menjadi pemimpin yang baik dan berkesadaran. Sejatinya, setiap hari kita pasti akan menemui berbagai hal untuk dipelajari, termasuk dalam lingkup pekerjaan. Hal inilah yang membuat pemimpin yang baik untuk mau terus belajar baik belajar bagi keterampilan diri, keterampilan interpersonal, maupun kemampuan teknis yang dibutuhkan pekerjaan. Lingkungan yang mau terus tumbuh dan belajar akan membuat orang-orang di dalamnya secara sadar untuk termotivasi.Â
Maka, menjadi pemimpin yang baik sejatinya juga adalah proses belajar berkesadaran yang salah satu caranya dapat dilakukan dengan menerapkan gaya mindful leadership. Tujuannya tidak hanya bagi diri sendiri yang bertumbuh dan menambah kualitas diri, namun juga menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi seluruh anggota tim. Bagi kamu para pemimpin ataupun calon pemimpin yang ingin mempelajari konsep mindful leader agar dapat menjadi pemimpin yang baik, dapat mengunjungi salah satu kursus yang ada di Kelas Kognisi. Yaitu berjudul, "Menjadi Seorang Pemimpin Berkesadaran" yang dapat diakses secara daring. Maka, pemimpin yang baik itu adalah pemimpin yang berkesadaran!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H