Siklus belajar ini mengejar sebuah kata bernama relevan. Perubahan dunia yang konsisten membuat kita harus selalu up to date dengan kondisi terbaru untuk mencapai pertumbuhan diri yang berkelanjutan.
Melakukan siklus belajar learn, unlearn, and relearn juga membuat kita menjadi pribadi yang adaptif dan siap sedia menghadapi keadaan tidak pasti. Siklus belajar ini juga menjadi bagian dari keterbukaan pikiran dan menghindari kita dari keraguan terhadap hal-hal yang tidak familiar dengan kita.
Kamu bisa jadi lifelong learner kalau kamu memiliki keinginan untuk mengembangkan diri lewat pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman baru setiap hari. Pertama-tama, dengan memiliki keyakinan bahwa segala hal dapat dipelajari tanpa batasan waktu, meskipun kita tidak menyandang status sebagai pelajar atau mahasiswa.
Membentuk diri sebagai seorang lifelong learner dengan learn, unlearn, and relearn mengakui bahwa sebagai manusia kita tidak mungkin diam di tempat dan berada dalam zona nyaman.
Seperti apa yang dikatakan Dr. Margie Warrel dalam Forbes, siklus belajar learn, unlearn, and relearn adalah tentang merangkul ketidaknyamanan alami yang muncul karena melepaskan yang lama dan menguasai yang baru.
Baca Juga: Karir Cemerlang dengan Kemampuan Adaptasi
Bagaimana Cara Otak Belajar?
Saat mempelajari sesuatu, otak membentuk koneksi antar neuron dan menjadikannya sebuah ingatan atau memori.Â
Koneksi antar neuron ini menjadi semakin kuat ketika kita mengulangi apa yang kita pelajari atau mengulang percaya terhadap sebuah pemikiran. Oleh karena itulah, ketika mempelajari suatu hal, lama kelamaan kita akan merasa familiar dan menganggapnya mudah.
Melihat cara otak belajar, proses unlearning adalah hal yang paling sulit dari ketiga siklus belajar ini. Sebab manusia cenderung sulit melupakan kebiasaan dan pemahaman yang telah lama mereka percaya.
Apalagi, siklus belajar ini tidak hanya berlaku untuk hal-hal yang bersifat pekerjaan tetapi juga tentang value hidup yang dipegang, kepercayaan, dan antusiasme pada bidang tertentu.
Akan tetapi, untuk mengejar relevansi dan kebutuhan di dunia nyata, proses unlearning dalam rangka melemahkan koneksi antar neuron tetap perlu untuk dilakukan. Supaya kita memberikan ruang bagi otak mempelajari perspektif, pengalaman, dan pengetahuan baru dan beranjak ke fase berikutnya, relearning.Â