Studi American Psychological Association juga memperlihatkan bahwa 67% orang memeriksa ponselnya meskipun tidak ada notifikasi apa-apa.
Contoh lainnya, saat seseorang suntuk mengerjakan tugas kantor, rasanya tangan mereka sudah tau mau bergerak ke aplikasi apa untuk mencari hiburan kecil lewat memes, video lucu, dan update kehidupan orang lain. Bahagia secara instan didapatkan sehingga otak jadi mempelajari pattern ini; ketika menemui situasi suntuk, ada sebuah cara instan untuk kembali bahagia yaitu membuka ponsel.
Tentu, ini akan membuat sulit fokus dan konsentrasi. Pekerjaan tidak kunjung selesai padahal waktu yang dihabiskan sudah cukup lama.Â
Hal inilah yang dihindari saat kamu melakukan dopamine detox. Dr. Cameron Sepah mengatakan manusia tidak mungkin bisa menghilangkan dopamine seutuhnya. Jadi, detoks yang dimaksud bukan secara harfiah menghilangkan dopamine tetapi menurunkan kadarnya. Tujuan dopamine detox adalah agar otak mengatur ulang kadar bahagia kita dan mengaitkannya dengan aktivitas yang lebih positif agar tidak impulsif.
Baca Juga: Jangan Asal Kerja, Maksimalkan Produktif dengan Second Brain!
Bagaimana Cara Melakukan Dopamine Detox?Â
Kenali masalahÂ
Setiap orang punya alasan tersendiri kenapa mereka membutuhkan dopamine detox. Mudahnya, coba ketahui apa kegiatan yang membuat kamu begitu kecanduan hingga mengganggu fokus dan produktivitasmu. Pada saat melakukan hal ini, yang perlu kamu lakukan adalah jujur pada diri.Â
Karena dengan mengenali masalah, kamu bisa melihat pemicu dopamine yang akan dikurangi. Pemicu dopamine pada umumnya adalah sosial media, games, film, dan acara TV.Â
Setelah mengetahui masalahnya, mulai kurangi aktivitas tersebut. Misalnya, pemicu-mu adalah sosial media. Akan sulit bagi pecandu sosial media untuk langsung menghapus seluruh akun selamanya. Daripada melakukan itu, cobalah untuk logout akun atau deactive untuk jangka waktu terkecil dulu. Misalnya, selama satu pekerjaan selesai, satu minggu, lalu satu bulan, dan seterusnya tergantung kebutuhan.
Menurut seorang psikiater dari Columbia University, Dr. Adrian Ambrose, jangka waktu yang dibutuhkan sekitar 2-4 minggu. Di 2 minggu pertama, kamu akan cenderung murung dan tidak tahan. Namun, lama kelamaan kamu akan merasa terbiasa.
Kamu juga bisa menonaktifkan notifikasi ponsel selama bekerja dan menyimpannya di tempat yang jauh dari jangkauan, di mana kamu harus effort untuk mencapainya. Ini penting karena menghilangkan rasa instan bahagia dari ponsel.
Namun, bukan berarti kamu tidak boleh bahagia. Kamu hanya harus menetapkan dengan bijaksana kapan waktu yang tepat untuk melakukannya.Â