grit atau kegigihan.Â
Dalam mencapai keberhasilan hidup, kita seringkali menemukan tantangan dan hambatan. Angela Duckworth menuliskan konsep konsistensi dan ketahanan seseorang dalam menghadapi tantangan tersebut demi mencapai goals yang diinginkan yaituPada dasarnya, grit adalah sebuah kepercayaan bahwa talenta dan potensi diri selalu bisa diasah dan dikembangkan. Orang yang memiliki grit tinggi tidak selalu orang yang cerdas sejak lahir, melainkan orang sarat akan gairah, kerja keras, dan optimisme.
Penelitian yang dilakukan oleh Azka dan Lucia kepada 363 mahasiswa Universitas Indonesia menunjukkan bahwa kegigihan mahasiswa berpengaruh secara signifikan pada prestasi akademik. Ini sekaligus menunjukkan bahwa kegigihan-lah yang membantu mahasiswa melewati rintangan mencapai prestasi akademiknya.Â
Baca Juga:Â Mengenal Grit: Kekuatan dari Passion dan Kegigihan
Saat kamu tahu bidang yang kamu sukai, kamu bisa menganggapnya sebagai passion. Tetapi, banyak dari kita yang pada akhirnya berhenti karena menemukan kesulitan, hilang keinginan karena tidak konsisten, dan masalah lainnya. Menurut Angela Duckworth, ini adalah masalah kegigihan.Â
"Enthusiasm is common, endurance is rare."
Untuk mempelajari grit dengan lebih mudah, kita dapat melihatnya lewat karakter Na Hee Do di series Twenty Five Twenty One. Apa saja yang bisa dipelajari dari karakter Na Hee Do dan kaitannya dengan grit? Berikut penjelasannya.
Karakter Na Hee Do yang Mencerminkan Konsep Grit
Twenty Five Twenty One adalah serial drama Korea yang menceritakan kehidupan siswa SMA yang juga atlet anggar. Perjuangan Na Hee Do meraih cita-citanya menjadi atlet profesional menaklukkan sejumlah hambatan. Klub anggar yang tiba-tiba dibubarkan karena krisis ekonomi Korea Selatan tahun 1998 sekaligus membuat banyak pihak memintanya untuk menyerah. Bahkan, pelatih lama dan ibunya sepakat bahwa Na Hee Do tidak berbakat dan harus fokus pada pendidikannya.
Serial ini bukan hanya tentang kehidupan menjadi atlet anggar, melainkan juga nilai-nilai gairah dan kegigihan yang bisa dipetik di sepanjang episode.
Grit dimulai dari Passion dan Kepercayaan Diri
Keinginan dan kesukaan terhadap bidang tertentu dapat digambarkan sebagai passion seseorang. Countless kids don't know how to dream, but you do adalah kalimat yang dilontarkan pelatih baru Na Hee Do setelah melihat kegigihannya untuk anggar. Sejak kecil, ia sudah mengetahui bahwa anggar adalah hal yang menyenangkan untuknya sehingga ia menekuni itu.
"Semua orang menyuruhku berhenti bermain anggar, tapi aku tidak akan melakukannya."
Kepercayaan pada diri sendiri juga membantu Na Hee Do untuk tetap menjalankan passion-nya apapun hambatan yang dialami.Â
Mengelola Tekanan dan Kegagalan
Saat menemui terlalu banyak tekanan dan kegagalan, sebagian besar orang berpikir mereka memang tidak ditakdirkan berada di bidang tersebut dan menyerah. Dalam kasus Na Hee Do, ia menganggap tekanan adalah sebuah pengalaman yang harus dirasakan. Pengalaman itu nantinya akan menjadi jam terbang yang membantunya semakin mahir dan berhasil.Â
Figur Na Hee Do menggambarkan sikap tidak takut kalah. Kita akan melihatnya berulang kali gagal dalam pertandingan dan kehabisan strategi. Ia selalu menguatkan dirinya dengan tekun berlatih. Untuk mengatasi rasa sedihnya, ia selalu mengubah tragedi menjadi komedi.Â
"Aku terlalu banyak kalah dalam pertandingan. Aku tidak bisa membiarkan diriku merasa tragis setiap hari hanya karena aku kalah."Â
Dengan melihat kegagalan dan tekanan sebagai pengalaman, kita tidak akan merasa terbebani dan fokus memperbaiki diri. Na Hee Do mengajarkan kita untuk fokus pada tujuan dan berani menghadapi kekalahan. Kekalahan tidak mengecewakan dirinya, melainkan tidak berusaha.
Growth Mindset
Orang dengan Growth Mindset percaya bahwa skill adalah sesuatu yang dapat dilatih dengan usaha. Mereka percaya setiap manusia dapat merubah kapasitas skillnya sejauh mereka ingin berkembang. Pelatih lama Na Hee Do berkali-kali mengatakannya tidak berbakat, tetapi Na Hee Do mengatasinya dengan berlatih setiap hari dan mencari pelatih baru.Â
Pelatih baru merumuskan strategi latihan yang jauh lebih rumit dan ia melakukannya dengan tekun.Â
"Aku belum bisa sekarang, tetapi aku akan berhasil suatu hari nanti." Hal itu dikatakan Na Hee Do ketika merasa kesulitan setiap hari.
Latihan yang ia lakukan setiap hari akhirnya membawanya pada seleksi tim nasional Korea Selatan hanya dengan waktu beberapa bulan.Â
Di balik growth mindset yang dimiliki, Na Hee Do memiliki memori personal dengan mendiang ayahnya tentang kemampuan.Â
"Ketika segala sesuatu tidak sesuai dengan keinginanmu, ingatlah satu hal. Kemampuanmu tidak meningkat secara konsisten, tetapi dengan bertahap."Â
Nah, inilah yang selalu membuatnya optimis melakukan langkah kecil setiap hari. Growth mindset akan membuat kita menghargai dan mempercayai proses dalam mencapai sebuah tujuan sehingga goals yang nantinya tercapai akan lebih berarti karena penuh perjuangan.Â
Pentingnya Role Model untuk Memupuk Grit
Role model adalah orang yang perilaku dan pencapaiannya dapat dicontoh sebagai panutan. Untuk mengembangkan grit, role model akan berpengaruh pada keyakinan seseorang bahwa suatu target itu mungkin untuk dicapai. Keyakinan ini akan menumbuhkan keinginan untuk terus berkembang dan melakukan usaha-usaha untuk mencapai target tersebut.Â
Pada awalnya, Na Hee Do sangat mengidolakan atlet anggar seumurannya yang sangat populer karena berhasil memenangkan medali emas di ajang Olympic. Ia menetapkan sebuah target dalam karirnya.
"Mimpiku adalah menjadi rivalnya. Dan aku sedang mewujudkan itu."Â
Target Na Hee Do untuk bersaing dengan role model-nya bermakna bahwa ia ingin berada di level yang setara di masa depan. Dengan mempunyai role model, target dan usaha seseorang dapat menjadi lebih terarah. Bukan hanya berada di level yang sama, role model juga dapat merawat gairah dan memupuk kegigihan seseorang.
Secara garis besar, serial Twenty Five Twenty One memberikan kesan menarik tentang hubungan kegigihan dan keberhasilan. Na Hee Do mengajarkan tentang menghargai proses yang tidak selalu menyenangkan namun layak untuk tetap dipertahankan.Â
Grit yang dimiliki Na Hee Do berangkat dari mengenal passion dan potensi diri yang dilanjutkan dengan tekad penuh menjalaninya. Seperti Na Hee Do, kita perlu menemukan passion dan potensi diri. Namun lebih daripada itu, kegigihan dan tekad yang kita buat harus sama kuatnya dengan rasa antusias kita saat pertama kali melakukannya.
Untuk mengukur potensi diri, kamu bisa melakukan test Growth Inventory dari Growth Center. Kamu dapat melihat karaktermu dari 7 traits yang terdiri dari mindset, grit, humility, curiosity, creativity style, Â meaning making, dan purpose in life. Dengan begitu kamu akan lebih mengenal dirimu dan melatih grit-mu agar lebih kuat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI