Mohon tunggu...
Pangeran Koeboe
Pangeran Koeboe Mohon Tunggu... -

TERUS MENCOBA UNTUK TETAP LEBIH COOL DARI PADA COOLCAS.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Satu Zona waktu untuk apa?

30 Mei 2012   04:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:36 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah dengar kan adanya usulan guna menyatukan zona waktu di Indonesia. Nah ini dia yang coba kita bahas dari kacamata rakyat yang tidak faham dengan maksud dan tujuan penyatuan Zona waktu tersebut. Secara pribadi gw mah anteng-anteng aja masalah ginian, mau dijadikan satu, lima atau sepuluh zona waktu sekalian gw mah peduli amat, lha wong gw ga ada kerjaan alias pengangguran abadi ngapain juga pusing soalan ginian.. Paling juga gw bingung dah jam 12 siang kok matahari nya masih di jidat. Yang bikin gw sedikit heran (sedikit lho, ga banyak kalau mau jujur aslinya ga heran gw sama pemerintahan sekarang) tu pemerintah ngapain pusing-pusing mikirin zona waktu? ga ada lagi apa yang mesti dipikirin selain zona waktu, lha alasan mau menyatukan zona waktu itu apa? sempat tersiar berita yg pernah gw dengar penyatuan zona waktu itu demi memperbaiki kinerja pasar modal, lho kok? perbaikan kinerja pasar modal apa hubungan nya dengan zona waktu, apa ga kasihan tu ama yang diujung barat dan ujung timur hidupnya berantakan hanya gara-gara perubahan zona waktu?. Ada lagi khabar yang gw dengar mengenai penyatuan zona waktu ini, katanya dengan disatukan nya menjadi satu zona waktu akan meningkatkan dan melancarkan perdagangan baik antar pulau, wilayah maupun negara, kok bisa? memang nya selama ini perdagangan kita terganggu, bukan nya malah tambah kacau tar? di barat jam 5-6 masih terang di timur sudah gelap gulita, toko nya dah tutup mas apanya yang mau diperdagangkan. Ada juga khabar burung yang gw dengar, dengan disatukan menjadi satu zona waktu pasar modal ingin memiliki waktu yang disamakan dengan Singapura, malah makin ngaco ni, demi pasar modal yang ga ada manfaat nya sedikit pun bagi gw dan hampir seluruh  rakyat Indonesia zona waktu mesti disatukan, wah berat. kalau lah alasan nya demi pasar modal dan menyamakan waktu dengan Singapura coba tu denger apa kata Pak Jusuf Kalla " Kenapa tidak diajukan saja jam pembukaan pasar menjadi jam 08.00", nah loe. Diluar logika gw kalau hanya demi pasar modal dan perdagangan malah mengorbankan kepentingan banyak orang,  mbok ya mikir pak lek gimana dengan  aktivitas masyarakat yang selama ini tenang bisa jadi berantakan hanya gara-gara kepentingan pasar modal dan perdagangan.  Yang pernah gw dengar Amerika Serikat aja punya 9  zona waktu tapi bisa menguasai perekonomian dunia?, Australia juga punya 3 zona waktu sampai sekarang pun perekonomiannya masih saja diatas kita, kalau lah alasan nya berkaca pada perekonomian China ini mah beda lagi "ga ada hubungan nya penyatuan zona waktu di China dengan ekonomi dan perdagangan, penyatuan zona waktu di China murni karena politik"  karena keputusan partai komunis China pada 1949 untuk mengontrol kekuasannya. Gw jadi tambah bingung dengan alasan penyatuan zona waktu WIB, WIT dan WITA menjadi 1 zona waktu? ini mah sudah diluar akal sehat gw yang sebenarnya sudah tidak sehat. Kan dulu pernah terjadi penyatuan  satu zona waktu dimasa penjajahan Jepang pada th 1942, mungkin Mbah kakung dan Mbah putri kita masih ingat masa-masa indah dengan 1 zona waktu dahulu, masa-masa dimana setiap jam 12 siang seluruh rakyat Indonesiadikumpulkan dilapangan dan menghadap ke Timur dan tunduk hormat dalam rangka menghormati sang kaisar yang lagi bobok siang di Jepang sono, Cilaka dua belas. Mau pak mas bro dan buk mbak sis balik lagi ke masa Jepang?. [caption id="attachment_184558" align="alignnone" width="300" caption="sumber @Caters News Agency"][/caption] Satu zona waktu... Disini sudah jam 12, kok matahari nya masih dijidat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun