Dalam rangka pembuktian ini. para filosof menempuh metode kaum mutakallimin dari kalangan mu'tazilah dan asy'ariah.
Misalnya, mereka memegang teguh dalil kosmologi. Â yang berusaha untuk menetapkan adanya Allah, melalui adanya alam. Juga dalil teologis yang menyimpulkan dari hukum alam. dan penciptanya bahwa ia punya tujuan yang lahir hanya dari pengaturan yang bijak. Kedua bukti ini berdasarkan pada prinsip kausalitas. baik kausa efisien maupun kausa finalis.
Baca juga: Mempertanyakan "Eksistensi Tuhan" di Tengah Penderitaan
PEMBUKTIAN AL-KINDI
Al-kindi berpendapat bahwa alam itu temporal dan berkomposisi, yang karenanya ia membutuhkan pencipta yang menciptakanya.
yang esa yang hak adalah yang pertama. yang menahan segala yang diciptakan. sehingga sesuatu yang tidak mendapat pertahanan dan kekuatanya pasti akan hancur.
Perlu ditambahkan disini bahwa, di dalam keteraturan alam ini. aksi sebagianya terhadap sebagian yang lain. ketaatan yang sebagian terhadap sebagian yang lain. penundukan yang sebagian terhadap sebagian yang lain. pengokohan kondisinya pada kondisi yang terbaik dalam keberadaan setiap entitas. rusaknya setiap entitas yang rusak. permanensinya setiap hal yang permanen dan hilangnya setiap hal yang bisa hilang.
Terdapat indikasi terbesar atas tatanan yang amat canggih. padahal bersama setia aturan pasti ada yang mengatur. Demikian pula, menunjukan pasti ada hakim (pengatur-hikmah itu). Â
PEMBUKTIAN IBNU RUSYD
Mirip dengan pola ini. dalam bukunya, manahij al-addilah. Ibnu rusyd  berusaha membuktikan adanya Allah dengan apa yang disebutnya dalil'inayah dan dalil ikhtira.
Pembuktian adalah sebagai berikut : bahwa tatanan alam dibuktikan (diungkapkan) Â melalui harmoni yang bisa dilihat pada bagian-bagiannya. dan pada benda-benda yang ada di dalamnya. Ia tidak hanya harmoni permukaan dan lahir saja. Tetapi juga harmoni dalam batin dan intinya.
Sedangkan dalil ikhtira tidak lain kecuali dalil kauni (kosmologis), yang intinya ialah bahwa di dalam alam ini ada ciptaan dan gerak kontinu. Ciptaan pasti ada yang menciptakan. Gerak pasti ada yang menggerakkan. Pencipta dan penggerak itu adalah Allah SWT.
Baca juga: Pesawat Terbang dan Eksistensi Tuhan
PEMBUKTIAN AL-FARABI DAN IBNU SINA
Dalam masalah pembuktian adanya Allah. Al-Farabi (3339 H-950 M) dan ibnu sina (428 H-1037 M) menempuh jalur lain.
Pertama, mereka membedakan wujud dari esensi dan menetapkan bahwa wujud sesuatu bukan merupakan bagian dari esensinya. kita bisa membayangkanya dengan tanpa bisa mengetahui apakah ia ada atau tidak. Sebab, wujud merupakan salah satu aksidensia bagi substansi --Nya. karena ia adalah yang pertama dan Harus ada dengan sendiri --Nya.
Berdasarkan jalan pikiran semacam ini, A-faribi dan ibnu sina sampai pada kesimpulan bahwa kita tidak membutuhkan pembukti yang  panjang itu untuk menetapkan eksitensi Allah. dan kita cukup mengetahui Zat-Nya untuk menerima eksistensi --Nya.
Sekaligus. Ini adalah bukti ontologis al-faribi dan ibnu sina. yang telah mendahului santo anselm (1109). kira-kira satu setengah abad. Bukti ini lebih bersifat metafisis dibanding fisis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H