Pembuktian adalah sebagai berikut : bahwa tatanan alam dibuktikan (diungkapkan) Â melalui harmoni yang bisa dilihat pada bagian-bagiannya. dan pada benda-benda yang ada di dalamnya. Ia tidak hanya harmoni permukaan dan lahir saja. Tetapi juga harmoni dalam batin dan intinya.
Sedangkan dalil ikhtira tidak lain kecuali dalil kauni (kosmologis), yang intinya ialah bahwa di dalam alam ini ada ciptaan dan gerak kontinu. Ciptaan pasti ada yang menciptakan. Gerak pasti ada yang menggerakkan. Pencipta dan penggerak itu adalah Allah SWT.
Baca juga: Pesawat Terbang dan Eksistensi Tuhan
PEMBUKTIAN AL-FARABI DAN IBNU SINA
Dalam masalah pembuktian adanya Allah. Al-Farabi (3339 H-950 M) dan ibnu sina (428 H-1037 M) menempuh jalur lain.
Pertama, mereka membedakan wujud dari esensi dan menetapkan bahwa wujud sesuatu bukan merupakan bagian dari esensinya. kita bisa membayangkanya dengan tanpa bisa mengetahui apakah ia ada atau tidak. Sebab, wujud merupakan salah satu aksidensia bagi substansi --Nya. karena ia adalah yang pertama dan Harus ada dengan sendiri --Nya.
Berdasarkan jalan pikiran semacam ini, A-faribi dan ibnu sina sampai pada kesimpulan bahwa kita tidak membutuhkan pembukti yang  panjang itu untuk menetapkan eksitensi Allah. dan kita cukup mengetahui Zat-Nya untuk menerima eksistensi --Nya.
Sekaligus. Ini adalah bukti ontologis al-faribi dan ibnu sina. yang telah mendahului santo anselm (1109). kira-kira satu setengah abad. Bukti ini lebih bersifat metafisis dibanding fisis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H