Mohon tunggu...
Muhamad Kodel
Muhamad Kodel Mohon Tunggu... Musisi - PENULIS

Manusia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lagi, Pegiat Literasi Diadili

31 Juli 2019   19:43 Diperbarui: 1 Agustus 2019   22:20 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dua mahasiswa yang tergabung dalam komunitas vespa literasi ditangkap Polsek Kraksaan, Probolinggo, Jawa Timur. Ini terjadi setelah mereka membawa buku biografi Dipa Nusantara (DN) Aidit di lapak baca gratis yang digelar di Alun-alun Kraksaan. Pada tanggal 27 juli 2019

Kedua mahasiswa itu ditangkap setelah polisi mengaku mendapatkan laporan, mereka adalah Muntasir billah dan Saifull anwar yang berasal dari kabupaten probolinggo.

Keduanya diperiksa di Polsek Kraksaan, sejak pukul 21.00 hingga 23.00 WIB, lalu dibolehkan pulang. Sementara empat buku yang dibawanya tidak dikembalikan. Empat buku yang disita masing-masing berjudul Aidit, Dua Wajah Dipa Nusantara; Menempuh Djalan Rakjat D.N AIDIT; Sukarno Marxisme & Leninisme dan D.N Aidit, Sebuah Biografi Ringkas.

Ini bukan pertama kalinya aparat menyita  buku dari pengiat literasi atau pun dari toko buku yang memiliki unsur komunisme. Di awal 2019 Beberapa buku diambil tentara dari sebuah toko buku di kawasan Hos Cokroaminoto, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang pada Selasa, 08 Januari 2019. Ketiga, razia buku yang dilakukan oleh Badan Intelijen Strategis (BAIS) Tarakan di salah satu toko buku di Tarakan pada Selasa, 08 Januari 2019.

Mungkin aparat lupa atau pura-pura lupa ada putusan MK Nomor 20/PPU-VIII/2010. Dalam aturan tersebut sudah jelas disebutkan kalau melakukan razia tanpa proses peradilan tak lagi diperbolehkan oleh Mahkamah Konstitusi. Ketika itu MK memutuskan pelarangan buku musti lewat proses peradilan. Ada yang melapor, dan itu harus disertai pembuktian yang kuat.

Seharusnya Ini tidak terjadi lagi lagipula di zaman teknologi yang serba canggih kita bisa mendapatkan buku dalam bentuk pdf apa saja yang kita inginkan

sepertinya sebagian rakyat negri ini masih phobia akan paham komunisme, padahal dari mana kita tau buruk nya komunisme kalau kita saja tidak paham/membaca tentang komunisme itu sendiri, bukan dari dogma-dogma yang selalu kita terima tanpa kita tau kebenaranya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun