- Â Inseminator kurang / tidak terampil
- Â Petani / peternak tidak / kurang terampil mendeteksi birahi
- Â Pelaporan yang terlambat dan / atau pelayanan Inseminator yang lamban
- Â Kemungkinan adanya gangguan reproduksi / kesehatan sapi betina. Jelaslah disini bahwa faktor yang paling penting adalah mendeteksi birahi, karena tanda-tanda birahi sering terjadi pada malam hari. Oleh karena itu petani diharapkan dapat memonitor kejadian birahi dengan baik dengan cara: Â Mencatat siklus birahi semua sapi betinanya (dara dan dewasa).
Petugas IB harus mensosialisasikan cara-cara mendeteksi tanda-tanda birahi. Salah satu cara yang sederhana dan murah untuk membantu petani untuk mendeteksi birahi, adalah dengan memberi cat diatas ekor, bila sapi betina minta kawin (birahi) cat akan kotor / pudar menghilang karena gesekan akibat dinaiki oleh betina yang lain.
Cara apikasi hormon untuk penyerentakkan birahi adalah sebagai berikut :
- Â Laksanakan penyuntikan hormon pertama, pastikan bahwa : Sapi betina resipien harus dalam keadaan sehat dan tidak kurus (kaheksia)
- Â Sapi tidak dalam keadaan bunting, bila sapi sedang bunting dan penyerentakkan birahi dilakukan maka keguguran akan terjadi.
- Â Laksanakan penyuntikan hormon kedua dengan selang 11 hari setelah penyuntikan pertama.
Birahi akan terjadi 2 sampai 4 hari setelah penyuntikan kedua.
Prosedur Inseminasi Buatan adalah sebagai berikut: