Mohon tunggu...
Komunitas Cinta Bambu
Komunitas Cinta Bambu Mohon Tunggu... -

Mari bersama kita antisipasi Pemanasan Global (Global Warming) dengan menggunakan BAMBU secara optimal, serta kurangi pemakaian KAYU. Berbagai foto tentang pemanfaatan bambu bisa dilihat dengan Klik: http://tinyurl.com/BambuAwi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Arsitektur Vernakular Bambu

30 Januari 2011   00:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:04 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengeringan Tembakau Arsitektur Vernakular tumbuh dari arsitektur rakyat,yang lahir dari masyarakat etnik dan berjangkar pada Tradisi etnik. Dengan demikian Arsitektur tersebut sejalan dengan paham kosmologi, pandangan hidup, gaya hidup dan memiliki tampilan khas sebagai cerminan jati diri yang dapat dikembangkan secara inovatif kreatif dalam pendekatan sinkretis ataupun eklektis. Modernisasi dan kemajuan teknologi serta interaksi sosial ekonomi menuntut kehadiran Arsitektur yang mampu berdialog dengan tuntutan baru. Sinkretisme arsitektur vernakular Indonesia merupakan potensi yang memberi sumbangan pada "post modernisme" dalam tampilan arsitektur "Neo-Vernakular". Dengan demikian diharapkan Arsitektur Vernakular menjadi salah satu jembatan menuju evolusi arsitektur Indonesia modern yang tetap berjati diri dan berakar pada tradisi. [Wiranto] Proses pengeringan tembakau, di angin-anginkan dibawah keteduhan. Karena kebutuhan industri yang cukup besar, diperlukan banyak bangunan tempat pengeringan tembakau. Bangunan tersebut disatu daerah disebut Los, di daerah lain biasa disebut juga Godang. Struktur utamanya menggunakan bambu yang banyak tersedia disekitarnya. Bentuk bangunan cenderung panjang, berjendela dengan atap bernada rendah. Pengeringan mengandalkan pada ventilasi untuk membantu pemeraman tembakau. Hasilnya adalah bangunan besar dengan penampilan yang sangat khas. foto-foto lainnya, silahkan KlikDisini: Tobacco Barn

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun