Mohon tunggu...
Andika Gunadarma
Andika Gunadarma Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Motorcycle builder, Gamer & Graphic Designer | Work at hukumonline.com | lawyer - but not anymore | Lecturer | full-time husband

Selanjutnya

Tutup

Politik

99% Rakyat yang Membangun Negara

26 Juni 2014   15:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:49 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di negara manapun akan ada golongan 99% dan 1% tersebut.

Siapa mereka?

99% mereka adalah saya, anda dan kita semua. Kita semua yang setiap hari pagi pergi dari rumah untuk bekerja atau untuk menuntut ilmu. Kita semua yang setiap pagi pergi naik angkot, naik motor atau kalau punya sedikit rezeki lebih, naik mobil. Kita yang harus pergi sendiri ke kantor kelurahan untuk membuat KTP dan di rese' in sama petugas kelurahan. Kita yang perlu cari uang tambahan dengan mengojek, menjadi guru les privat atau mencari proyek sampingan, karena anak sakit atau hutang kartu kredit yang belum terbayar. Kita yang harus menyisihkan sedikit penghasilan untuk ditabung, just-in-case. Ya, saya, anda dan kita semua adalah 99%. Kelompok pekerja, atau dalam istilah kerennya "The Average Working Class", termasuk kerah putih (White Collar), yang bekerja di belakang meja.

Kelompok 1% sangat berbeda. Dunia mereka sangat jauh berbeda dengan kita, seberapa jauh berbeda? Begini, kalau anda lihat keluar dari kaca bus yang sedang anda tumpangi dan melihat sebuah mobil Mercedes Benz terbaru meluncur dengan seorang pria berdasi didalamnya.

Itu bukan 1%, itu hanya seorang white collar yang cukup sukses.

Tapi ketika anda lihat ke atas dan melihat sebuah helicopter sedang mendarat di puncak gedung, dan terlihat bahwa logo yang ada di badan heli tersebut sama dengan logo yang ada di gedung...itu salah satu dari kelompok 1%.

Menjadi kelompok 1% itu berarti mereka tidak hanya memiliki uang tapi juga kekuasaan. Kekuasaan atas bisnis, politik dan bahkan hukum. Kalau anda senang menemukan lembaran Rp. 10.000 di dalam kantung celana anda yang mungkin anda lupa, bagi mereka untuk merasakan sensasi yang sama itu adalah menemukan uang Rp. 50 juta yang tercecer. Mereka tidak pernah mengantri di bandara untuk check-in. Mereka tidak akan ditilang atau kena razia. Anak-anak mereka tidak perlu ikut SMPTN untuk masuk perguruan tinggi manapun, disini maupun di luar negeri. Sebagian besar dari mereka mungkin tidak pernah menginjakkan kakinya ke dalam bus kota. Mereka punya "orang" yang bisa mereka suruh untuk semua pekerjaan dan persoalan yang mereka hadapi.

Jangankan kendaraan yang mereka kendarai, pisang goreng yang mereka makan saja sudah berbeda harganya.

Anda pernah makan pisang goreng seharga Rp. 100.000 dua potong? Saya pernah. Seperti apa rasanya? Ya sama seperti pisang goreng yang lain, hanya tempat, harga dan siapa yang masak yang berbeda. (ditraktir kog...males banget kalo bayar sendiri).

Di semua negara di dunia akan selalu ada dua kelompok ini.

Apakah kelompok 1% ini jahat dan harus kita musuhi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun