Mohon tunggu...
Kristianus Noeng
Kristianus Noeng Mohon Tunggu... -

"Belajar dari ketidakadilan"

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Jakarta, Tempat Wisata (Monas) dan Catatannya

9 Juli 2016   19:41 Diperbarui: 9 Juli 2016   19:48 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta tak ubahnya sebuah medan magnet yang luar biasa. Semua orang dari berbagai daerah hingga luar Indonesia begitu antusias datang ke Jakarta.

Entah sekedar berlibur, menuntut ilmu atau mengadu nasib, namun pembangunan yang terpusat di Jawa (khususnya Jakarta), mulai dari jaman kolonial Belanda hingga sekarang, menjadi salah satu faktor kuat arus urban ke Jakarta.

Selain menjadi Ibukota negara, Jakarta juga merangkap sebagai Kota Industri, Kota Bisnis, Kota Pelajar, Kota Sejarah, Kota Wisata, Kota Seni dan Kota Mode. Tak pelak, Jakarta menjadi kota yang sangat kompleks.

Saat akhir pekan, tanggal merah, masa liburan panjang sekolah atau liburan hari raya, tempat-tempat wisata publik nan murah di Jakarta selalu menjadi favorit. Tempat-tempat wisata ini begitu murah, namun kadang membuat pengunjung "setengah mati" antri plus fasilitas pendukung minim.

Kalau dicermati, semua fasilitas sudah bagus, sayang hampir semua "tempat wisata publik murah ini" petugas cleaning service-nya tidak ada yang standby. Kesimpulannya, kesan "kebersihan" sangat terlihat kurang.

Coba kita lihat Monas hari ini! 

Mulai dari petugas cleaning service yang kurang. Kemudian antara pintu masuk parkir dan pintu masuk terowongan terlalu jauh, sementara mobil pengangkut pengunjung tidak sebanding.

Karena pengunjung begitu banyak, hari ini diberlakukan sistem buka tutup. Sayang di pintu masuk monas (menuju terowongan) tidak ada rumah atau setidaknya tenda sebagai pelindung terik matahari atau hujan.

Di dalam monas, tidak ada kantin. Sementara toilet di dalam tidak sebanding dan pasokan air kurang.
Terakhir lift menuju puncak monas cuma satu.

Tak pelak untuk sampai ke puncak, pengunjung memerlukan waktu 2-3 jam bahkan lebih! Pengunjung menjadi bertumpuk-tumpuk di sana.

Menurut saya, ada baiknya tarif tiket atau karcis dinaikkan, tetapi pelayanan harus ditingkatkan. Mobil pengangkut pengunjung diperbanyak, petugas cleaning service di perbanyak, didalam monas disediakan kantin, tempat masuk (menuju terowongan) dibuat rumah, minimal tenda untuk melindungi pengunjung dari terik matahari dan hujan. Kasian para lansia dan anak-anak.

Harga mahal, pelayanan sesuai, menurut saya adalah kewajaran atau kepantasan. Karena pengunjung mengharapkan kepuasan.

"Jangan murah, tetapi pengunjung sampai dibuat setengah mati."

Semoga pemda DKI Jakarta atau pihak terkait bisa menanggapi permasalahan ini.

Mudah-mudahan ini koreksi bagi kebaikan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun