Mohon tunggu...
Kristianus Noeng
Kristianus Noeng Mohon Tunggu... -

"Belajar dari ketidakadilan"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia Bermain Mata dengan Kelompok Abu Sayyaf?

4 Mei 2016   10:35 Diperbarui: 4 Mei 2016   12:33 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita semua patut berbangga karena semua sandera selamat, tetapi mengapa kisah sukses ini mengundang tanya?

Tulisan ini bukan hendak mengabaikan keselamatan dan nyawa sandera.

Tulisan ini bukan bermaksud tidak mengapresiasi hasil kerja (diplomasi total) pemerintah dan segala unsur anak bangsa yang terlibat dalam pembebasan 10 WNI sandera Abu Sayyaf.

Tulisan dengan judul ini ada, karena tidak sedikit yang meragukan bebasnya 10 saudara kita tanpa uang sepeser pun.

Mulai Minggu, 01 Mei media tanah air begitu ramai memberitakan 10 WNI sandera Abu Sayyaf bebas dan pernyataan pemerintah bahwa para sandera dibebaskan tanpa uang tebusan sepeser pun. Menariknya media-media Filipina malah menurunkan berita bahwa 10 WNI bebas, diduga kuat karena perusahaan pemilik kapal telah membayar uang sesuai tuntutan sebesar 50 juta Peso atau setara rp14 milliar.

Kita semua bangga tetapi semestinya informasi yang beredar, klop dengan pernyataan pemerintah Indonesia. Mengapa pihak otoritas Filipina malah enggan berkomentar soal tebusan ini?

Pemerintah Indonesia tidak mungkin membayar uang tebusan, tetapi pihak perusahaan pemilik kapal diduga kuat telah membayar uang tebusan.

Kalau dugaan ini dibantah, mungkin kisah sukses ini masih belum bisa diterima oleh akal logika beberapa pihak terutama Filipina. Kalau dugaan ini tetap dibantah, apakah Indonesia terjebak dalam permainan Abu Sayyaf. Terjebak karena pembebasan ini mengundang kecurigaan Filipina. Bermain mata dengan Abu Sayyaf karena membayar demi keselamatan sandera, yang secara tidak langsung mendukung para pemberontak yaitu kelompok Abu Sayyaf. Kalau tidak membayar, keselamatan sandera terancam. Namun membantah membayar akan selalu mengundang kecurigaan. Kisah sukses tanpa keterbukaan justru akan memberi pesan kepada Filipina untuk lebih berhati-hati terhadap Indonesia.

Kalau memang pihak perusahaan membayar, umumkan saja. Clear.

Pihak otoritas Filipina memang memberi akses masuk beberapa pihak Indonesia, namun skeptis sandera Abu Sayyaf lepas tanpa tebusan. Biasanya bebas tanpa tebusan, selalu diwarnai adanya kontak senjata. Biasanya bebas tanpa ada kontak senjata, itu pertanda karena sudah dibayar.

Jadi jangan terlalu publikasi di media, masih ada 4 WNI kita yang masih di sandera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun