Peran masyarakat juga sangat penting dalam mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi radikalisme. Masyarakat perlu melaporkan aktivitas mencurigakan dan memberikan informasi penting kepada aparat keamanan untuk membantu mengungkap potensi ancaman radikal.
Selain itu, pendekatan dialog dan pembelajaran yang berbasis pada toleransi dan keberagaman harus dipromosikan dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat harus mengajarkan nilai-nilai kebangsaan dan menghormati perbedaan pandangan, agama, dan budaya.
Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang bahaya radikalisme juga perlu ditingkatkan. Peningkatan pemahaman tentang paham radikal dan dampaknya dapat membantu masyarakat lebih responsif dalam menghadapi upaya-upaya radikal yang mencoba merusak keamanan dan persatuan negara.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat, upaya mengatasi radikalisme di Indonesia dapat menjadi lebih efektif dan berkelanjutan. Hal ini menjadi kunci untuk menjaga kestabilan dan keamanan negara serta membangun masyarakat yang inklusif dan toleran.
 Peran Pendidikan dalam Menghadapi Ancaman Radikalisme
Pendidikan sebagai Sarana Pencegahan Radikalisme
Pendidikan memainkan peran kunci dalam mencegah radikalisme di kalangan generasi muda. Sekolah dapat menjadi tempat untuk membentuk pemahaman yang inklusif dan mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan, perdamaian, dan toleransi. Dalam lingkungan pendidikan, penting untuk mengajarkan siswa tentang keragaman budaya dan agama serta nilai-nilai kebangsaan yang mempersatukan.
Selain itu, pendidikan harus memberikan pemahaman tentang bahaya radikalisme dan dampaknya pada masyarakat. Pendidikan yang memaparkan realitas radikalisme secara objektif dapat membantu siswa menyadari pentingnya mencegah penyebaran paham ekstrem dan merespons tindakan radikal dengan cara yang lebih konstruktif.
 Kurikulum dan Pendekatan Pendidikan yang Relevan untuk Mengatasi Radikalisme
Pengembangan kurikulum yang relevan menjadi kunci dalam mengatasi radikalisme. Kurikulum harus mencakup pembelajaran tentang keberagaman, dialog antarbudaya, pemahaman tentang agama dan kultur, serta etika dan moral yang mencakup sikap saling menghormati dan bekerja sama.
Pendekatan pendidikan yang aktif, partisipatif, dan berbasis keterampilan (skill-based) juga efektif dalam menghadapi radikalisme. Siswa harus didorong untuk berpikir kritis dan menganalisis informasi yang mereka terima dari berbagai sumber, termasuk media sosial. Pendidikan yang berfokus pada pemahaman konteks sosial dan politik di Indonesia dan dunia juga membantu siswa memahami akar masalah radikalisme.
Pelibatan Orangtua dan Guru dalam Mengenali dan Menghadapi Tanda-tanda Radikalisme