Mohon tunggu...
Dr Kurniasih Mufidayati MSi
Dr Kurniasih Mufidayati MSi Mohon Tunggu... Dosen - Politisi

Anggota Komisi IX DPR RI (Kesehatan, Ketenagakerjaan, Pengawasan Obat dan Makanan) Fraksi PKS

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Apa yang Menjadi Tantangan Kualitas Kesehatan di Indonesia?

13 November 2019   22:46 Diperbarui: 14 November 2019   05:38 4789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kenaikan iuran kesehatan. (sumber: kompas/Didie SW)

Dalam hal AKI ini, Indonesia bahkan menempati urutsan terendah kedua setelah Kamboja diantara negara-negara ASEAN. Indikator yang juga mengalami penurunan dalam Riskesda adalah cakupan imunisasi dasar yang menurun dari 59,2% di 2013 menjadi 57,9% di 2018. Ini menunjukkan kampanye untuk imunsasi dasar bagi bayi masih belum cukup efektif mencapai sasaran.

Selain persaoalan kesehatan akibat faktor kemiskinan dan daya beli, Indonesia juga masih menghadapai persoalan dengan penyakit menular, khususnya paru. 

Meskipun kampanye untuk memberantas penyakit TB Paru dan pelayanan pengobatan untuk penyakit TB Paru ini terus diupayakan, namuan dalam 5 tahun tidak terjadi perbaikan yang signifikan. 

Hasil Riskesda menunukkan Prevalensi TB Paru berdasarkan diagnosis dokter tidak mengalami pergeseran dari 2013v ke 2018b yakni sebesar 0,4%. Sementara prevelensi pneumonia justru meningkat dari 1,6% menjadi 2%. Kualitas udara yang makin buruk akibat polusi, hunian yang tidak layak dan kebakatran hutan yang terus melanda sebagian wilayah Indonesia akan semakin memperberat persoalan kesehatan paru ini.

Penyakit KekiniaAkibat Gaya Hidup

Pada saat penyakit menular masih menghantui, penyakit akibat gaya hidup justru menunjukkan prevelensi meningkat. Prevelensi kanker meningkat dari 1,4% menjadi 1,8% dan penyakit kanker ini tidak lagi mengenal kelas ekonomi maupun kelompok usia. 

Prelevensi penyakit stroke yang juga disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat juga meningkat cukup tajam dari 7% mennadi 10,9% dalam 5 tahun. Peningkatan yang tinggi juga terjadi pada prevelensi hipertensi yang naik hampir 10% dalam 5 tahun dari 25,8% menjadi 34,1%. 

Peningkatan prelevesi terjadi pada hampir semua jenis penyakit yang terutama disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat seperti penyakit ginjal kronik, diabetes melitus dan obesitas. 

Prelevensi obesitas ini cenderung terus men ingkat signifikan dalam 10 tahun terakhir dan berpotensi akan meningkatkan provelensi pentyakit lain yang timbul akibat obesitas ini. Peningkatan prevelensi penyakit yang bisa disebut kekinian ini tentunya berpotebsi akan semakin membebani pembiayaan upaya kuratif untuk penyakit-penyakit tersebut.

Hal yang memprihatinkan adalah sejalan dengan peningklatab prelevensi penyakit tidak menular, sumber-sumber penyebab penyakit ini jiga menunjukan prelevemsi yang meningkat dan pada usia yang semakin muda. 

Prevelensi merokok pada usia remaja (10-18 tahun) terus meningkat dalam 5 tahun dari 7,2% pada 2013 mennadi 9,1% pada 2018. Hal yang sama terjadi pada prevelensi konsumsi minuman beralkohol yang meningkat dari 3% menjadi 3,3%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun