Dengan deteksi dini, penderita glaukoma jadi memiliki kesempatan untuk menjalani pengobatan dan/atau operasi yang dapat mencegah perburukan kerusakan saraf optik  mata sehingga memperlambat hilangnya penglihatan atau kebutaan.
Penderita yang melakukan perawatan sedari dini memiliki potensi lebih besar untuk mempertahankan penglihatannya hingga sekitar 20 tahun. Inilah salah satu bukti pentingnya pemeriksaan mata secara komprehensif dilakukan secara regular.
Pemeriksaan mata idealnya dilakukan  setiap 1-2 tahun sekali. Terlebih lagi, jika sudah berumur 40 tahun ke atas atau memiliki riwayat glaukoma dalam keluarga.
Dalam pemeriksaan glaukoma, dokter akan menanyakan faktor-faktor risiko seperti riwayat keluarga, penyakit lain yang dimiliki misal diabetes, obat –obatan yang dikonsumsi seperti steroid dan sebagainya. Dilanjutkan dengan pemeriksaan dengan alat.
Umumnya pemeriksaan glaukoma dengan alat meliputi:
- Tonometer, mengukur tekanan bola mata atau intraokular
- Pakimetri, mengukur ketebalan kornea
- Perimetri, mengukut luas lapang pandang
- Hingga Tomografi Koherensi Optik atau Optical Coherence Tomography (OCT), mengambil gambar yang dapat  mendokumentasikan kerusakan yang ada pada saraf optik.
Jika glaukoma terdeteksi, penanganannya meliputi pengobatan, tindakan laser, operasi, atau kombinasi dari antara ketiganya. Namun ingat, penanganan ini sifatnya menyelamatkan penglihatan yang masih ada (tersisa).
Penglihatan yang sudah hilang karena glaukoma tidak dapat dikembalikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H