Mohon tunggu...
Kwee Minglie
Kwee Minglie Mohon Tunggu... lainnya -

Motto : Hiduplah bermanfaaat bagi orang banyak

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mungkinkah TKA China Cari Kerja di Indonesia?

25 Desember 2016   14:44 Diperbarui: 25 Desember 2016   15:17 1294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tenaga Asing, khususnya yang dari China menghangat diberita media, seolah-olah ada jutaan yang telah masuk, apalagi mendengar di Youtube dari tokoh keras, yang seolah-olah negeri Tiongkok mau menjajah Indonesia, melalui pulau-pulau reklamasi di pantai utara Jakarta. Issiu berkembang membuat perhatian dari semua pihak, khususnya DPR dan oknum yang mencari celah untuk menjatuhkan pemerintah Jokowi yang membuka kebijaksanaan bebas visa bagi negara-negara tertentu khususnya China untuk merebut touris dari tirai bambu, dengan terget 10-20 juta pertahun.

Mungkinkah dengan kebebasan visi untuk negeri China akan menyusup tenaga asing liar yang mau bekerja dan mencari nafkah kehidupan di Indonesia ? sangat dirasakan mustahil jika diukur untuk memperoleh perbaikan hidup dinegeri orang. Karena tenaga di China sendiri saat ini sudah diatas UMR di Indonesia. jika ukuran tenaga buruh sangat kecil kemungkinannya. Nah yang mungkin adalah tenaga ahli, ini sangat tergantung perusahaan China yang berinvestasi di Indonesia, jika ukuran ahli yang bisa dipenuhi oleh orang Indonesia, saya rasa gajinya akan lebih kecil jika dibanding perusahaan China mendatangkan dari China, karena mustahil mereka mau datang dengan gaji lebih kecil.  Kecuali tenaga ahli yang memang belum dikuasai oleh orang Indonesia, barulah mereka membawa sendiri.

Kemungkinan lain jika investasi di bidang properti, sangat dirasakan investor China cukup dengan tenaga top manager, tidak mungkin menggunakan tenaga bangunan kasaran dari China. Yang pasti gajinya tidak sebanding. Sebagai informasi, saat ini perusahaan China banyak investasi diluar China, karena salah satu sebab tenaga kerja di China sudah tidak lagi murah.  

Ada kekuatiran penduduk China beli properti atau Apartmen di Indoneisa, itu juga sangat tergantung apakah Indoneisa mengijinkan orang asing beli properti, jika tidak ada mangapa harus takut ? kemudian apa gunanya mereka beli rumah jika bukan karena ada investasi. Mungkinkah buruh-buruh kasar beli rumah atau apartmen mewah di Indonesia ? Itu hanya kekuatiran yang berlebihan. Apakah PKI di Indonesia akan hidup karena masuknya orang China ? Untuk diketahui saja bahwa China saat ini bukan lagi negeri Komunis, melainkan sudah masuk negeri kapitalis, hanya namanya komunis saja dipertahankan, sebagai sejarah yang telah membangkitkan negeri tirai bambu ini.

Meraka memiliki jiwa dagang, mencari keuntungan sebagai tujuan utama, jadi untuk hidup cara komunis sudah lenyap dari pikiran mereka, apalagi kebebasan diberikan untuk mereka berkunjung keluar negeri, membuktikan bahwa cara lama sudah tidak berlaku. Touris China menggemparkan dunia Eropa, sekali satu perusahaan bisa kirim ribuan bahkan puuhan ribu  karyawan untuk jalan-jalan, sampai-sampai kewalahan hotel menerima tamu-tamu itu. Mereka belanjakan uangnya dengan begitu mudah untuk memberi masukan devisa di negeri Eropa.   Apakah itu jiwa komunis ? orang bule itu sampai geleng-geleng kepala. Begitu juga terjadi di Australia dan manca negara lainnya. Jika Indonesia mengharapkan 20 juta manusia datang dari China untuk merekrut touris, bukan impian dan sangat mudah. Yang penting kita siap untuk segala-galanya.

Menurut data keimigrasian dan penjelasan Presiden Jokowi, bahwa tenaga China sekitar 21 ribu orang, sangat kecil memang jika dibanding TKI indonesia yang menyerbu di Singapore atau Hongkong dan Malaysia.     jadi janganlah diributkan yang seharusnya tidak perlu, tetapi yang lebih penting diabaikan, padahal yang diabaikan itu merongrong kita sulit keluar dari kemiskinan. 

Menurut sejarah Tiongkok, bahwa negeri ini bukan negeri penjajah, yang benar mereka itu adalah kelompok pedagang yang sangat ulet dimanapun mereka berusaha. Otak dagang mereka mengalahkan hampir semua bangsa didunia. Pepatah yag mengatakan bahwa orang China tidak takut berpuluh ribu kesulitan, melainkan takut jika terjadi sesuatu yang diluar dugaan, maka mereka selalu memprtimbangkan sesuatu yang tidak terduga itu dengan cermat, dampak terburuk diantisipasi sungguh sungguh. Inilah yang membentuk orang China itu memiliki karakter yang ulet dengan semangat kerja, kerja, dan kerja terus tidak mengenal lelah.

Sesungguhnya yang ditakutkan oleh kita adalah lemahnya pengawasan, oleh sebab itu sudah tepat jika pungli itu diawasi ketat dan melekat, supaya mental pungli tidak terjadi. jika baru-baru ini tersebar ada penolakan masuknya pengunjung dari China, itu hasil dari pengawasan pungli, karena sebelumnya sudah bukan rahasia pendatang dari China itu selalu menyelipkan uang dalam pasportnya saat didepan oknum petugas imigrasi.  Penulis pernah menyaksikan kejadian itu didepan mata dan merupakan pembicaraan pendatang satu dan lainnya untuk menyiapkan uang dan diselipkan dalam pasport. Sangat tepat jika presiden Jokowi membentuk team khusus untuk pemberantasan pungli.

Jika ada yag mengkritisi, hanyalah sekelompok yang merasa kehilangan pendapatan semata-mata dari uang pungli. Pungli merupakan salah satu revolusi mental yang sesungguhnya, karena dalam hal kecil tidak setia, bagaimana mungkin bisa dipercaya dalam hal besar ? Korupsi besar hanya segelintir orang yang bisa dihitung, namun pungli melibatkan jutaan manusia yang terlibat langsung dengan kebutuhan mesyarakat. Sadarkah kita ?

Undang-undang sudah cukup baik, pelaksanaanya yang sangat lemah, maka selama mental tidak diperbaiki, jangan diharap Indonesia akan menjadi bangsa besar yang disegani oleh manca negara. seharusnya kita berterima kasih dan mendukung program Jokowi yang sangat sadar, memperbaiki secara mendasar itu sangat penting, sehingga harus dikomandoi dirinya, karena fondasi yang buruk bangunan diatasnya tidak akan bertahan kokoh.  

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun