Mohon tunggu...
Kwee Minglie
Kwee Minglie Mohon Tunggu... lainnya -

Motto : Hiduplah bermanfaaat bagi orang banyak

Selanjutnya

Tutup

Politik

Latah Kumpul KTP

14 Maret 2016   12:21 Diperbarui: 14 Maret 2016   13:01 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pilkada tahun 2017 membuat suasana panas hanya karena Ahok memutuskan ikut jalur independen yang digalang oleh teman-teman Ahok, dengan mengumpulkan KTP pendukung, karena merupakan salah satu syarat bagi calon independen. Pengunmpulan KTP bukan hal mudah, karena syarat cukup berat bagi jalur independen, saat teman AHok mulai bekerja, banyak yang sinis, mana mungkin bisa mengumpulkan KTP satu juta ? bahkan AHok sendiri meragukan hal itu.  Pengalaman sudah menunjukan sebelum Ahok, sudah ada yang memilih jalur independen. 

Anehnya, angin itu berubah arah nampaknya jalur independen mendapatkan respon kuat, bisa dibaca dimana parpol merasa takut bakal adanya deparpolisasi. Parpol dan calon independen lain mulai bermunculan mau ikut jejak teman Ahok yaitu mengumpulkan KTP. misalnya Yusril katanya mau kumpulkan KTP melalui mesjid-mesjid, padahal Yusril adalah pemilik partai PBB.  Partai Gerinda tidak mau kalah mau kumpulkan KTP dua juta. apa maksud Gerinda kumpulkan KTP untuk jalur independen, hanya mereka yang tahu, karena sebagai partai seharusnya tidak ambil jalut independen bukan ? Tetapi ini sudah menjadi strategi Gerinda. apakah ikutan latah atau memang merasakan bahwa bakal terjadi deparpolisasi karena sudah kurang dapat sambutan dari masyarakat. mungkin yang bisa jawab Fadli Zon sebagai salah satu tokoh Gerinda. 

Latah kumpul KTP bagi calon pilkada bagi parpol ataupun tokoh dan petinggi parpol, menjadi issiu baru saat ini, apakah itu menandakan mau kiamatnya parpol atau melihat teman Ahok bisa, kenapa yang lain tidak bisa, maka ikutan berlomba-lomba gunakan jalur independen dengan mengumpulkan KTP pendukung. Hasil yang dikumpulkan teman Ahok jumlahnya sudah melampaui suara parpol-parpol di DKi selain PDIP, apakah ini yang menjadikan parpol-parpol merinding ?  

Semoga latah kumpul KTP, tidak berimbas pada deparpolisasi, ketakutan menjadi kenyataan. Sangat diyakini deparpolisasi sangat tidak diinginkan dalam membangun bangsa dan negara. seyoganya parpol bisa cepat mawas diri, mengapa jalur independen bisa bertumbuh, bertepatan dengan pernyataan Ahok memilih jalur ini. Jawabannya karena Ahok merupakan symbul perubahan. lebih tepat saat ini pemimpin harus latah dengan perubahan dengan pemerintahan bersih, tegas dan transparan berdiri diatas hukum dan konstitusi, maka masyarakat akan bekerja keras untuk satu perubahan yang nyata. 

Figur Ahok yang cepals ceplos hanya pada mereka yang menolak perubahan,  figur ini  memang dibutuhkan dalam satu perubahan dan rakyat bisa menerimanya,  namun jika itu sudah terbentuk, maka penerusnya yang pasti figurnya bukan Ahok lagi.  Sesungguhnya jika parpol cerdik, bisa memanfaaatkan diri AHok untuk menaikan kepercayaan masyarakat pada parpol. langkah ini sudah diambil Nasdem. setidaknya respon masyarakat pada Nasdem otomatis meningkat. zaman ini bukan lagi mempertahankan harga diri, melainkan rendah diri melayani rakyat sebagai pelayan yang setia dan taat akan konstitusi, yakinlah dukungan rakyat akan meningkat dan bukan zaman lagi rakyat hanya disuguhi janji-janji, melainkan bukti kerja nyata itulah yang dijadikan ukuran dari dukungan rakyat.   

Sekiranya latah kumpul KTP, akan berubah menjadi latah untuk perubahan nyata bagi rakyat, bukan janji palsu, melainkan kerja nyata yang bisa dinikmati langsung oleh rakyat.  

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun