Mohon tunggu...
Kwee Minglie
Kwee Minglie Mohon Tunggu... lainnya -

Motto : Hiduplah bermanfaaat bagi orang banyak

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Hikmat -Bijak Yang Sakti, Ahok Pendekar Yang Sakti

30 September 2014   23:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:53 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika kita melihat track record Jokowi – Ahok sejak menjadi DKI-1 & 2, merupakan pasangan yang kompak namun memiliki karakter beda. Satunya kalem tegas, lainnya meledak-ledak tegas. Sama-sama memiliki kemampuan eksekusi yang luar biasa. Seolah-olah keduanya memiliki kesaktian yang bisa menyenangkan rakyat yang dipimpinnya. Namun menjadi musuh dan dibenci oleh oknum yang hanya mementingkan diri dan memperkaya diri melalui berbagai cara yang ujung-ujungnya mencuri uang rakyat.

Nampaknya kedua orang ini pasangan yang serasi dan tidak bisa dipisahkan satu dan lainnya. dengan dicalonkannya Jokowi oleh PDIP untuk capres, timbul berbagai pro dan kontra. Tergantung dari segi mana melihat dan menapsirkannya. Sepak terjang selama hampir 2 tahun, melihatkan duet yang luar biasa dan tidak pernah ada dalam sejarah Indonesia. keduanya pilihan rakyat dan bukan dari petinggi parpol. Hanya kebetulan ada kendaraan yang mau ditumpangi mereka berdua menuju DKI-1 dan 2.

Keduanya belum pernah mimpi jika Jokowi akan menjadi presiden dan Ahok  menjadi DKI-1. Inilah kehendak alam, jika tidak berlebihan adalah pengaturan Tuhan kepada mereka berdua untuk melakukan suatu perubahan lebih menyeluruh  yang menyangkut nasib seluruh bangsa Indonesia.

Mengapa keduanya harus  dipisah ? padahal merupakan pasangan kuat yang tidak pernah ada tandingannya ?  bukankah itu merupakan suatu kehilangan  bagi DKI ? Penulis melihat ada keajaiban yang sudah diatur oleh yang memiliki Jagad. Menurut penulis ini adalah saatnya Indonesia harus bangkit dari keterpurukan selama ini. Melalui kedua orang ini Indonesia akan dibangkitkan menjadi negara kuat, rakyat yang sejahtera.

Jokowi dan Ahok dipisahkan ada tugas lebih besar untuk menuju perubahan. Karena Indonesia bukan hanya DKI, melainkan dari Sabang sampai Merauke yang membutuhkan perhatian dari mereka berdua, untuk meraih kesejahteraan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia.  Mari kita melihat sejenak :

Peran Jokowi menjadi orang nomer satu republik  ini, karena Jokowi memliki hikmat dan bijak yang sakti, karena itu dia dipilih menjadi orang nomer satu. Hikmat dan bijaknya dibutuhkan oleh bangsa yang terdiri dari Bhineka Tunggal Ika, untuk menyatukan itu Indonesia belum terwujud dengan sempurna, butuh seorang yang berwawasan luas dan berwawasan kebangsaan kuat. Memahami penderitaan rakyat dan membuat kebijkasanaan yang mensejarterakan seluruh bangsa. Talenta ini dimiliki oleh Jokowi, dengan sepak terjangnya bisa terbaca sejak menjadi walikota Solo, Gubernur DKI. Begitu saktinya  keberhasilan itu dirasakan oleh rakyat yang dipimpinnya. Walaupun itu masih dalam lingkup lokal. Pepatah mengatakan dalam hal kecil dia bisa dipercaya, maka hal lebih besarpun bisa dipercaya dan sanggup melakukannya. Sebaliknya jika hal kecil saja ia gagal, bagaimana mungkin hal besar bisa dipercaya ?  Itulah sebabnya negara ini harus dipimpin orang serupa Jokowi. Karena kita sudah menderita cukup lama, kebhinekaan kita sudah hancur, apalagi dalam alam demokrasi, diinjak-injak tanpa ada hukum yang bisa mengatasinya. Pembiaran seolah-olah semua itu benar. Untuk menyatukan kembali nusantara yang luas ini, alam / Tuhan memilih Jokowi. Karena dia seorang yang bijak / berhikmat , jujur, berani dan tegas dalam bertindak.

Peran Ahok, menjadi DKI-1, merupakan kebalikan Jokowi, ia seorang yang meledek-ledek namun sakti. Sama-sama memiliki kesaktian untuk mewujutkan perubahan, namun sama sekali berbeda cara dan tindakannya. Mengapa Ahok harus DKI-1, karena DKI banyak sekali bandit-bandit, mafia dan preman bahkan semua koruptor berkumpul di ibu kota Jakarta. Dari yang terkecil (pengemis, pkl ) sampai tinggat berdasi ( oknum birokrat, penegak hukum sampai perwakilan rakyat ). Siapakah yang mampu memberantas itu semua ? DKI cermin dari daerah lain, jika tidak dibersihkan dari semua bandit-bandit, mafia dan preman-preman , bagaimana mungkin bisa menjadi cermin atau contoh?  Oleh sebab itu Ahok lah pendekar yang sakti itu. Ia menjadi lakon untuk memberantas, sekaligus mampu meraih hati rakyat dan menciptakan kesejahteraan. DKI merupakan ujian bagi keberhasilan Jokowi memimpin negara ini. Oleh sebab itu membutuhkan seorang Ahok yang mempu menjadi aktor yang sempurna. DKI tidak bisa dipimpin dengan bijak saja, hanya dipandang sebelah mata oleh bandit-bandit , mafia dan preman-preman. Butuh pendekar yang berani melawan. Pendekar itu haruslah orang yang berani, jujur, taat akan konstitusi, yang  bersih tidak ber-kkn. Ahok lah orangnya karena ia akan membela itu sampai matipun dia rela. Tidak heran Ahok dipisahkan dari Gerinda karena alam menghendaki Ahok tidak terikat oleh siapapun, siapa sangka karena pilkada oleh DPRD, Ahok keluar dari Gerinda karena ditegor hati nuraninya sendiri.

Penulis melihat kedua orang ini adalah pasangan yang mampu menjalankan tugas jauh lebih besar yaitu membangun negara ini dengan baik.  Kedua orang ini sama-sama dibenci oleh birokrat yang mempertahankan status quo serta koruptor yang mengerogoti negara dengan serakah. Keduanya memegang amanah dari rakyat secara langsung, dipanggil Tuhan untuk mengembalikan negara ini pada keempat pilar bangsa ini.

Mereka berdua seolah-olah dipisahkan, sesungguhnya mereka disatukan lebih kuat, karena dengan Jokowi sebagai presiden, dan Ahok sebagai Gubernur DKI, maka lengkaplah peran mereka berdua untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh bangsa Indonesia. Kedua pasangan ini bukan terjadi kebetulan, sesungguhnya mereka sudah memperlihatkan peran masing-masing dari daerah masing-masing. Seperti ungkapan yang pernah diucapkan Jokowi, bahwa mereka berdua memiliki visi yang sama, maka mereka dipersatukan untuk mewujudkan visi yang sama yaitu mensejahterakan rakyat dan bebas dari penindasan oknum yang megatasnamakan rakyat namun memperkaya diri dengan cara sangat serakah.  Inilah kedua pasangan yang ber hikmat- bijak dan pendekar yang sama-sama sakti dalam wewujudkan impian Indonesia Baru. Keduanya memiliki musuh yang sama yaitu kelompok yang pro status quo dan para koruptor yang merasa kebakaran jenggot dengan sikap dan cara keduanya bertindak dalam membersihkan kotoran-kotoran yang membuat bangsa ini bernoda. Tidak heran mereka selalu membuat ulah-ulah supaya keduanya gagal dengan berbagai fitnah. Jokowi dikatakan antek asing, boneka dll.  Ahok dikatakan kutu loncat, cina, Kristen, tidak santun dll. Tetapi rakyat sudah jatuh hati kepada keduanya, fitnah apapun sudah tidak berlaku, bahkan rakyat mulai sadar  dan menjauhi mereka.

Jokowi - Ahok keduanya memiliki kesaktian yang mampu mewujutkan mimpi rakyat. Percayalah mereka sakti karena ada dukungan rakyat, siapapun yang melawannya, tentu akan berhadapan langsung dengan rakyat yang memilihnya. DPR / DPRD boleh bermain dan bersekongkol, namun jangan mencoba menghalangi program yang pro rakyat yang sudah dipaparkan, karena rakyat akan mengawali itu semuanya. Jika DPR dan DPRD adalah pilihan rakyat, mengapa rakyat tidak bisa membubarkannya jika tidak lagi pro rakyat. Boleh memusuhi Jokowi – Ahok, namun jangan mencoba  memusuhi program yang diusung  Jokowi – Ahok untuk rakyat – nya, karena itu akan sama menyakitkan hati rakyat.  Pertanyaannya jika Jokowi – Ahok adalah tulus dan jujur dalam memimpin negara ini, kenapa ketegasannya dipermasalahkan ? tentu ada penyebab yang hanya diketahui oleh yang anti Jokowi dan Ahok. Jangan hanya menggunakan kalimat-kalimat yang fitnah, karena itu akan lebih dibenci dan dijauhi oleh rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun