Selain itu seorang fisikawan yang berasal dari Selandia Baru yang bernama Rutherford, merupakan seorang ilmuwan yang telah menempuh pendidikannya bersama dengan J. J. Thomson pada universitas ternama yaitu Universitas Cambridge, dimana Rutherford akhirnya menetapkan untuk memakai partikel dalam menyelidiki struktur atom.Â
Ekperimen atau percobaan yang dilakukan oleh Rutherford adalah sebuah percobaan yang memanfaatkan kertas emas serta logam lainnya yang memiliki karakteristik sangat tipis yang nantinya akan digunakan sebagai partikel dari radioaktif.
Pada penelitian yang ia lakukan ini, dia mendapatkan bahwa sebagian dari partikel menembus foil, dengan cara dibelokan ataupun dengan defleksi. Rutherford akhirnya menjeaslan hasil yang ia dapatkan dalam melakukan eksperimen tersebut, ia mengatakan bahwa sebagian besar dari atom itu harus berwujud ruang kosong.
Hal ini lah yang menjadi penjelasan mengenai mengapa sebagian partikel dapat melewati foil emas yang digunakan pada percobaan tadi. Atom atom ini mempunyai muatan positif, yang terletak pada inti pusat atom, yang disbeut dengan nukleus.Â
Partikel yang memiliki muatan psotif ini diberikan nama sebagai proton. Setiap muatan postif atau proton ini mempunyai jumlah muatan yang sama seperti elektron, serta massa dari proton ini adalah 1,,6262 x 10-24g yang berkisar 1840 x massa yang dimiliki oleh elektron yang memiliki muatan yang berlawanan dengan proton.
Teori mengenai model dari struktur atom yang dikemukakan oleh Rutherford meninggalkan sebuah pertanyaan yang belum bisa dipecahkan oleh Rutherford. Rutherford mengetahui hydrogen merupakan atom yang memiliki bentuk paling sederhana hal ini dikarenakan atom hydrogen mempunyai satu proton serta ada atom helium yang mempunyai dua proton.Â
Sehingga, berdasarkan hal tersebut maka rasio yang harus dimiliki dari massa atom helium jika dibandingkan dengan massa atom hydrogen adalah 2:1. Akan tetapi, rasio dari massa atom hydrogen dengan massa atom helium yang sebenarnya adalah 4:1. Alasan yang diberikan oleh Rutherford dan ilmuwan lainnya terkait dengan perbandingan massa tersebut adalah bahwa adanya jenis dari partikel subatomic lain yang berada di dalam inti atom.
Namun, seorang ilmuwan yang bernama James Chadwick berhasil memberikan bukti mengenai permasalahan tersebut. Chadwick melakukan percobaan dengan memborbardir sebuah lembaran berilum yang tipis dengan partikel partikel, radiasi energi yang dipancarkan sanbat tinggi dan bisa dikatakan mirip dengan sinar yang dipancarkan oleh suatu logam.
Pada percobaan selanjutnya yang dilakukan, sinar yang dipancarkan merupakan sinar yang tersusun dari jenis jenis partikel subatom ketiga. Jenis partikel subatom itu diberikan nama sebagai neutron oleh Chadwick, hal ini dikarenakan adanya bukti bahwa partikel netral itu mempunyai massa yang lebih besar dibandingkan dengan proton.
Berdasarkan definisinya, neutron merupakan partikel subatomic yang memiliki muatan netral dan neutron ini ditemukan pada inti yang dimiliki semua atom, selain hydrogen. Massa yang dimiliki oleh neutron adalah 1,008665 sma, satuan dari massa atom.Â
Pada peluruhan beta, neutron bisa berubah menjadi, elektron atau proton, dimana hal ini disebut dengan nucleon. Neutron ini juga sangat penting karena neutron dapat menentukan isotop dari sebuah unsur. Semisalnya jika karbon bersama dengan neutron yang berjumlah 6 adalah karbon berjumlah 12, namun jika ditambahkan dengan dua neutron lagi maka, karbon 12 bisa berubah menjadi karbon berjumlah 14.