Mohon tunggu...
KM6 SDN1Bojong
KM6 SDN1Bojong Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program MBKM

Mahasiswa Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Kampus Mengajar Angkatan 6 SD Negeri 1 Bojong

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Voor Bojong: Temukan Pengendalian Siswa Melalui Literasi di Sekolah

28 September 2023   16:01 Diperbarui: 28 September 2023   16:21 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram: @km6_sdn1bojong

Dalam euforia kemajuan abad ini, pengendalian siswa di sekolah telah mengalami perubahan yang signifikan, dengan mengharuskan pendekatan dalam taraf inklusif, responsif, serta berfokus pada pengembangan pribadi siswa. Tentu ini menjadi fokus utama dalam dunia pendidikan. Dengan meningkatnya kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik telah mengharuskan adanya evaluasi dan memperbaharui pendekatan yang digunakan dalam mengelola kelas. 

Sebagai upaya untuk mencapai pengendalian siswa yang efektif, literasi telah memegang peran penting dalam dunia pendidikan. Literasi, dalam konteks pendidikan bukan hanya sekedar kemampuan membaca dan menulis, lebih jauh dari itu, literasi merupakan alat yang kuat guna mengendalikan siswa disekolah. Literasi membuka pintu akses siswa terhadap pengetahuan, peningkatan pemahaman, serta pemberdayaan siswa guna mengasah kemampuan nalar berpikir kritis. 

Didalam pengembangan literasi siswa itu sendiri, kita dapat melihat serta menggali lebih jauh lagi mengenai bagaimana literasi dapat menjadi instrumen vital dalam mencapai tujuan pengendalian siswa yang berkesimbungan.

Apa itu Literasi?

Literasi merupakan seperangkat kemampuan dalam mengidentifikasi, memahami, menilai, membuat, memproses, dan berkomunikasi dengan berbagai jenis teks dalam konteks berbagai konten (UNESCO: 2006). David Olson pada tahun 1996 mengemukakan literasi sebagai kemampuan untuk menggunakan simbol-simbol tertulis dalam kegiatan sosial yang memerlukan pembacaan dan penulisan.

Dari dua definisi literasi di atas, dapat kita cermati bersama bahwasanya literasi merupakan kemampuan dasar dalam dunia pendidikan juga kehidupan nyata. Ini berarti literasi lebih dari sekedar membaca dan menulis. Lebih jauh dari itu semua, literasi berisikan mengenai tentang pemahaman, pemikiran kritis, serta kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai jenis teks dalam berbagai konteks kehidupan nyata.

Miskonsepsi yang terjadi pada Literasi

Dalam upaya penerapan literasi, banyak ditemukan miskonsepsi mengenai literasi itu sendiri. Adapun berikut miskonsepsi tentang penerapan literasi:

1.“Literasi hanya tentang membaca dan menulis”
Miskonsepsi ini mengabaikan fakta bahwa literasi juga melibatkan pemahaman yang mendalam terhadap informasi, analisis kritis, dan kemampuan berkomunikasi secara efektif

2.“Literasi adalah kemampuan yang hanya diperlukan di sekolah”
Literasi penting dalam semua aspek kehidupan, termasuk di luar sekolah, seperti di tempat kerja, dalam pengambilan keputusan sehari-hari, dan dalam interaksi sosial.

3.“Literasi adalah kemampuan baca tulis yang tidak mengalami perkembangan”
Literasi adalah kemampuan yang berkembang sepanjang hidup seseorang. Orang dapat terus meningkatkan literasinya seiring waktu.

4.“Literasi itu sama dengan hapalan”
Literasi lebih tentang pemahaman, penerapan, dan evaluasi informasi daripada sekadar menghafalnya.

5.“Literasi itu tanggung jawab individu”
Literasi juga adalah tanggung jawab masyarakat dan sistem pendidikan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan literasi.

Apa saja Unsur Penunjang Literasi?

Dalam mendukung dan membantu penerapan literasi, maka diperlukan suatu unsur penunjang didalamnya. Berikut unsur penunjang liteasi:

1.Pendidikan. Sistem pendidikan yang efektif serta akses ke pendidikan yang memiliki mutu tinggi merupakan unsur kunci dalam pengembangan literasi. Pendidikan formal membantu individu dalam memahami dasar-dasar membaca, menulis, serta memahami informasi.

2.Buku bacaan. Ketersediaan buku sebagai sumber bacaan sesuai dengan minat siswa merupakan unsur penunjang yang penting. Hal ini memotivasi siswa dalam membangun kebiasaan baik melalui membaca sebagai bagian dari penerapan literasi.

3.Dukungan dari keluarga atau kerabat terdekat. Keluarga sebagai satuan lingkungan terkecil siswa memiliki intensitas yang tinggi dalam memengaruhi pola kehidupan siswa. Ini berarti keluarga yang mendorong siswa untuk menumbuhkan literasi di rumah, memiliki pengaruh besar dalam kemampuan literasi siswa.

4.Lingkungan yang literat. Lingkungan yang diperkaya dengan bahan bacaan, seperti perpustakaan, juga berperan penting dalam meningkatkan literasi. Akses ke perpustakaan dan aktivitas literasi komunitas dapat membantu peningkatan mutu literasi bagi siswa.

5.Teknologi dan Akses Internet. Dalam era digital, akses ke teknologi dan internet dapat membantu dalam memperluas akses ke informasi dan sumber literasi online.

6.Kesadaran akan urgensi literasi. Kesadaran akan pentingnya literasi, termasuk literasi finansial, literasi media, dan literasi digital, membantu individu mengidentifikasi kebutuhan mereka dalam domain literasi yang berbeda.

7.Pengalaman Praktis. Membaca dan menulis secara aktif dalam berbagai konteks, seperti membaca berita, menulis esai, atau berpartisipasi dalam diskusi, juga mendukung perkembangan literasi.

Semua unsur ini saling terkait dan berkontribusi pada pengembangan kemampuan literasi seseorang. Literasi adalah keterampilan yang vital dalam memungkinkan individu untuk berhasil dalam berbagai aspek kehidupan mereka.

Bagaimana Literasi Sebagai Pengendalian Siswa?

Melalui pendekatan yang holistik dan berkelanjutan dalam pengembangan literasi siswa, dapat membantu mereka menjadi pembaca, penulis, dan komunikator yang lebih baik, serta membantu mengendalikan perilaku mereka dengan cara yang positif. Literasi merupakan keterampilan dasar yang penting dalam pengembangan siswa. Untuk menggunakan literasi sebagai pengendalian siswa, dapat melakukannya melalui beberapa cara berikut:

1.Pengembangan Keterampilan Membaca. Mendorong siswa untuk membaca secara aktif dan teratur. Berikan mereka akses ke berbagai jenis bahan bacaan yang sesuai dengan minat dan tingkat kemampuan mereka.

2.Pengembangan Keterampilan Menulis. Berikan kesempatan kepada siswa untuk menulis secara teratur. Mereka dapat membuat jurnal, esai, atau karya kreatif. Review dan beri umpan balik yang konstruktif untuk membantu mereka meningkatkan kemampuan menulis.

3.Pengembangan Keterampilan Berbicara dan Mendengar. Dorong siswa untuk berbicara dalam kelompok atau presentasi di depan kelas. Latih keterampilan mendengarkan mereka dengan memberikan perhatian penuh saat sesama siswa berbicara.

4.Penggunaan Teknologi. Manfaatkan teknologi, seperti perangkat lunak pembelajaran digital, untuk meningkatkan literasi siswa. Ini bisa melibatkan aplikasi pembacaan interaktif, situs web pendidikan, atau platform berbagi karya.

5.Pemberdayaan Keterampilan Digital. Selain literasi konvensional, penting juga untuk mengajarkan keterampilan literasi digital. Ini termasuk kemampuan untuk mengevaluasi informasi online, keamanan online, dan etika digital.

Kesimpulan

Penggunaan literasi sebagai alat pengendalian siswa yang efektif membutuhkan komitmen yang kuat dari sekolah, guru, dan orang tua. Ini akan membantu siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat yang memiliki kemampuan literasi yang kuat, yang akan membantu mereka dalam berbagai aspek kehidupan mereka.

Dalam rangka menggunakan literasi sebagai alat pengendalian siswa, penting untuk mengintegrasikan pengembangan keterampilan membaca, menulis, berbicara, dan mendengar ke dalam kurikulum dengan cara yang relevan dan menarik. Selain itu, dukungan individual, penggunaan teknologi, literasi multibudaya, dan kolaborasi antara siswa dan orang tua serta antar-siswa juga merupakan komponen kunci. Dengan pendekatan holistik, literasi dapat membantu siswa menjadi pembelajar yang lebih mandiri, pemikir kritis, dan komunikator yang efektif, serta membantu mengendalikan perilaku mereka secara positif. Ini adalah investasi berharga dalam perkembangan siswa yang berkelanjutan.

Penyusun : Tim Kampus Mengajar Angkatan 6 SD Negeri 1 Bojong

Editor : Topan Septiadi Mediana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun