"Plasmacluster, hanya dari SHARP". Pertama kali melihat iklan Plasmacluster di televisi dan mendengar jinggle-nya saja, otak saya tak berhenti bertanya "Apa itu Plasmacluster?". Pasti beberapa dari sahabat sekalian sempat terfikir hal yang sama bukan? Saya pun tertarik untuk lebih mengetahui mengenai Plasmacluster.
Setelah ditelusuri melalui website SHARP, saya pun baru ngeh bahwa teknologi plasmacluster yang awalnya saya ketahui hanya ada pada AC (Air-Conditioner) juga ada pada varian produk SHARP yang lain. Produk-produk tersebut di antaranya Air Purifier, Ion Generator, Lemari Es, Mesin Cuci, Vaccuum Cleaner dan beragam produk SHARP lainnya serta memiliki fungsi yang tidak hanya untuk kesehatan namun juga untuk kecantikan. Bahkan teknologi plasmacluster juga telah diaplikasikan oleh 28 perusahaan di berbagai industri seperti mobil, kereta api dan lain lain. Dari sini, saya semakin bersemangat untuk mengetahui kehebatan teknologi plasmacluster ini.
Sahabat, ternyata teknologi plasmacluster ini dikembangkan oleh Kazuo Nishikawa sejak 1998. Teknologi ini bermula dari kekhawatiran terhadap kesehatan putra-putrinya, dimana udara pada kamar tempat mereka tidur meski tidak terlihat, pasti mengandung banyak kotoran, sisa-sisa tungau udara yang mati, jamur, virus serta zat berbahaya lain. Akhirnya Nishikawa dan beberapa ketua tim peneliti SHARP mencoba mencari solusi penjernih udara yang dapat menyerang bahan berbahaya yang ada di udara secara langsung, karena selama ini filter udara yang ada hanya dapat membersihkan bahan berbahaya yang masuk ke dalamnya. Mereka mediskusikan mengenai bahan yang dapat melekat langsung pada mikroba di udara.
Awalnya Nishikawa mempertimbangkan ozon karena ozon merupakan pengoksidasi yang kuat, yang berfungsi menghilangkan bau dan atibakteri. Akan tetapi agar efektif dibutuhkan ozon dengan kepekatan tinggi yang justru sangat beracun bagi manusia, sehingga tidak mungkin digunakan dalam ruangan. Nishikawa kemudian mempertimbangkan produk yang menghasilkan ion negatif, namun ion negatif tersebut kurang ampuh digunakan sebagai desinfektan.
Setelah meneliti mikroba di udara dengan lebih dekat diketahui bahwa beberapa mikroba ada yang bermuatan positif dan negatif. Dari sini Nishikawa berfikir bahwa membersihkan keduanya diperlukan dua ion sekaligus yaitu ion positif dan negatif. Untuk menemukan ion yang sesuai dia mencoba pendekatan mengenai sistem kekebalan tubuh manusia, di mana saat bakteri masuk dalam aliran darah, sel-sel darah putih yang bertugas memerangi kuman menyerang mikroba dan bahan asing lainnya dengan melepaskan ion positif H+ dan ion negatif O2-.
Saat dilakukan uji coba dengan melepaskan ion H+ dan O2- dalam ruang pengujian berisi jamur, virus, jasad kotoran tungau debu dan penyebab alergi yang lain, tingkat pencemaran dalam ruang pengujian berkurang. Nishikawa juga mendapati bahwa ion-ion tersebut ditemukan berlimpah di alam bahkan pada konsentrasi yang cukup tinggi untuk mencapai desinfeksi, konsentrasi ozon tetap terjaga kurang dari 0,01ppm jauh lebih rendah dari konsentrasi standar 0,05ppm.
Nishikawa pun mencoba untuk menghubungi beberapa universitas dan institusi untuk mempelajari mekanisme kerja desinfeksi ion-ion tersebut. Salah satu universitas di Jerman menelitinya dan diketahui bahwa saat ion-ion H+ dan O2- berkumpul dan melekat pada mikroba di udara, ion-ion tersebut bergabung dan membentuk radikal OH yang merupakan pengoksidasi yang sangat kuat. Radikal OH ini meneyedot hidrogen dari protein yang membentuk selubung membran luar mikroba, dimana tanpa protein tersebut jamur dan virus tak dapat hidup (non-aktif). Hasil penarikan OH radikal terhadap unsur hidrogen (H) akan kembali ke udara menjadi kandungan air (H2O). Demikianlah terlahir teknologi plasmacluster yang memulai debutnya di tahun 2000.
Meski telah ditemukan penjernih ruangan, pada tahun 2008 Nishikawa juga bermaksud menonaktifkan bakteri dan bau-bauan yang menempel pada pakaian melalui peningkatkan efektifitas plasmacluster yaitu dengan kepekatan ion lebih tinggi. Luar biasa!
Ion Plasmacluster telah terbukti mengurangi sampai 99% aktifitas virus patogenik dan mematikan, virus influenza A, H5N1, menggunakan eksperimen dengan lingkungan yang terkontrol. Pada awal 2009 SHARP telah meminta kesediaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia untuk melakukan eksperimen yang sama dengan menggunakan virus influenza manusia A, H1N1. Setelah penelitian yang dilakukan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia maka Sharp Ion Plasmacluster mendapatkan sertifikat yang menyatakan bahwa mampu menonaktifkan Virus Influenza Tipe A (H1N1).
Sertifikat dari Universitas Indonesia Teknologi Ion Plasmacluster juga telah mendapatkan 13 verifikasi dari badan penelitian di Jepang dan negara lain. Virus H1N1 adalah salah satu subtipe dari spesies influenza A. H1N1 adalah galur virus Influenza yang mempunyai tingkat patogenik rendah dan menyebabkan sebagian besar influenza pada manusia. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa Ion Plasmacluster berpotensi untuk digunakan dalam pengembangan sistem yang bertujuan mengurangi jumlah virus influenza infeksius dalam ruangan tertutup. Dari pengakuan yg telah banyak diraih dari lembaga kesehatan. Teknologi Plasmacluster juga telah diakui sekaligus digunakan oleh industri lainnya. Keren! Beberapa Industri yang juga menggunalan Teknologi Plasmacluster
Nishikawa mengungkapkan bahwa Ide dasar dari SHARP Plasmacluster adalah menghadirkan udara yang segar dan murni seperti layaknya di hutan dan pegunungan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah ion positif dan negatif di udara dengan jumlah yang seimbang sehingga interaksi kedua ion menjadikan kualitas udara menjadi murni. Di wilayah perkotaan, jumlah kedua ion tersebut hanya ¼ dari jumlah ion yang terdapat di area hutan akibat gas buangan dan listrik statis, sementara itu di dalam ruangan sendiri jumlahnya berkurang menjadi 50% dan tidak seimbang karena ion negatif yang sangat minim sehingga pemurnian udara melalui interaksi kedua ion tidak dapat mungkin terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H