AFTA merupakan kepedekan dari ASEAN Free Trade Area yang akan dimulai tahun depan, tahun 2015. Wow, saya tidak membayangkan bagaimana Indonesia akan menjalaninya. Namun jika dibatalkan pun maka kapan negara ini akan menjadi lebih maju. Yap! Indonesia harus dipaksa untuk menjadi lebih baik. Kalau sudah tiba waktunya nanti, siap tidak siap ya harus siap. Bonek alias bondo nekat saja! :D
Tahun 2014 ini sudah memasuki bulan ketiga-nya dan bulan empat nanti akan dilangsungkan pesta demokrasi rakyat besar-besaran yang akan menentukan siapa dan kemana negeri ini akan dibawa. Saya selalu miris jika sudah menghadapi Pemilu. Memilih caleg rasanya "ketar-ketir" karena saya seringkali tidak mengenal orang-orang yang saya pilih dengan lebih baik. Kadang melihat poster-poster mereka saja saya jengah. Belum jadi anggota dewan saja sudah berani menggunakan anggaran/ dana gede-gedean untuk promosi, bagaimana kalau jadi? Mungkin sekarang menggunakan anggaran pribadi atau urunan atau hutang. Lantas jika sudah jadi apa mereka tidak mungkin merasa harus mengganti anggaran yang telah terpakai tersebut. Coba deh dipikir, dari mana mereka akan mengganti "modal" mereka sebelumnya? Siapa deh yang mau rugi, hayo? Wallohua'lam.
"Kembali ke AFTA. Well, sudah dipastikan AFTA akan bergantung pada politik negeri tercinta ini, pada keputusan para anggota dewan yang akan kita pilih di bulan empat nanti. Mereka para pembuat keputusanlah yang akan membentuk bagaimana pengaruh adanya AFTA di tahun 2015 pada ekonomi, sosial dan budaya kita. Maka semoga kita akan benar-benar mendapatkan dan memilih wakil rakyat yang amanah-sesuai dengan kompetensinya, juga senantiasa menjaga diri dan takut terhadap Tuhannya."
Kita perlu memperhatikan bagaimana sodara "serumpun" kita nanti akan bersama menghadapi AFTA. Kita harus mempersiapkan segalanya sedini dan semaksimal mungkin agar "tidak kaget" saat 2015 nanti AFTA sudah dimulai. Kita harus terus berpositif thinking, bahwa yang dilakukan bersama adalah untuk meningkatkan daya saing ekonomi kita di kancah ASEAN dan Dunia kedepannya. Demikian kita akan semakin siap dan berfikir terbuka serta dinamis menghadapi setiap tantangan di depan.
Ada beberapa hal yang bisa kita persiapkan dari sekarang lho! Karena kita menghadapi perdagangan bebas tingkat ASEAN maka persiapan tersebut dapat ditinjau dari aspek SWOT kita sebagai seorang "produsen" dan "konsumen". FYI, analisis SWOT merupakan cara untuk menilai bagaimana diri kita menghadapi tantangan. SWOT merupakan singkatan dari Strong (kekuatan kita), Weakness (kelemahan kita), Opportunity (Peluang kita) dan Threat (Ancaman).
Sebagai seorang produsen dalam negeri maka analisisnya sebagai berikut:
Strong
Untuk pasar dalam negeri kita memiliki kekuatan yaitu memahami dan mengenal kondisi konsumen kita dengan lebih baik. Selain itu produsen dalam negeri akan memiliki kepercayaan masyarakat yang lebih tinggi dan semestinya pemerintah juga akan tetap lebih memihak kita melalui peraturan yang lebih kondusif bari para produsen/ pengusaha dalam negeri.
Weakness
Jika kita tidak memksimalkan diri dalam usaha yang dijalankan maka mereka yang lebih berpengalaman dan berkualitas akan dengan mudah menggerus laju pertahanan usaha yang sudah kita jalankan. Kemudian karena merasa lebih menguasai pasar dalam negeri maka bisa jadi kita terlena.
Opportunity
Kita akan memiliki kemampuan untuk menjadi produsen yang lebih baik dengan adanya pesaing dari luar selagi kita surfive dan fokus dengan usaha yang kita jalankan. Kita juga akan memiliki peluang untuk mengembngkan usaha kita ke luar/ ASEAN dengan lebih mudah sehingga akan lebih banyak keuntungan yang didapatkan.
Threat
Karena biasanya produsen luar yang berani bermain di pasar kita pasti memiliki pengalaman dan modal yang cukup besar. Konsumen kita yang kadang lebih menyukai merk luar, padahal merk dalam negeri tidak seburuk yang mereka sangkakan.
Sebagai seorang konsumen dalam negeri maka analisisnya sebagai berikut:
Strong
Kekuatan seorang konsumen adalah berlaku pada seberapa besar kemampuannya dalam membeli suatu barang dimana dia memiliki kebebasan untuk menentukan produk apa yang akan dia beli.
Weakness
Kebiasaan warga kita yang kadang lebih cenderung memilih merk luar negeri dari pada membeli produk dalam negeri sehingga produk kita akan susah berkembang karena tidak menemukan konsumennya didalam negeri sendiri.
Oppurtunity
Akan lebih banyak pilihan produk sehingga semestinya memang pemerintah memberikan edukasi terhadap konsumen bagaimana tips-tips memilih produk yang baik bagi para konsumen agar mereka tidak mudah dibodohi.
Threat
Munculnya beragam produk yang kadang terlihat bagus padahal ternyata kondisinya sama sekali tidak bagus alias akan semakin banyak pula penipuan dan sebagainya yang merugikan konsumen. Sehingga pemerintah harus serius melindungi konsumen kita terhadap seluruh produk yng masuk ke dalam negeri.
Dari analisa SWOT yang saya sebutkan di atas baik dari segi produsen maupun konsumen Indonesia semestinya mendapat perlindungan dari pemerintah dan perundang-undangan yang berlaku. Pemerintah ataupun anggota dewan yang akan menempati "hot seat" pembuat keputusan nantinya harus benar-benar membuat regulasi yang harus tetap pro pada masyarakat Indonesia, tanpa merugikan pihak luar yang melakukan perdagangan di negeri kita. Jangan hanya karena mereka atau siapapun mampu memberikan keuntungan lebih bagi pribadi maupun kelompok di sisi pembuat keputusan, lantas akan merugikan warga kita sendiri. Hal itu janganlah sampai terjadi. Maka saya ulangi kembali agar kita nantinya di bulan April mendatang ini benar-benr memilih calon anggota dewan pembuat keputusan di negeri ini dengan tidak asal pilih. Namun dengan mempertimbangkan banyak aspek baik dari segi pribadi caleg tersebut maupun partai yang mengusungnya.
"Semoga negara kita mendapatkan para pemegang keputusan yang benar-benar akan mengemban amanah rakyat dan amanah Tuhan semesta alam. Agar tentunya dengan berbagai keputusan dan perundang-undngan yang mereka buat akan mengantarkan kita mengahadapi perdagangan bebas alias AFTA 2015 dengan maksimal serta mampu menghantarkan negeri ini menjadi suatu negeri yang akan terus dibanggakan karena masyarakatnya madani dan memiliki pemimpin-pemimpin yang adil memihak rakyatnya.aamiin."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H