Mohon tunggu...
Ong Budi Setiawan
Ong Budi Setiawan Mohon Tunggu... -

Klub Amsal - Hikmat Kebijaksanaan dalam Bisnis dan Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merajut Masa Depan

26 Oktober 2012   04:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:23 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat saya mengunjungi Singapura, saya melihat ada dua golongan orang tua dalam menjalani hidup di sana. Di satu sisi ada orang-orang tua yang tetap bekerja dengan giat menjalani hari-hari masa tuanya, dan di sisi yang lain ada orang-orang tua yang menikmati hidup dengan ngobrol-ngobrol di pinggir jalan  dan di pasar, bahkan ada yang seharian duduk di depan pintu rumahnya tidak melakukan apa-apa.

Dari sini saya merenung, saat usia sudah tua, saat anak-anak sudah meninggalkan rumah dan memulai keluarga baru, saat pasangan sudah meninggalkan kita…. Apa yang akan saya lakukan?  Menjadi tua dan tetap produktif atau duduk-duduk santai menikmati hidup sambil menunggu akhir usia? Kitab Amsal mengatakan “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” Masa depan itu pasti, sekali lagi pasti ada, tetapi macam kehidupan apa yang akan kita alami di masa tersebut. Peter Drucker, Bapak Management menyatakan, ”Cara terbaik untuk mempersiapkan masa depan adalah dengan menciptakannya.” Dengan menciptakan masa depan sesuai dengan keinginan kita, maka kita akan menikmati kehidupan seperti yang kita inginkan di masa tua kita. Dengan kata lain “Tuhan tidak akan merubah  nasib seseorang, apabila orang tersebut tidak berusaha merubahnya.”

Keadaan yang kita inginkan di masa depan, kita rajut hari demi hari dengan melakukan hal-hal kecil yang mendekatkan diri kepada kehidupan yang kita inginkan di masa depan. Kaya, bahagia, sehat, dicintai dan istimewa menjadi gambaran umum mengenai masa depan yang diinginkan setiap insan di dunia. Nah, dari sini bagaimana kita menjalankan hari-hari kita supaya yang terbaik menjadi bagian kita? Mari kita bahas 3 poin di bawah ini:

1.  Rendah Hati dan Hormati Tuhan

Salomo berkata,”Kerendahan hati dan hormat akan TUHAN mendatangkan kekayaan, kehormatan,  dan umur panjang.” Jadi dengan bersikap rendah hati dan menghormati Tuhan, maka kekayaan, kehormatan dan umur panjang akan datang dengan sendirinya.

2. Tentukan Prioritas, dan Kerjakan Sekarang

[caption id="attachment_220054" align="alignleft" width="300" caption="Kuadran"][/caption] Kebiasaan yang kurang baik dari saya adalah suka menunda-nunda. Sewaktu menghadiri seminar Dr. Peter Daniels, dia berkata, “Hanya satu prinsip yang paling penting dalam bisnis, jadi kalau Anda lupa semua prinsip yang sudah diajarkan, praktekkan saja prinsip satu ini: “Mastery over Procrastination”, Menang atas Penundaan.” Ternyata setelah dipraktekkan maka hidup menjadi lebih simpel. Kerjakan saja yang paling dibutuhkan tetapi yang biasanya memang tidak urgent. Dalam kuadran 2, yaitu suatu tugas yang tidak mendesak tetapi  penting. 3. Pilih Profesi yang Sesuai Dengan Talenta yang Tertinggi

Dalam suatu seminar, John C. Maxwell mengajarkan bahwa manusia dapat meningkatkan 2 sampai 3 level kemampuannya dalam suatu talenta atau bakat tertentu. Contohnya, seorang pembicara berbakat dengan level 7, bila berusaha dan bekerja keras untuk meningkatkan talenta-nya, dia bisa mencapai level 9 bahkan sampai 10. Untuk itu perlu mengetahui bakat tertinggi kita, supaya kita mengembangkan bakat ini menjadi profesi kita. Masing-masing manusia unik dan istimewa semua memiliki bakat tertinggi. Dari penelitian ditemukan bahwa ada 700 bakat yang dimiliki oleh setiap manusia dan biasanya hanya 5% saja yang dikembangkan selama umur hidupnya. Bayangkan akan menjadi seperti apa di dunia ini jika setiap orang mengembangkan bakat tertingginya. Bill Gates, Steve Jobs, Warren Buffet, Donald Trump dan deretan nama-nama top di dunia ini, mereka mengembangkan bakat tertinggi mereka. Kaya, bahagia, sehat, dicintai dan istimewa menjadi milik kepunyaan setiap manusia yang mengembangkan bakat tertingginya.

Akhir kata, Mahatma Gandhi pernah berkata, “Masa depan tergantung dari apa yang kamu kerjakan hari ini” Mari kita merajut masa depan kita hari ini!

Salam Hikmat, Bijaksana dalam Bertindak, Ong Budi Setiawan www.klubamsal.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun