[caption id="attachment_158233" align="alignleft" width="300" caption="Singapore 2011"][/caption] Setelah bernegosiasi cukup panjang dengan vendor, kemudain kembali ke pihak manajemen untuk meminta keputusan dari perusahaan akhirnya tercapai kesepakatan yang memenangkan ke dua pihak (win-win solution). Ini hari yang baik untuk menutup minggu ini. Nanti hari Senin , saya akan sampaikan berita baik ini kepada customer kami. Saat Senin tiba, customer kami memutuskan untuk membatalkan pesanan karena sudah tidak ada perkembangan lebih lanjut dari issue yang sudah lama tidak bisa diselesaikan. Walaupun keputusan manajemen sudah diberikan Jumat lalu…… Terngiang di telinga saya, ”Mastery over Procrastination! Do it now!”
Setelah dapat jalan-jalan gratis ke Singapura, saatnya untuk melakukan pembayaran kartu kredit korporat dari kantor. Uang re-imbursement sudah didapat, masih tiga minggu lagi tenggat waktu pembayaran kartu kredit tersebut. Seminggu sebelum tanggal itu, saya perhatikan kurs US dollar, terus menerus meningkat. Ternyata mendekati libur akhir tahun, kebutuhan orang dan perusahaan akan mata uang ini membuat harganya semakin meningkat. Uang yang saya terima dalam rupiah, sedangkan yang harus dibayarkan dalam dollar….. Terngiang di telinga saya, ”Mastery over Procrastination! Do it now!”
Amsal berkata, ” Jangan menunda-nunda; lakukanlah sekarang juga. Jangan beristirahat sebelum engkau membereskannya.” Artinya, jangan menunda-nunda untuk berbuat sesuatu perlu dilakukan. Apa pun yang bisa dikerjakan sekarang, kerjakanlah. Penundaan merugikan diri sendiri dan orang lain. Kalau ‘bola’ berada di tangan kita, segera lakukan tindakan dari sisi kita.
Ada beberapa cara untuk menang atas penundaan:
1. Plan 7 Hari
Dalam mengisi kegiatan untuk setiap hari, Stephen Covey menyarankan untuk membuatnya secara mingguan. Dalam satu minggu kita tempatkan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk minggu ini. Penempatan kegiatan ini menggunakan role (peran) apa yang harus dilakukan baik sebagai pekerja, suami/istri, anak dari orang tua kita, orang tua dari anak kita, dan sebagainya. Isi setiap harinya dengan kegiatan yang dirancang untuk dilakukan di minggu ini.
2. Plan 7 Menit Saat memulai hari, saya menyisihkan waktu 7 menit untuk membuat rencana tertulis untuk hari ini. Biasanya saya tulis dalam kertas ukuran A6 yang saya taruh di kantong baju saya. Ini seperti memulai hari baru dengan kertas yang masih kosong untuk apa yang akan saya lakukan di hari ini. (Rencana harian yang dibuat sesuai dengan rencana mingguan yang telah dibuat.) Setelah sore hari dan semua sudah selesai dilakukan, saya robek kertas tersebut menandai berakhirnya hari ini.
3. Sharpen The Saw 7 Jam per Hari.
“Sharpen the Saw” berarti mengisi tabungan emosi dan menajamkan potensi dan bakat yang ada dalam diri kita. Dengan penggunaan waktu rata-rata 7 jam untuk tidur – 10 jam kerja , maka akan tersedia waktu 7 jam waktu untuk menajamkan diri. Mengisi kegiatan sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan kita bisa dalam bermain musik, membaca buku yang berbobot, bermain futsal,atau apa pun yang menyenangkan untuk dilakukan.
Dengan ter-isi penuhnya emosi dan terasahnya ketrampilan kita, maka ada banyak persediaan energi yang bisa digunakan untuk melakukan setiap kegiatan. Sehingga tidak perlu ada penundaan lagi, dengan kata lain menang terhadap penundaan. Mastery over Procrastination! Do It Now!
Salam Hikmat, Bijaksana Dalam Bertindak, Ong Budi Setiawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H