Mohon tunggu...
KLK X LKMM
KLK X LKMM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kelas Luar Kampus dan Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa

KLKMM 2021 mengusung tema “ Improving Personality to Become an Agent of Change “

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Angin Kencang di Bekasi, Atap Rumah Terbang!

16 Maret 2022   23:59 Diperbarui: 17 Maret 2022   00:01 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bekasi - Cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini menyebabkan kerusakan dibeberapa wilayah. Dilansir dari kompas.tv, pada bulan lalu BMKG memperingatkan perihal cuaca ekstrem diprediksi masih akan terjadi hingga akhir Februari atau awal Maret 2022.
Termasuk angin kencang yang terjadi pada sejumlah wilayah di Banten dan Jabodetabek pada Sabtu siang (5/3/2022).


Angin kencang menerjang wilayah RT 14 RW 25 Kelurahan Kaliabang Tengah, Kecamatan Bekasi Utara mengakibatkan salah satu atap rumah warga bertebangan dan mengalami kerusakan.
Tidak ada korban jiwa atau luka-luka dalam kejadian tersebut, namun tiga atap rumah warga mengalami kerusakan.


"Cuma gerimis doang, nah saya ngeliat awan dari sana, bukan disini, disana bergerak gitu, kok kayak awannya muter item gelap bgt gitu..." ucap Sandini warga RT 14 Kaliabang.


Peristiwa itu juga membuat warga setempat panik dan berlarian keluar rumah untuk mengetahui asal bunyi runtuhan tersebut.


"Pada keluar, pada panik nih.. itu (atap) udh nancep, kata sebelah rumah orang yang atapnya terbang, "suara apa mi" noh pindah saya bilang gentingnya, oh pantesan bunyi gubrak katanya (warga)..." tutur Sandini.
"Cuma orang yg kontrakan situ.... yang dalem itu kan pada kedengeran, pada lari ke kontrakan saya pada ngungsi, pada gemeter juga orang kenceng banget sih, prakk (bunyinya)" tambah Sandini.


Sandini mengungkapkan lebih lanjut kronologi bunyi tersebut rupanya berasal dari salah satu jaringan atau atap rumah warga, atap tersebut terbang ke arah samping rumah warga kemudian menimpa dua bangunan milik warga lainnya.


 "Cuma saya berdiri aja disini diem aja (di depan pintu rumah), cuma saya gadenger bunyi krek krek, cuma gini kok itu (jaringan rumah) kayak mau copot ya... Saya liatin, kan saya fokus juga sama anak-anak ya, waktu itu udh kayak payung kebalik aja gitu jaringannya, muter krek krek krek... Ngerinya saya, kalo angin ga berhenti bakalan kesana, ngerinya sih ada anak2.. Eh alhamdulillah saya selesai doa selesai adzan, berhenti nancep disitu, plek. Dirumahnya mbak mila itu, berhenti total itu..." jelas Sandini.


Mila, salah satu warga yang atap rumahnya mengalami kerusakan kala itu mengaku tengah berada di dalam rumah. Terkejut mendengar bunyi reruntuhan di atas rumahnya, ia bersama anggota keluarganya berlarian keluar rumah untuk mengetahui apa yang terjadi.
 "Karna didalem, jadi ga terlalu berasa. Tiba tiba angin kenceng, punya tetangga nih jaringannya terbang terus ke atap rumah ini, terus langsung terbang menghantam atas rumah. Makanya itu kaget, itu suara apa , dan langsung pada keluar." ungkap Mila
Beruntungnya, runtuhan dari atap tersebut tidak jebol sampai kedalam rumah Mila. Sama halnya dengan Mila, atap rumah tetangganya juga ikut tertimpa.


"Bolong sedikit, antar perbatasan kamar saya sama kontrakan sebelah nomor 1." kata Mila
Kini, ketiga atap rumah tersebut sedang dalam perbaikan. Sementara itu, Mila dan keluarga terpaksa mengungsi ke rumah ibunya sampai kondisi atap kembali normal.


Di samping itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memberi penjelasan angin kencang yang menyisir wilayah Jabodetabek dan sekitarnya berasal dari awan Cumulonimbus yang awalnya bergerak dari Samudera Hindia Barat ke arah timur.
"Angin kencang dengan kecepatan lebih dari 25 knot ini berasal dari embusan angin dari dalam awan Cumulonimbus yang awalnya bergerak dari Samudera Hinida Barat ke arah timur, hingga akhirnya memasuki wilayah Jabodetabek," jelas BMKG dalam akun resmi instagram @infobmkg Minggu, (6/3)


Awan tersebut sejajar membentuk pola garis lurus. Garis tersebut membentang dari utara-selatan dan bergerak memasuki daerah Banten, dan Jabodetabek hingga Jawa Barat.
"Dampak yang timbul berupa hujan ringan, sedang, hingga lebat, dan disertai angin kencang dan kilat atau petir dengan durasi singkat pada daerah yang dilaluinya," terang BMKG.


Dilansir dari antaranews.com, BMKG menghimbau agar hal ini menjadi perhatian masyarakat sebab dalam periode Maret -- April merupakan periode peralihan musim di Indonesia.


Penulis dan editor : Rizka Mutezah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun