Khawatir dengan berat badan anak anda? Anda bisa melakukan lebih dari sekedar mengomeli kebiasaannya yang terlalu banyak makan junk food. Dengan menerapkan 3 kebiasaan keluarga yang sehat berikut ini, yaitu makan malam bersama, tidur yang cukup, dan membatasi TV, mungkin bisa membantu. Sebab, kombinasi dari ketiga kebiasaan ini berhubungan dengan berkurangnya resiko obesitas pada anak-anak, menurut hasil sebuah penelitian terbaru. Penelitian yang melibatkan 8.550 orang anak yang berusia 4 tahun ini menemukan bahwa anak-anak yang makan malam bersama keluarganya lebih dari 5 kali seminggu, tidur minimal 10,5 jam per malam, dan menonton TV kurang dari 2 jam per hari, 40 persen lebih kecil peluangnya untuk menjadi obesitas, dibanding anak-anak yang tidak melakukan satupun dari ke 3 hal ini. Diperkirakan, hanya 1 dari 7 anak yang mempraktekkan ke 3 kebiasaan ini yang mengalami obesitas, sedangkan 1 dari 4 anak yang tidak mempraktekkan satupun dari kebiasaan ini mengalami obesitas, menurut hasil penelitian ini yang dipublikasikan di Pediatrics. Sekalipun cuma 1 rutinitas saja yang dipertahankan (masing-masing kebiasaan berpotensi untuk menurunkan resiko obesitas pada anak) itu sudah cukup untuk mengurangi resiko obesitas sebanyak 25 persen, menurut hasil penelitian. "Kami menemukan efek independent dari masing-masing kebiasaan, yang mengindikasikan bahwa semakin banyak melakukannya, semakin baik," kata Sarah Anderson, Ph.D., pemimpin penelitian dan asistent profesor di Ohio State University. "Jika anda baru melakukan satu, tambahkan yang lain untuk memperkecil resiko obesitas." Menurut para peneliti, banyak keluarga dalam penelitian ini yang sudah menerapkan minimal 1 kebiasaan. Hampir 40 persen dari keluarga yang menerapkan 2 dari 3 kebiasaan ini, tingkat penurunan resikonya hampir sama dengan mereka yang menerapkan ke 3 kebiasaan ini. Namun sayang, baru 15 persen keluarga yang mempraktekkan ke 3 kebiasaan ini, menurut hasil penelitian. "Kita seharusnya mendorong para orang tua untuk mulai menanamkan kebiasaan ini pada anak-anak," kata Anderson. "Dibeberapa keluarga, akan lebih sulit untuk menanamkan kebiasaan ini karena faktor sosial dan ekonomi, tapi kita harus mempertimbangkan apa yang bisa membuatnya jadi mungkin bagi mereka untuk mulai menanamkan kebiasaan ini dirumahnya." William T. Dalton III, Ph.D., seorang asistent profesor psychology di East Tennessee State University, mengatakan bahwa hubungan antara ke 3 rutinitas ini, dan berbagai faktor lain (yang belum diteliti) cukup kompleks dan sepertinya saling berhubungan. "Jika anak-anak tidur dalam waktu yang cukup, mereka akan merasa lebih berenergi untuk menjadi aktif sepanjang hari," kata Dalton, yang meneliti hubungan antara keluarga dan obesitas. Dalton menambahkan, "anak-anak yang makan malam semeja dengan keluarganya tidak akan makan di depan TV, sebuah kebiasaan buruk yang seringkali mengarah pada kebiasaan makan berlebih dan tidak mendidik mereka tentang kebiasaan makan yang sehat." Faktor lain juga perlu dipertimbangkan, kata Dalton, bukan cuma kebiasaan tertentu. "Saya rasa penting juga untuk meniliti faktor-faktor lain yang lebih luas, misalnya bagaimana keluarga tersebut berkerja sebagai unit," katanya. Dia menambahkan, "Apakah keluarga yang anaknya tidak mendapat tidur yang cukup adalah jenis keluarga yang punya masalah lain? Mungkin karena kedua orang tuanya bekerja, sehingga mereka membiarkan anak-anaknya tetap terjaga hingga larut malam karena hanya saat itulah kesempatan mereka untuk bertemu, dan dengan terjaga hingga larut malam mengarahkan anak-anak untuk ngemil lebih banyak." Anderson mengakui bahwa penelitian ini, yang menggunakan survery mengukur frekuensi dari masing-masing rutinitas, hanya bisa memberikan sedikit informasi mengenai bagaimana masing-masing keluarga menerapkan kebiasaan ini. "Kami tidak tahu siapa saja yang makan malam dengan anak-anak mereka, jenis acara televisi apa yang mereka tonton, atau seberapa baik anak mereka tidur," katanya. Selain itu, mereka juga tidak tahu jenis makanan apa yang dimakan oleh anak-anak atau seberapa aktif mereka secara fisik. Anderson dan rekannya tidak mampu untuk mengatakan dengan pasti bahwa lebih sering makan malam bersama, memperbanyak tidur, dan mengurangi nonton TV itu bisa membantu anak-anak untuk menurunkan berat badan, karena mereka tidak tahu faktor-faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap obesitas pada anak (atau yang mungkin melindungi berat badan normal anak agar tidak menjadi obesitas.) Namun Anderson mengatakan, "Kami merasa yakin untuk merekomendasikan rutinitas ini sebagai pencegahan obesitas. Rutinitas ini mungkin berpotensi menguntungkan untuk mereka yang obesitas, juga untuk perkembangan anak, dan sepertinya tidak menimbulkan bahaya apapun." Meski penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk membuktikan bahwa rutinitas ini berhubungan langsung dengan menurunnya obesitas. Tidak seharusnya para orang tua menunda untuk mulai menerapkan kebiasaan ini. Rutinitas ini seharusnya juga tidak mengalihkan para orang tua dari faktor-faktor yang paling berkontribusi terhadap obesitas pada anak-anak. Pada akhirnya, kata Anderson, "Penyebab utama yang harus diperhatikan itu adalah makan terlalu banyak dan tidak cukup aktif."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H