Mohon tunggu...
Klinik Diet
Klinik Diet Mohon Tunggu... lainnya -

Fake it til U make it

Selanjutnya

Tutup

Foodie

The Baby Food Diet

21 April 2011   01:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:34 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

"Saat mengganti makanan alami dengan makanan yang sudah dihaluskan, maka anda akan kehilangan berbagai nutrisi dan serat. Lebih baik makan apel atau wortel utuh dari pada semakuk saus apel atau wortel. Menggigit dan mengunyah itu lebih memuaskan dan anda akan mendapat keuntungan dari serat dan merasa lebih kenyang dengan harga yang lebih murah," kata Mooloo.

Mengunyah itu berhubungan dengan rasa kenyang dan rasa puas. Dan rasa ini tidak bisa digantikan oleh makanan yang sudah digiling dan dihaluskan yang akan lebih cepat dicerna dan mungkin malah bisa membuat anda jadi semakin lapar.

Tapi jika anda ingin mencoba cara diet Baby Food Diet ini, Mooloo menyarankan anda untuk menyimpan beberapa mangkuk buah dan manisan rendah kalori sebagai makanan alternatif.

Kesimpulannya?

Menurut para ahli, diet makanan bayi ini hanyalah muslihat yang kepopulerannya akan segera memudar karena orang dewasa umumnya akan merindukan makanan utuh dan rasa puas serta rasa nikmat dari mengunyah makanan bertekstur.

Saus apel,  persik, dan peer, mungkin terdengar cukup lezat. Namun makanan yang sudah digiling tampaknya akan membuat para peserta diet makanan bayi ini akan lari untuk mencari program diet lain yang lebih sesuai.

Menurut kami, lebih baik anda lupakan saja cara diet seperti ini, pilihlah program diet yang banyak menyertakan buah dan sayuran yang renyah, kaya akan serat, dan jauh lebih memuaskan dari pada makanan bayi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun