Saya mencoba menjelaskan budaya Manggarai yang unik, dan tempat-tempat menarik yang bisa dikunjungi di kawasan ini. Tapi terus terang, saya jadi grogi.
Kenapa? Apa yang diperbuat teman ini barusan terhadap bapak tukang sampah tadi ibarat seberkas pukulan sinar memancar ke hati saya yang selama ini melihat 'bapak tukang sampah' di emperan pertokoan dengan sebelah mata.
Sinar itu bernama kasih sayang, Teman ini tampak tahu betul bahwa tukang sampah itu adalah sesama manusia yang mempunyai hati yang membutuhkan kasih sayang.
Teman ini memiliki sinar itu dan ia berbagi. Pintu hati saya serasa di-doorr, terbuka. Saya melihat sebuah dunia baru, dunia super di kawasan pariwisata super premium.
"Oih.... terharu saya mendengarnya pak"
"Saya juga. Saya disadari bahwa kita manusia ini sesungguhnya sama di hadapan Tuhan Sang Maha Kasih Sayang itu. Hanya bedanya adalah tugas profesi masing-masing, Beda nasib saja.
Jika kita berpikir positif, hati kita akan terbuka untuk menyadari hal-hal kecil tetapi powerfull dan nyaman hidup dalam kebersamaan. Pasti maju. Karena sesama mendoakan kita.
Teman itu berkata begitu Pa Jon dan Pa Asis "
"Luar biasa. Saya setuju banget!"
"Ada cerita lagi. Teman itu share malam itu saat awal ia bekerja di Labuan Bajo"
"Ah ya .. tentang apa?"
"Teman ini dipercayakan sebagai Kepala di sebuah instansi publik.
Ia orangnya disiplin, Jam 7-8 pagi ia masuk kantor, Ia melihat seorang bapak tua, dari desa tampangnya, sedang duduk di bangku tempat tunggu di halaman kantor.
Banyak juga orang duduk di situ. Jam 10.00 Ia keluar ruangan, tugas keluar kantor, Ia melihat bapak tadi masih duduk di situ. Yang lainnya wajah baru.
Ketika ia balik sekitar jam 13.00, bapak itu masih terlihat duduk di situ, Temannya di ruang tunggu itu wajah baru lagi, Lalu ia menghampiri bapak yang satu itu, tanya.
Ternyata bapak itu sedang memenuhi janji panggilan stafnya untuk sebuah urusan, Janji bertemu jam 08.00 pagi. Bapak itu bilang bahwa ia dipesan suruh tunggu.
Teman Kepala ini jatuh iba. Ia dikritik dalam diam, Dari bahan ini ia lalu melakukan briefing ke seluruh staf bahwa tugas kita ini adalah melayani rakyat tanpa pandang bulu, kaya miskin, dan doa orang-orang seperti itulah yang membuat kita ini maju dan tetap utuh berbangsa.