Keempat, Apakah benar jika kita membaca Al-Qur’an mendapat pahala? Berikut penjelasannya. Menurut penulis apabila seseorang membaca Al-Qur’an akan mendapatkan pahala meski sekalipun ia terbata-bata membacanya seperti yang akan dijelaskan pada hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim Artinya: Dari Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:”Orang yang mahir membaca Al-Qur’an akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat, dan orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata serta mengalami kesulitan, baginya dua pahala.”
Setelah penjelasan diatas maka akan langsung dibahas tema yang ingin penulis sampaikan seperti yang tertera pada judul. Sholat berjamaah merupakan rangkaian sholat yang dikerjakan secara bersama-sama. Dalam pelaksanaan sholat Imam merupakan pemimpin sholat dan juga terdapat makmum maka karena hal tersebut penting untuk seorang Imam harus melafalkan bacaan solat serta ayat Al qur’an dengan fasih, tartil, baik dan benar. Namun seringkali terjadi kesalahan ketika imam sholat dalam membaca ayat al-qur’an dan juga bacaan sholat itu sendiri sehingga hal tersebut menyebabkan kesalahaan dalam pelaksanaan sholat berjamaah serta bisa menyebabkan sholat itu tidak sah. Dikarenakan hal tersebut dapat mengganggu kekhusyuan makmum dalam melaksanakan sholat.
Lantas mengapa seorang Imam harus melafalkan bacaan sholat dan ayat Al-Qur’an dengan benar dikarenakan seorang Imam itu menanggung sholat semua makmum yang ikut sholat dengannya maka dari itu sebagai seorang Imam haruslah belajar Al-Qur’an secara sungguh-sungguh dan benar terlebih lagi jika memungkinkan berguru atau belajar kepada orang yang hafidz Al-Qur’an akan tetapi harus tetap diseleksi apakah bacaan orang tersebut sudah benar atau belum dan yang terpenting ialah belajar kepada orang yang belajar Al-Qur’an dan memiliki sanad ataupun ijazah dari gurunya supaya sudah pasti terpercaya kebenarannya.
Akan tetapi, banyak terjadi di masjid-masjid dimana seorang Imam masih banyak salah dalam membaca bacaan sholat maupun ayat Al-Qur’an baik kesalahan dalam makharijul hurf maupun tajwid, karena jika hal tersebut terjadi karena seorang Imam belajar Al-Qur’an tidak benar atau malah bisa jadi ia belajar sendiri maka ia selalu menganggap bahwa bacaan ia sudah benar akan tetapi saat ada seorang makmum yang paham dan membaca Al-Qur’annya lebih baik memberikan saran kepada Imam namun ditolak mentah-mentah karena hal itu tadi ia sudah merasa benar dan tidak merasa ada yang salah dengan bacaannya, bahkan yang lebih parah Imam (orang yang lebih tua) tersebut malah marah apabila yang memberi saran itu lebih muda darinya meskipun ia lebih paham karena Imam merasa dirinya dipermalukan dan menganggap orang yang lebih muda itu sok tahu karena telah mengajarkan orang yang lebih tua.
Maka dari hal itu terjadilah dampak yang akan terjadi diantaranya adalah tidak diterimanya sholat, merasa dirinya sudah paling benar, tidak mau belajar lagi karena sudah merasa benar.
Dengan demikian, sepatutnya untuk para semua umat islam untuk belajar Al-Qur’an agar bacaan yang ia baca benar, dan berikan kesempatan kepada orang yang lebih paham untuk menjadi Imam agar tidak terjadi hal yang penulis sampaikan diatas, karena tidak selamanya harus orang yang lebih tua yang menjadi Imam karena malah kebanyakan karena Imamnya sudah tua jadi ia sulit untuk menerima nasehat karena sudah terlalu lama ia membaca bacaan salah seperti itu. Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila diberikan kesempatan Imam kepada yang lebih paham tentang ilmu Al-Qur’an karena hal itu tadi banyak Imam yang masih banyak salah membaca Al-Qur’an namun masih selalu ingin menjadi Imam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H