rempah-rempah. yang menjadikan Indonesia dikenal sebagai negara penghasil rempah-rempah terbesar di dunia.
Indonesia merupakan negeri yang kaya akan potensi dan keberagamannya. Kekayaan Indonesia tersebut beragam mulai dari budaya, adat, dan bahkan kekayaan alam. Sebagai negara kepulauan dengan beribu pulau di dalamnya, menjadikan Indonesia juga memiliki berbagai sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan sumber daya alam tersebut bahkan menjadi ciri khas disetiap daerahnya. Letak geografis Indonesia yang berada pada Kawasan tropis sehingga memiliki iklim yang stabil dan mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun. Kondisi tersebut membuat Indonesia menjadi negeri yang subur serta hasil alamnya melimpah. Salah satu kekayaan alam Indonesia adalahRempah-rempah memiliki berbagai macam manfaat untuk kesehatan. Khasiatnya pun beragam dan sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Setidaknya ada 5 jenis rempah khas Indonesia yang sangat terkenal dan mempunyai manfaat yang luar biasa. Rempah-rempah tersebut seperti kunyit yang bermanfaat sebagai obat antiradang karena kandungan kurkuminnya yang bisa meningkatkan enzim anti-oksidan, kayu manis untuk melawan peradangan dan kolesterol, jahe sebagai obat alami saat demam dan mual serta mencegah peradangan pencernaan, cengkeh yang mengandung vitamin dan mineral untuk tubuh, dan sereh yang mengandung vitamin C dan B2 yang bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau imunitas.
Pada era pasca pandemi menuju new normal ini imunitas tubuh sangatlah penting untuk dijaga. Saat pandemi seperti ini kita perlu mengonsumsi suplemen untuk mendukung kerja sistem kekebalan tubuh agar lebih kuat melawan kuman penyakit. Suplemen tersebut dapat berasal dari bahan alami. Seperti contohnya berasal dari rempah yang banyak mengandung vitamin C, vitamin B2, dan antioksidan. Melihat potensi rempah yang melimpah di Indonesia sudah semestinya kita harus memanfaatkannya untuk menjaga imunitas dan kesehatan saat menghadapi era endemic COVID-19 seperti saat ini. Jika masyarakat Indonesia memiliki kekebalan tubuh yang baik maka kedepannya akan mudah untuk melakukan perannya dalam kegiatan ekonomi, sehingga kedepannya pemulihan ekonomi setelah pandemi ini bisa berjalan pesat dan kembali stabil.
Selain untuk bidang kesehatan ternyata potensi rempah di Indonesia juga berpeluang di bidang ekonomi. Dilihat dari sejarahnya bahwa tujuan negara Eropa datang ke bumi nusantara hanya untuk menguasai rempah-rempah yang pada saat itu harga jualnya sangat mahal di pasaran. Sehingga dapat mensejahterakan perekonomian bangsa Eropa. Komoditas rempah-rempah Indonesia menjadi salah satu komoditas sub sektor perkebunan yang berpeluang besar di pasar internasional. Sebagai produsen rempah-rempah, Indonesia berpeluang menjadi eksportir rempah dunia.
Menurut data yang dikeluarkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia menduduki peringkat pertama produsen vanili dan cengkeh dunia serta menduduki peringkat ke-2 produsen lada dan pala dunia di tahun 2014. Selain itu berdasar data Trade Map yang dirilis tahun 2016, ternyata daya saing terhadap pasar global Indonesia menduduki posisi yang cukup baik, yakni peringkat ke-4 eksportir rempah dunia berada dibawah India, Vietnam, dan Tiongkok. Terhitung hingga saat ini, permintaan pasar global akan rempah masih terus naik secara konsisten. Melihat hal tersebut, rempah-rempah merupakan salah satu komoditas sumber daya Indonesia yang sangat menjanjikan apabila dilakukan ekspor. Negara produsen rempah ini sangat terbatas, hanya negara beriklim tropis dan stabil saja yang bisa membudidayakan rempah ini.
Namun dalam kegiatan ekspor ini ternyata rempah Indonesia mengalami beberapa hambatan antara lain rendahnya produktivitas dan kurangnya teknologi serta pengetahuan tentang budidaya rempah ini. Selain itu juga manajemen pasca panen yang dilakukan kurang maksimal. Minimnya pengetahuan sumber daya manusia di Indonesia dalam melakukan ekspor rempah ini juga menjadikan daya saing rempah Indonesia di pasar global menjadi tidak memiliki nilai lebih. Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kementerian mengatakan, pemerintah terus mengupayakan untuk menambah nilai jual rempah di Indonesia seperti membuat rempah-rempah organik dan mengekspor dalam bentuk produk kemasan sehingga bisa memiliki nilai jual yang lebih.
Kementerian Pertanian mencatat ekspor rempah di Indonesia meningkat belasan persen di tahun 2020 secara year on year, dan bahkan juga dapat meningkatkan kenaikan nilai ekspor. Di tengah pandemi di mana beberapa sektor ekonomi menurun namun sektor pertanian ini memiliki potensi yang sangat baik dan tumbuh secara positif. Perlu strategi dan upaya yang dilakukan dalam peningkatan ekspor rempah. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan promosi, penetrasi, dan pengembangan komoditas. Selain itu, perlu adanya perluasan pasar dengan promosi yang dilakukan secara daring melalui media online maupun kegiatan offline, serta memberikan kemudahan fasilitas pada dunia usaha untuk menyertifikasi menyertifikasi indikasi geografis, sertifikasi organik, serta sertifikasi halal ke negara tujuan ekspor. Upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan edukasi dan pengetahuan yang mumpuni bagi pembudidaya dan petani rempah di Indonesia untuk bisa menghasilkan rempah dengan kualitas tinggi yang diolah dan dimanajemen dengan baik.
Pengembangan ekspor ini harus dilakukan karena melihat peran dari kegiatan ekspor bagi bangsa Indonesia yang sangat besar. Pertama, dapat meningkatkan devisa negara. Transaksi ekspor dapat meningkatkan devisa negara yang merupakan salah satu sumber penerimaan pendapatan negara. Kedua, memperluas lapangan kerja. Dengan meningkatnya kegiatan ekspor, jumlah produksi barang yang harus dihasilkan semakin banyak. Dengan demikian akan membuat penyerapan tenaga kerja yang semakin banyak. Ketiga, dapat meningkatkan industri di Indonesia baik dalam skala besar maupun kecil.
Tidak hanya meningkatkan perekonomian melalui ekspor, ternyata rempah Indonesia juga mendongkrak perekonomian melalui pemberdayaan di dalam negeri. Dalam pengembangan dan pemanfaatannya rempah ini dapat diolah secara kreatif menjadi produk yang praktis. Pengembangan ini dapat melalui UMKM sehingga dapat membangkitkan kembali kegiatan ekonomi masyarakat yang sempat terkendala karena pandemi COVID-19. Apalagi produk yang dimiliki mempunyai potensi yang sangat baik karena banyak dibutuhkan oleh masyarakat saat ini yaitu rempah-rempah. Seperti UMKM Kulon Progo yang memiliki inovasi produk wedang uwuh celup dan UMKM Gresik dengan inovasi minuman tradisional dari rempah. Harapannya UMKM ini bisa meningkatkan kemitraan usaha sehingga memperluas jaringan pasar baik online maupun offline. Selain itu juga melakukan pengelolaan usaha yang lebih baik dan mumpuni sehingga bisa menciptakan produk yang berkualitas tinggi dan mampu memberdayakan perekonomian masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H