Mohon tunggu...
Kkp Angelia 210706048
Kkp Angelia 210706048 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas sumatera utara

Hobi saya nonton film,baca novel ,saya suka di rumah karena daya sedikit introvert

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Tukang Pancing, Keasyikan Mancing, dan Jejak Sejarahnya

25 Mei 2024   08:06 Diperbarui: 25 Mei 2024   08:14 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di balik gemerlapnya perairan dan kegembiraan saat menunggu ikan menggigit umpan, terdapat warisan sejarah yang kaya tentang dunia mancing. Bapak Yamin (50), tukang jual peralatan mancing yang telah mengabdi untuk memperkaya komunitas mancing di wilayahnya, menjadi saksi hidup dari jejak sejarah yang panjang dalam praktik ini.

Sebagai seorang tukang jual alat pancing di Perumahan graha mekar blok A nomor, RW.2, Kota Galuh, Kec. Perbaungan ,Kab .Serdang Bedagai . Bapak Yamin (50) telah menjadi sosok yang dikenal luas di kalangan komunitas mancing lokal. Dari perlengkapan dasar hingga alat-alat canggih, dia telah menyediakan segala kebutuhan .

Dari senar pancing hingga umpan yang tepat, dia selalu siap memberikan saran yang berharga kepada pelanggannya.

Sebagai seorang yang hidup dan hobi memancing, Bapak Yamin (50) tidak hanya menjual peralatan, tetapi juga membagikan pengetahuan dan cerita-cerita dari masa lalu. Dari cerita nenek moyang hingga teknik-teknik tradisional yang telah bertahan selama berabad-abad, dia mengungkapkan kekayaan pengetahuan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Bapak Yamin (50) telah menjadi pusat informasi dan keahlian bagi banyak pecinta mancing di wilayahnya.

Melalui perbincangan yang intim dengan kami, Bapak Yamin (50) membagikan pengalamannya tentang bagaimana mancing telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya lokal. Dari ritual-ritual kuno hingga peran mancing dalam kehidupan sehari-hari, dia membawa kita dalam perjalanan yang memukau melintasi sejarah yang panjang dan beragam dari praktik ini.

Namun, lebih dari sekadar bisnis, mancing adalah keasyikan yang mendarah daging bagi Bapak Yamin (50). Dari usia muda hingga sekarang, dia telah menikmati momen-momen ketegangan dan kegembiraan saat menunggu ikan menggigit umpannya. Baginya, mancing bukan hanya tentang menangkap ikan, melainkan juga tentang menyatukan diri dengan alam dan menemukan kedamaian dalam kesendirian di tepi sungai,pantai dan laut.

"Saya sangat suka memancing apalagi mengikuti lomba -- lomba memancing,karena itu merupakan salah satu hobi faviorit saya ,mancing bukan hanya hobi tetapi gaya hidup bagi saya,saya juga bangga bisa membagikan sedikit apa yang saya ketahui kepada orang lain " ujar bapak yamin (50) dilansir Kompasiana ,Jumat (24/05/2024)

Dengan demikian, kisah Bapak Yamin (50) bukan hanya tentang kecintaannya terhadap mancing, tetapi juga tentang penghormatan yang mendalam terhadap warisan budaya yang telah membentuknya. Melalui kesediaannya menjadi narasumber utama, dia menerangi kita dengan pengetahuan yang tak ternilai tentang sejarah mancing, memperkaya pemahaman kita tentang keindahan dan makna di balik hobi yang timeless ini.

Bapak Yamin (50) juga berharap bahwa cerita dan pengalamannya dapat menginspirasi orang lain untuk mengeksplorasi keindahan alam dan menemukan kedamaian dalam kesederhanaan mancing.

Mancing, kegiatan yang telah memikat hati manusia sejak zaman kuno, adalah seni yang melampaui sekadar menangkap ikan. Di tengah keheningan air dan sentuhan angin, mancing menghadirkan momen-momen ketegangan dan kegembiraan yang tak terlupakan. Ini adalah keterampilan yang mengajarkan kesabaran, ketelitian, dan pengertian akan alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun