Mohon tunggu...
Wadunggetas
Wadunggetas Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Sekumpulan mahasiswa dari berbagai fakultas yang berkesempatan melaksanakan KKN di Desa Wadunggetas Kec. Wonosari Kab. Klaten

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Program Optimalisasi Bank Sampah Mewarnai Desa Wadunggetas

21 Agustus 2023   17:48 Diperbarui: 21 Agustus 2023   17:51 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wadunggetas (24/07/2023) - Tim II Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro (Undip) telah meluncurkan program inovatif dalam upaya meningkatkan kesadaran lingkungan di Desa Wadunggetas. Kegiatan ini mengusung konsep optimalisasi bank sampah dan berhasil meraih perhatian serta partisipasi aktif dari masyarakat lokal.

Dalam upaya mewujudkan konsep pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan, tim KKN Undip, yang terdiri dari sekelompok mahasiswa berdedikasi, berkolaborasi dengan masyarakat Desa Wadunggetas. Proses kolaboratif ini mencapai puncaknya pada tanggal 24 Juli, dengan masyarakat desa yang antusias terlibat dalam setiap tahapan program ini.

Salah satu hasil nyata dari program ini adalah karya ecobrick dengan tulisan "I Love WG." Ecobrick ini dibuat dari botol-botol bekas yang diisi dengan sampah limbah plastik yang telah melewati proses pembersihan. Keindahan ekobrick tersebut terpancar dari filosofi yang diusungnya, yakni bahwa sampah memiliki potensi untuk diubah menjadi objek yang menarik dan bermanfaat. Penempatan ecobrick di lokasi tempat pembuangan sampah sebelumnya tidak hanya sebagai simbol, tetapi juga mengilhami masyarakat untuk melihat potensi positif dalam setiap bahan yang sering dianggap tak berguna.

"Inisiatif ini kami lakukan untuk mengajak masyarakat melihat sampah dengan sudut pandang yang berbeda. Sampah bisa menjadi bahan kreatif dan konstruktif jika dikelola dengan benar," kata ketua tim KKN Undip dalam sebuah wawancara.

Proses dimulai dengan mengumpulkan sampah limbah plastik yang tersebar di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Wadunggetas. Tim KKN Undip lalu melakukan proses pembersihan pada sampah-sampah tersebut. Tak hanya itu, botol-botol air mineral yang sejenis juga dikumpulkan sebagai wadah untuk menyimpan sampah plastik yang telah dibersihkan. Sampah-sampah ini diolah menjadi bahan baku untuk membuat ecobrick.

Selanjutnya, tim mahasiswa terlibat dalam merancang desain kerangka tulisan yang akan menghiasi ecobrick. Proses perancangan ini memperhitungkan tata letak tulisan, ukuran, dan estetika agar ecobrick menjadi sebuah karya seni yang indah dan berarti. Selama kurang lebih 2 minggu, mahasiswa bekerja keras dalam pengerjaan ecobrick, mengisi botol-botol yang telah dibersihkan dengan sampah plastik sesuai desain yang telah dirancang.
Ketika semua botol telah diisi dengan sampah dan ecobrick telah selesai dibuat, langkah berikutnya adalah memasangkan botol-botol tersebut pada kerangka yang telah dirancang sebelumnya. Proses ini memerlukan ketelitian agar ecobrick terlihat rapi dan sesuai dengan desain yang diinginkan.

Setelah pengerjaan ecobrick selesai, dilakukan tahap finalisasi. Ecobrick dengan tulisan "I Love WG" dipasang dengan teliti pada TPA tempat sampah tersebut berasal. Langkah ini tidak hanya menjadi simbol filosofi bahwa sampah dapat diubah menjadi objek yang menarik, tetapi juga mengilhami masyarakat untuk menghargai lingkungan dengan cara yang lebih baik.

Respon dari masyarakat Desa Wadunggetas sangat menggembirakan. Bapak Tri, salah satu warga, berbagi pandangannya, "Saya merasa bangga bisa berkontribusi dalam kegiatan ini. Ecobrick yang kami hasilkan adalah bukti nyata bahwa kami peduli terhadap lingkungan dan ingin mewariskan nilai-nilai keberlanjutan kepada generasi mendatang."

Dengan partisipasi dan semangat yang tulus dari masyarakat, program optimalisasi bank sampah ini telah menciptakan dampak positif yang berkelanjutan. Melalui upaya kolaboratif, kreativitas, dan perubahan paradigma terhadap sampah, Desa Wadunggetas telah mengambil langkah nyata dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mengajarkan pentingnya mendaur ulang sampah secara inovatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun