Salah satu cara untuk membersihkan gigi adalah dengan menggunakan pasta gigi. Pemilihan pasta gigi selain untuk membersihkan gigi juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang menyebabkan karies gigi seperti Streptococcus mutans.Â
Pasta gigi yang mengandung herbal dapat menghambat pertumbuhan bakteri dibandingkan dengan pasta gigi non herbal. Salah satu tanaman yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada mulut adalah Mentha piperita L.
Daun mint (Mentha piperita L.) mempunyai aroma wangi dan cita rasa dingin menyegarkan. Biasanya digunakan dalam bentuk minyak atsiri yang sering disebut dengan minyak permen yang berbau khas. Daun peppermint dapat menyegarkan mulut dan merawat kesehatan gigi.
Daun mint diekstraksi dengan metode maserasi. Dilakukan metode maserasi, karena metode ini sederhana dan mudah dilakukan. Maserasi dilakukan dengan memasukkan 80 lembar daun mint kering yang telah dihaluskan menjadi serbuk ke dalam wadah kaca bertutup dan bagian luar wadah dilapisi dengan alumunium foil dan direndam dalam 50 mL etanol 70% selama 5 hari. Penggunaan etanol 70% sebagai pelarut didasarkan pada kelarutan daun mint. Daun mint larut dalam etanol. Selama perendaman, dilakukan pengadukan setiap satu hari sekali. Pengadukan bertujuan agar kontak antara serbuk daun mint dan pelarut etanol 70% semakin sering terjadi, sehingga proses ekstraksi lebih sempurna. Campuran disimpan di dalam wadah tertutup rapat dan terhindar dari sinar matahari untuk mencegah terdekomposisinya senyawa aktif yang terdapat dalam daun mint saat proses maserasi. Setelah 5 hari perendaman, campuran disaring. Setelah proses penyaringan, dilakukan penguapan untuk mengurangi kadar alkohol dan mendapatkan ekstrak daun mint. Penguapan alkohol dilakukan di dalam mangkuk yang ditutupi lap kain. Ekstrak daun mint yang diperoleh, selanjutnya disimpan dalam wadah tertutup dan digunakan untuk membuat pasta gigi.
Pada proses pembuatan pasta gigi, dicampurkan 5 sendok natrium bikarbonat, 3 sendok air, seujung sendok garam dapur, dan 10 tetes ekstrak daun mint. Natrium bikarbonat sebagai bahan abrasif yang berfungsi sebagai pembersih dan pemoles permukaan gigi. Air berfungsi sebagai pelembab dan meningkatkan kelembutan serta melindungi pasta dari kemungkinan menjadi keras atau kering. Garam dapur berfungsi membantu menghilangkan plak pada gigi. Dan ekstrak daun mint merupakan bahan pemberi rasa, berfungsi sebagai penutup rasa bahan-bahan lain dan memberikan bau khas. Pasta gigi dari ekstrak daun mint berwarna hijau, berbau khas mint, berasa sedikit asin, dan sedikit segar dan dapat digunakan untuk membersihkan gigi.
Pasta gigi dari ekstrak daun mint memiliki aroma yang tidak jauh berbeda dengan pasta gigi mint yang ada di pasaran, yaitu memiliki rasa dingin dan menyegarkan juga aroma pasta gigi sangat tercium khas mint. Hanya saja dari segi tekstur, pasta gigi dari ekstrak daun mint lebih kasar dan lebih cair dibandingkan pasta gigi mint yang ada di pasaran karena pada pembuatan pasta gigi dari ekstrak daun mint ini tidak menambahkan bahan pengikat seperti Na CMC dalam formula pasta gigi, di mana fungsi bahan pengikat adalah membantu memberi tekstur pada pasta gigi menjadi lebih lembut.
Sumber:
Pratiwi, R. (2005). Perbedaan Daya Hambat Terhadap Streptococcus Mutans dari Beberapa Pasta Gigi yang Mengandung Herbal. Majalah Kedokteran Gigi, 38(2), 64--67.
Satriani, F. (2016). Formulasi Sediaan Pasta Gigi Dari Ekstrak Etanol Daun Seledri (Apium Graveolens L) Sebagai Antibakteri Terhadap Bakteri Streptococcus Mutans Dan Staphylococcus Aureus. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H