Mohon tunggu...
KKN UNISRI 2023 Kelompok 10
KKN UNISRI 2023 Kelompok 10 Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Kkn Unisri kelompok 10 mengungkapkan kegiatan kuliah kerja nyata yang dilakukan di Desa Pakang, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali dengan tema kegiatan Ketahanan Pangan, Ekonomi Ekstrim dan Penananganan Stunting.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sosialisasi Togamas: Budidaya Tanaman Obat "Jahe Emprit" untuk Masyarakat Desa Pakang, Boyolali

17 Agustus 2023   10:20 Diperbarui: 17 Agustus 2023   10:40 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Tanaman obat telah lama menjadi bagian penting dari tradisi pengobatan alternatif dan alami di Indonesia. Salah satu tanaman obat yang memiliki banyak manfaat adalah jahe emprit (Zingiber officinale var. amarum), yang telah dikenal luas sebagai bahan rempah-rempah dan obat herbal. Di Desa Pakang, Boyolali, langkah inovatif diambil melalui program Sosialisasi TOGAMAS untuk membudidayakan komoditas jahe emprit, dengan tujuan menjadikannya sebagai komoditas pertanian unggulan di wilayah ini. Program ini melibatkan kelompok tani setempat untuk memahami, mengembangkan, dan memanfaatkan potensi tanaman jahe emprit.

Jahe Emprit: Potensi dan Manfaat

Jahe emprit adalah salah satu jenis jahe yang memiliki kandungan senyawa aktif seperti minyak atsiri, gingerol, dan zingeron. Senyawa-senyawa ini memberikan efek antiinflamasi, antikanker, dan antimikroba. Selain itu, jahe emprit juga memiliki khasiat meredakan masalah pencernaan, meredakan nyeri otot, serta dapat membantu menjaga daya tahan tubuh.

Membudidayakan Jahe Emprit di Desa Pakang

Program Sosialisasi TOGAMAS (Tanaman Obat Gizi dan Aromatik) di Desa Pakang bertujuan untuk mengajarkan kelompok tani cara budidaya jahe emprit secara efektif dan berkelanjutan. Dalam sosialisasi ini, para petani diberikan pelatihan mengenai teknik bercocok tanam, pemeliharaan tanaman, pengendalian hama dan penyakit, serta manajemen pasca panen. Selain itu, aspek pemasaran dan nilai tambah dari produk olahan jahe emprit juga menjadi fokus dalam program ini.

Keuntungan bagi Keluarga dan Masyarakat

Budidaya jahe emprit memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan. Dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam budidaya jahe emprit, diharapkan mereka dapat mengoptimalkan hasil panen dan menghasilkan produk olahan berbasis jahe emprit, seperti minyak atsiri, bubuk jahe, atau produk makanan dan minuman bernilai tambah tinggi. Hal ini tidak hanya akan memberikan penghasilan tambahan bagi keluarga petani, tetapi juga berkontribusi pada perekonomian lokal.

Dampak Lingkungan dan Kesehatan

Selain aspek ekonomi, program ini juga mendukung aspek lingkungan dan kesehatan. Jahe emprit sebagai tanaman obat dapat membantu mengurangi penggunaan bahan kimia sintetis dalam pengobatan dan pertanian, sehingga berpotensi mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, masyarakat Desa Pakang juga akan memiliki akses lebih baik terhadap produk obat alami yang bermanfaat bagi kesehatan.

Menggalakkan Kesadaran Masyarakat

Selain melibatkan kelompok tani, program Sosialisasi TOGAMAS juga melibatkan keseluruhan masyarakat Desa Pakang dalam upaya pengenalan dan peningkatan pemahaman terhadap manfaat jahe emprit. Kegiatan seminar, lokakarya, dan kampanye penyuluhan kesehatan dapat membantu menggalakkan kesadaran masyarakat akan pentingnya budidaya tanaman obat di lingkungan sekitar.

Kesimpulan

Program Sosialisasi TOGAMAS untuk budidaya tanaman obat "Jahe Emprit" di Desa Pakang, Boyolali, adalah langkah positif menuju pengembangan komoditas pertanian unggulan yang bermanfaat bagi keluarga petani dan masyarakat secara keseluruhan. Melalui pengetahuan, keterampilan, dan kerjasama yang diperoleh dari sosialisasi ini, diharapkan Desa Pakang dapat menjadi pusat budidaya jahe emprit yang sukses dan berkelanjutan. Dengan demikian, potensi ekonomi, lingkungan, dan kesehatan dapat diintegrasikan dalam pembangunan lokal yang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun