Lumajang - Pada hari Rabu (16/8) pukul 14.00 WIB lalu, KKN UMD kelompok 184 UNEJ meluncurkan layanan publiknya yang dijuluki SUAR, yakni Suara Rakyat. Peluncuran layanan publik ini dilaksanakan di Balai Desa Kutorenon dan dihadiri oleh Perangkat Desa Kutorenon. Potensi desa yang sudah dimaksimalkan oleh perangkat desa dan warganya menjadi suatu tantangan tersendiri bagi kelompok 184. Mahasiswa diharuskan mencari celah untuk memajukan desa yang sudah berkembang di samping kota. Setelah banyaknya pertimbangan, wawancara dan survei untuk pernindaklanjutan data SDG’s, permasalahan utama mulai muncul. Permasalahan yang membuat desa ini mampu berkembang namun kurang nampak kemajuannya, yakni IT, Ekonomi dan Kesehatan.
Dari pengumpulan data sejak awal kedatangan kelompok 184 ke Desa Kutorenon, telah tercatat dan terdeteksi daya pikir yang relatif tinggi, kreativitas yang mumpuni dan kekeluargaan yang tertanam kuat pada tiap warganya. Dari sana, mahasiwswa sepakat untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Setelah kelompok 184 mengetahui bahwa desa kutorenon sudah memiliki media sosial, begitupun warganya, akhirnya kelompok 184 menciptakan Tagline Utama kami yakni Kutorenon Metal yang berarti Kutorenon Melek Digital.
Digitalisasi yang kelompok 184 gaungkan tidak serta-merta dibebankan begitu saja kepada perangkat desa terlebih kepada warga. Program kerja efisien dan tepat guna adalah motto kami. Kelompok dibagi menjadi 3 tim dalam melaksanakan program kerja yang telah disusun. Tim IT, Tim UMKM dan Tim Kesehatan. Program kerja tim IT adalah program kerja utama kelompok 184 ini.
Pada program kerja IT, kelompok 184 membuat fitur layanan melalui aplikasi whatsapp, dimana setiap warga memiliki aplikasi tersebut. Aplikasi ini di desain mampu membantu perangkat desa dan warga untuk melakukan pelayanan kapan saja dan dimana saja dengan efektif dan efisien. Dalam aplikasi whatsapp ini, warga juga mampu meemberikan kritik, saran dan aspirasinya untuk membangun desa. Selanjutnya, layanan ini diberi julukan, SUAR yakni singkatan dari suara rakyat. Tidak berhenti disana, kelompok 184 juga membuat instagram dan link.tree sebagai tempat berkumpulnya seluruh informasi bagi warga kutorenon maupun warga seluruh indonesia.
SUAR diciptakan sebab kurang efisien dan efektifnya pelayanan publik. Dengan adanya SUAR diharapkan pekerjaan pelayanan publik menjadi lebih mudah dan cepat. Kegiatan sosialisasi dan peluncuran layanan publik mulai dari pembukaan dan memberikan sosialisasi penggunaan layanan publik dari sudut pandang warga selaku pemohon layanan dan sudut pandang perangkat desa selaku pengolah permintaan layanan. Selain itu, SUAR juga hadir sebagai penerima aspirasi warga terkait keluhan, saran, ide, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan desa. Setelah itu diikuti dengan sesi tanya jawab.
Pelaksanaan agenda soisalisasi dan peluncuran layanan ini ditutup dengan memberikan sistem secara simbolik kepada Perangkat Desa Kutorenon.
Selama 40 hari melaksanakan KKN di Desa Kutorenon, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, kelompok KKN 184 memiliki program kerja yang terpusat pada pemutakhiran dan pemaksimalan potensi Desa di bidang digitalisasi. Dengan tagline Kutorenon Metal, menjadikan setiap langkah kerja kelompok 184 semakin dikenal untuk memajukan desa mengikuti zaman.
SUAR atau Suara Rakyat merupakan pelayanan publik dan penampung aspirasi berbasis aplikasi WhatsApp. Maka dari itu, langkah awal pengerjaan proker ini adalah dengan mendownload aplikasi WhatsApp Business dan WhatsApp Auto. Dilanjutkan dengan set auto-replay. Hal ini memudahkan admin desa untuk secara efektif menanyakan keinginan layanan dan data pemohon. Pengaturan auto-reply menjadikan aplikasi ini harus memiliki timeline tersendiri khusus untuk testing atau uji coba sebelum penggunaannya di publik. Setelahnya layanan publik diluncurkan dan diberikan kepada Perangkat Desa Kutorenon sebagai Admin.
Perangkat Desa mengaku bahwa layanan publik yang dibuat mahasiswa KKN ini adalah hal yang baru sebab tidak pernah ada yang membuat program kerja seperti ini sebelumnya.
“Melihat KKN lain tidak ada yang membuat semacam ini, saya jadi bangga dan salut. Yang lain sebatas membuat bank sampah, eco-brick, kalian membuatnya berbasis IT.” Ucap, Pak Junaedi Abdillah, selaku Kesra Desa Kutorenon.
Adanya layanan publik ini di nilai sangat membantu pekerjaan perangkat desa meskipun memiliki sisi negatif yang tidak dapat dihindarkan. Namun perangkat desa berharap, layanan publik ini bisa terus membantu keefektifan dan efisiensi pengerjaan data pemohon serta dapat berkelanjutan.
“Meskipun saya nggak tidur, 24 jam harus on, saya harap ini bisa bermanfat buat Desa Kutorenon supaya bisa berkelanjutan.” Ucap, Pak Syahril, selaku Sekretaris Desa Kutorenon.
“Layanan ini sangat membantu pekerjaan kami selaku Perangkat Desa. Banyak warga yang minta layanan itu cepat jadinya tapi, kan, harus melalui alur ini dan itu dulu, jadinya lama. Program kerja ini sangat menjawab keluhan kami.” Ucap, Pak Junaedi Abdillah
Pengaktifan penggunaan layanan akan dilakukan perlahan dan menerapkannya pada warga yang siap terlebih dahulu.
“Kami akan melakukan sosialisasi dan penggunaan layanan ini secara bertahap. Pelan-pelan, bertahap, tidak semua warga dulu tidak apa-apa. Mulai dari warga yang siap menerapkan dulu.” Ucap, Pak Junaedi Abdillah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI