Mohon tunggu...
KKN UNEJ DESA PELALANGAN 154
KKN UNEJ DESA PELALANGAN 154 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

Kelompok 154

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Desa Pelalangan: Membangun Desa Bersama Mahasiswa KKN UMD UNEJ 2024 Kelompok 154 dalam Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan

18 Juli 2024   20:20 Diperbarui: 18 Juli 2024   20:22 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelalangan, Wonosari, Bondowoso -- Desa Pelalangan, yang dulunya bagian dari wilayah dusun di Desa Bendoarum, Wonosari, Bondowoso, kini telah berkembang pesat sejak resmi menjadi desa definitif pada tahun 2005. Nama "Pelalangan" berarti daerah yang aman dari musibah, diambil karena dulunya banyak terdapat ilalang tinggi yang dimanfaatkan sebagai atap dapur atau rumah.

Pemekaran dari Desa Bendoarum bertujuan untuk mempermudah administrasi dan penyelenggaraan kegiatan pemerintah. Desa Bendoarum yang luas membuat pelayanan kurang merata dan sulit dijangkau. Masyarakat Dusun Pelalangan harus menempuh jarak sekitar 1 kilometer untuk mendapatkan pelayanan administratif seperti pembuatan Kartu Keluarga (KK) atau Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan kesehatan. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang diadakan sebulan sekali di mana warga biasanya berjalan kaki untuk mencapai pos menjadi satu-satunya pelayanan kesehatan ibu hamil dan balita. 

Desa Pelalangan kini terbagi menjadi empat dusun: Pelalangan Selatan, Krajan, Kauman, dan Pelalangan Utara, dengan 6 Rukun Warga (RW) dan 20 Rukun Tetangga (RT). Jarak kantor Desa Pelalangan ke kantor Kecamatan Wonosari sejauh 5,7 kilometer. Mayoritas penduduknya adalah petani yang menanam padi, jagung, kacang tanah, cabai, tebu, dan tembakau. Desa ini tetap menjaga tradisi nenek moyang seperti hadrah, muslimatan, istighosah, tahlil, dan sholawatan rutin. Dengan ketinggian 356 meter di atas permukaan laut dan luas wilayah 465.592 hektar, sekitar 61% lahan digunakan untuk bertani dan berkebun. Pemanfaatan sumber daya alam di Desa Pelalangan masih sedikit, lahan untuk galian maupun tambang masih sulit dimanfaatkan.

Di bawah kepemimpinan Mufid, desa Pelalangan telah mengalami kemajuan signifikan. Pembangunan infrastruktur berlangsung pesat, termasuk jalan dan renovasi balai desa. Pada tahun 2017, Desa Pelalangan meraih juara tiga dalam lomba Desa Award se-Kabupaten Bondowoso di bidang pemerintahan, yang menurut Mufid tak lepas dari dukungan masyarakat yang kondusif serta patuh ke pemerintahan. Pada tahun 2018, Desa Pelalangan menjadi desa pertama di Kecamatan Wonosari yang mencapai status Open Defecation Free (ODF). ODF merupakan salah satu indikator penilaian daerah yang sehat. Pemerintah desa juga melakukan pengeboran air tanah di empat lokasi untuk memenuhi kebutuhan air warga. Dari tandon pengeboran, air dialirkan ke rumah masyarakat melalui bantuan pipa dari dinas kesehatan. 

Desa Pelalangan telah memiliki program posyandu, KB dan program Mandi Cuci dan Kakus (MCK). Dalam bidang pertanian dan perekonomian, dibentuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sejak tahun 2012 yang terdiri dari 16 kelompok dengan 320 anggota untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Desa Pelalangan yang sebagian besar berprofesi sebagai buruh petani dan petani. Gapoktan merupakan lembaga yang terdiri dari kumpulan petani yang terikat secara wilayah dan didasarkan atas kepentingan yang sama. Akses jalan yang baik juga mempermudah distribusi hasil panen. 

Pertanian yang berada di Desa Pelalangan sebagian besar bergantung terhadap pupuk kimia. Penggunaan jangka panjang dari pupuk kimia anorganik justru berbahaya karena penggunaan pupuk anorganik tunggal secara terus menerus dalam jangka panjang akan membuat tanah menjadi keras karena residu sehingga menyebabkan degradasi lahan. Oleh sebab itu, perlu solusi alternatif untuk mengatasi masalah ini. Pemilihan kotoran sapi sebagai alternatif pembuatan pupuk organik merupakan solusi yang kami-Kelompok 154 KKN UMD UNEJ 2024 tawarkan, hal ini juga dikarenakan rata-rata warga memelihara sapi sebagai hewan ternak. Selain itu, selama ini telah ada warga yang menggunakan kotoran sapi sebagai pupuk, akan tetapi karena kurangnya pengetahuan, warga langsung mencampur kotoran sapi yang belum diolah ke lahan pertaniannya.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Pendidikan di desa ini juga berkembang pesat, dengan semakin banyak warga yang melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Kegiatan belajar mengajar dilakukan tiga kali sehari: pendidikan formal di pagi hari, Madrasah Diniyah di sore hari, dan mengaji di mushola atau masjid di malam hari. Kesadaran masyarakat akan urgensi dan pentingnya pendidikan semakin tinggi, terlihat dari adanya lembaga pendidikan baru seperti TK, RA, dan PAUD, dan banyak masyarakat yang melanjutkan tingkat universitas.

Dengan segala kemajuan yang telah dicapai, program KKN di Desa Pelalangan akan semakin mengakselerasi perkembangan dalam bidang pertanian dan ketahanan pangan. Melalui kolaborasi antara mahasiswa KKN dan masyarakat desa, diharapkan inovasi-inovasi baru dalam teknologi pertanian dan strategi ketahanan pangan dapat diterapkan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat di Desa Pelalangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun