Perkembangan tanaman yang memiliki khasiat obat telah mengalami kemajuan dimana penemuan obat maupun teknologi baru yang canggih menjadi alternatif solusi dalam kemajuan dunia farmasi.Â
Pemanfaatan pekarangan yang umumnya tidak termanfaatkan dengan baik mempunyai banyak keuntungan terutama dalam hal peningkatan pendapatan keluarga misalnya sebagai lumbung hidup dan apotek hidup, sehingga perlu dikembangkan secara intensif.Â
Teknologi sederhana yang dapat diimplementasikan agar mendatangkan beberapa manfaat yang luas untuk masyarakat tidak hanya dalam proses kemandirian pangan namun juga dapat diarahkan menuju kemandirian kesehatan melalui program pemberdayaan Tanaman Obat Keluarga (TOGA).
Program pemberdayaan TOGA dilakukan selama 3 bulan yaitu bulan September s/d November oleh Mahasiswa KKN MBKM Universitas Negeri Malang tahun 2022 di Desa Banjarejo, Kecamatan Pakis, Malang. Program ini juga dilatarbelakangi oleh inisiatif masyarakat desa dalam mengikuti perlombaan toga se-kabupaten Malang.Â
Dalam rangka adanya perlombaan tersebut, Ibu-ibu PKK meminta kami untuk ikut serta membantu dalam keberhasilan perlombaan ini. Oleh karena itu, kami membuat suatu program pemberdayaan toga yang berguna untuk meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat.
Program pemberdayaan toga ini dilaksanakan di Desa banjarejo yaitu di Dusun Krajan, Banjarsari RT 02 RW 02 tepatnya di lahan kosong milik Bapak RT. Tahapan pelaksanaan pemberdayaan meliputi observasi, sosialisasi, praktik langsung, pembuatan laporan dan evaluasi.
Tahapan observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung/survey lokasi penanaman toga dan melakukan wawancara terkait perizinan adanya kegiatan pemberdayaan toga kepada Bapak RT sebagai pemilik lahan.
Tahapan selanjutnya yaitu sosialisasi, dimana kegiatan ini dibagi manjadi dua yaitu sosialisasi pengenalan toga dan sosialisasi perawatan toga. Kedua kegiatan sosialisasi dilaksanakan dalam waktu dan tempat yang berbeda.
Kegiatan sosialisasi pengenalan toga dilaksanakan bersamaan dengan pertemuan rutin Ibu-ibu PKK yang diselenggarakan di Balai Desa Banjarejo. Sosialisasi pengenalan toga disampaikan oleh Bu Juwariyah selaku kader lansia dan asman toga.Â
Pada kegiatan sosialisasi ini, bahasan yang disampaikan meliputi penyuluhan membuat taman toga di depan rumah minimal 5 jenis tanaman toga, pembuatan kelompok asman toga sejumlah minimal 10 orang dan pemanfaatan hasil toga sebagai ramuan instan untuk kesehatan.Â
Peserta Ibu-ibu PKK yang mengikuti sosialisasi ini terlihat antusias terutama dalam mencatat hal-hal penting yang disampaikan dan menyimak materi dengan baik. Kegiatan sosialisasi ini diakhiri dengan dokumentasi foto bersama dengan pemateri dan Ibu-ibu PKK Desa Banjarejo.Â
Kegiatan sosialisasi selanjutnya yaitu mengenai perawatan toga yang dilakukan di depan rumah Bapak RT. Pemateri dari sosialisasi ini yaitu Ikrimatul Hasnah sebagai mahasiswa biologi dan penanggungjawab program kerja pemberdayaan toga.
Sosialisasi perawatan toga meliputi cara pemupukan tanaman toga dengan benar, penggunaan pupuk di waktu yang tepat, perbedaan komposisi pupuk cair dan padat serta kegunaan masing-masing pupuk bagi pertumbuhan tanaman toga.
Peserta dari Ibu-ibu Dasawisma antusias dalam menghadiri kegiatan sosialisasi ini walaupun pada saat itu cuaca tidak mendukung dan dapat menyimak serta bertanya saat kegiatan sosialisasi berlangsung.
Selain kegiatan sosialisasi yang disampaikan, mahasiswa kkn juga memberikan beberapa jenis pupuk organik untuk dapat menunjang fasilitas perawatan toga. Pupuk organik yang diberikan berupa pupuk daun, pupuk kompos cair dan padat.
Pupuk daun mengandung mineral makro dan mikro yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan daun. Sedangkan pupuk  kompos cair mengandung mineral makro mikro yang berasal dari daun kapahit dan 12 mikroba pilihan. Pupuk kompos padat berasal dari dedaunan taman kota yang dicampur media dekomposer sehingga dapat memberikan nutrisi bagi tanaman.
Tahapan pelaksanaan program yang terpenting yaitu praktik langsung. Kegiatan praktik langsung meliputi penanaman toga, pembuatan pagar, pembuatan papan nama tanaman.Â
Penanaman toga dilakukan dengan pengambilan tanah humus menggunakan gerobak dorong. Kemudian tanah disekop dan dimasukkan ke dalam polybag. Lalu, bibit tanaman toga dapat langsung ditanam, disirami dan diberi pupuk.
Pembuatan pagar dilakukan dengan menggunakan genteng yang sudah tidak dipakai. Kemudian gali bagian tanah yang sudah diukur panjangnya dan tancapkan genteng. Lalu, kubur kembali dengan menggunakan tanah.Â
Pembuatan papan nama tanaman dilakukan dengan mengidentifikasi spesies tanaman toga terlebih dahulu. Kemudian menyiapkan bambu untuk dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Setelah itu, list spesies tersebut di buat desain dan di print serta laminating agar tahan air. Terakhir, laminating nama spesies tanaman di tempel ke bambu untuk ditancapkan ke tanah.
Selain itu, terdapat beberapa kegiatan harian yang dilakukan yaitu penyiraman, pemupukan dan bersih-bersih lingkungan toga. Kegiatan penyiraman dan pemupukan dilakukan pada sore hari apabila cuaca tidak hujan.Â
Kegiatan penyiraman tanaman menggunakan selang sehingga secara menyeluruh semua tanaman mendapatkan air. Pemupukan dilakukan dengan pupuk organik yang diberikan, pemberian pupuk juga dilakukan secukupnya dan khusus pupuk daun di semprot pada pagi hari.Â
Kegiatan bersih-bersih lingkungan toga juga dilakukan untuk menjaga keindahan taman toga. Setiap hari minggu juga biasanya diadakan kegiatan kerja bakti bersama Ibu-ibu Dasawisma untuk membersihkan dan merawat toga.
Tahap pembuatan laporan dilakukan secara mandiri oleh penanggungjawab program pemberdayaan toga dan juga secara diskusi bersama dengan anggota mahasiswa kkn lainnya.
Evaluasi mengenai serangkaian kegiatan yang telah dilakukan yaitu rata-rata masyarakat sudah menanam tanaman toga di lahan kosong atau pekarangan didepan rumah. Selain itu, pemanfaatan hasil toga dapat dilakukan secara optimal.Â
Saran yang dapat diberikan setelah berperan dalam pemberdayaan toga adalah dapat dilakukan pembuatan tulisan mengenai berbagai pemanfaatan hasil toga seperti cara pembuatan ramuan instan dan juga cara perawatan yang benar berdasarkan jurnal yang telah ada.
Melalui serangkaian program pemberdayaan toga diharapkan adanya peningkatan pengetahuan dan kesadaran kesehatan masyarakat melalui Ibu-ibu PKK dan Dasawisma dalam pemanfaatan lahan kosong atau pekarangan rumah sebagai taman TOGA. Hal ini juga diharapkan dapat berkontribusi dalam penghijauan dan menjadi suatu kebiasaan yang sangat baik untuk dilakukan khususnya para lansia yang memiliki waktu yang lebih banyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H