Mohon tunggu...
KKN UM Tahun 2022
KKN UM Tahun 2022 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Malang

- Olahraga - Kulineran - Musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Daur Ulang Limbah Plastik Menjadi Kerajinan yang Bernilai Guna oleh Tim Pengabdian KKN MBKM UM dan PKK Desa Banjarrejo

22 November 2022   22:14 Diperbarui: 22 November 2022   22:28 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia menjadi negara dengan penduduk terbanyak nomor 4 di negara G20 dengan jumlah penduduk sebanyak 273.523.615 orang pada tahun 2020 dan setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan kelahiran. Dampak yang sangat terlihat menonjol dari penduduk yang banyak di suatu negara adalah masalah sampah yang dihasilkan.

 Saat ini Indonesia menempati posisi Ke-dua penyumbang sampah plastik terbesar dunia. Dalam CNN Indonesia, menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menilai persoalan sampah sudah meresahkan serta menyebutkan bahwa Indonesia masuk dalam peringkat kedua di dua di dunia pada tahun 2022 sebagai penyumbang terbesar sampah plastik ke laut setelah Tiongkok.

Berton-ton sampah yang diangkut oleh truk berukuran besar ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) setiap harinya. Setiap rumah tangga menyumbang sampah setidaknya 1 kg sampah setiap harinya. Hal itu belum dihitung dari sampah pabrik dan/atau industri. Sampah yang dihasilkan berbagai macam mulai dari sampah organik, anorganik, dan sampah B3. Adapun sampah dapat dibedakan dari bentuk fisiknya seperti sampah cair, sampah debu, dan sampah padat. 

Mengutip dari buku "Panduan Membuat Pupuk Kompos Cair", sampah jika dilihat dari sumbernya terbagi menjadi empat jenis seperti sampah alam, sampah manusia, sampah konsumsi, dan sampah industri. Tak hanya sampah di darat, berton-ton sampah plastik dari berbagai negara yang dibuang di laut, salah satu penyumbangnya yaitu Indonesia.

Membuang sampah sembarangan masih menjadi tradisi sebagian besar masyarakat Indonesia. Sering kita liat masih banyak sekali sampah berserakan di jalan, di selokan, bahkan di sekitar tempat sampah itu sendiri. 

Tradisi ini masih akan terus turun temurun jika tidak dibiasakan membuang sampah pada tempatnya sejak dini serta kesadaran akan diri sendiri untuk bertanggungjawab membuang sampah yang telah kita ciptakan. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat berdampak buruk pada lingkungan seperti menimbulkan banjir, merusak pemandangan, menjadi sumber penyakit, menimbulkan bau yang tidak sedap, dan mencemari lingkungan.

Dalam rangka mengurangi pencemaran sampah yang ada di lingkungan Desa Banjarejo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang, pada hari Sabtu, 30 Oktober 2022 kelompok KKN Desa Banjarejo mengadakan pelatihan pemanfaatan limbah botol plastik air mineral menjadi kerajinan pot gantung dengan tujuan untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah botol plastik sekali pakai.

Kegiatan ini ditujukan kepada kelompok PKK Desa Banjarejo yang dilakukan dengan memberikan materi singkat mengenai pengertian umum tentang sampah lalu dilanjutkan penjelasan mengenai jenis-jenis sampah. Materi selanjutnya dijelaskan mengenai cara penanggulangan sampah dengan cara 3R yaitu reduce yang berarti mengurangi sampah, reuse yang memiliki arti menggunakan kembali, dan recycle yang berarti mendaur ulang.

 Kegiatan terakhir diisi dengan praktik dan lomba membuat kerajinan pot gantung dari botol bekas air meneral oleh ibu-ibu PKK Desa Banjarejo dengan dipandu mengarahkan dan menampilkan tutorial pembuatan pot gantung melalui media PPT. Ibu-ibu PKK dibagi menjadi 4 kelompok yang sudah diberi alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat pot gantung seperti botol mineral ukuran 1,5 liter berjumlah 4 botol, kain flanel, lem tembak, tali kur, renda, double tape, dan gunting. 

Terdapat aturan dalam lomba membuat kerajinan pot gantung tersebut yaitu setiap kelompok tidak boleh membuat pot gantung dengan hiasan yang sama, bekerja sama dengan tim juga termasuk dalam penilaian, setiap kelompok diberi waktu 30 menit untuk membuat kerajinan pot gantung, dan pemenang akan dinilai berdasarkan kekompakan kelompok, nilai estetika pot gantung, dan ketepatan waktu.

 Kegiatan diakhiri dengan penilaian kerajinan dari masing-masing kelompok dan pemberian hadiah untuk juara 1, 2, dan 3 kerajinan pot gantung. Selama pemaparan materi hingga pelatihan membuat kerajinan ibu-ibu PKK Desa Banjarejo menyimak dengan seksama pemaparan materi dan tampak antusias saat praktik membuat kerajinan pot gantung.

 Dengan adanya kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai bagaimana cara mendaur ulang sampah plastik yang ada di lingkungan sekitar dan membangun kesadaran bahwa dengan mulai melakukan kebiasaan kecil seperti bijak mengolah sampah dengan 3R (reduce, reuse, recycle) dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah plastik.

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun