MALANG, JAWA TIMUR - Kekerasan seksual bukan lagi suatu permasalahan yang asing, karena kekerasan seksual merupakan salah satu fenomena sosial yang paling banyak terjadi di sekitar kita. Akan tetapi, rasa kepedulian untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual terutama pada anak-anak usia dini masih sangat kurang. Anak usia dini sangat rawan mengalami kekerasan seksual. Hal itu dikarenakan kurangnya pengetahuan dan pemahaman anak-anak usia dini terhadap seksualitas. Banyak masyarakat yang menilai bahwa memberikan pengetahuan seksual pada anak usia dini merupakan hal yang tabu. Sedangkan menurut beberapa ahli anak-anak usia dini perlu diberikan bekal pengetahuan seksual untuk mencegah kekerasan seksual pada anak-anak.
Melihat hal tersebut, maka kelompok KKN MBKM-MD UM Desa Sidodadi melaksanakan kegiatan psikoedukasi seksualitas pada anak-anak usia dini. Tujuan dari kegiatan tersebut untuk membantu pencegahan terjadinya kekerasan seksual serta memberikan pemahaman pada anak-anak usia dini. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu, 22 Oktober 2022 di RA Al Hidayah desa Sidodadi. Kegiatan diikuti oleh 29 siswa siswi dan didampingi oleh 3 guru. Kegiatan ini diisi oleh Niara Urvira Muliyati selaku pemateri dan penanggung jawab kegiatan serta dibantu oleh Adena Akhmal Nur Rafli, Anisa Noor Cahyani, Dhea Risma Pramestasari, Fathandiaz Emirsyah Nurwanto, Muhammad Fadhil, Nada Syifa sasya Salsabilla, dan Trisna Aulia Nur Rakhmah.
Terdapat tiga sub materi yang disampaikan, yakni perbedaan laki-laki dan perempuan, sentuhan boleh dan sentuhan tidak boleh, serta cara menghadapi kekerasan seksual. Kegiatan dilakukan dengan suasana yang menyenangkan. Pemateri menyampaikan materi melalui story telling dan diselingi menyanyikan lagu serta bermain. Selain itu anak-anak juga diajarkan tepuk tangan “JADI (Jaga Diri)” pada anak-anak, yang diciptakan untuk memudahkan anak-anak mengenali serta menghafalkan bagian tubuh yang tidak boleh disentuh.
Setiap kali selesai menyampaikan sub materi, pemateri mereview kembali pemahaman anak-anak melalui beberapa pertanyaan. Anak-anak yang dapat menjawab pertanyaan ataupun berai mencoba untuk menjawab akan mendapatkan snack dari pemateri. Selama kegiatan anak-anak terlihat sangat antusias dan bersemangat untuk menerima informasi baru, terutama pada kegiatan bernyanyi bersama. Anak-anak juga berani mencoba maju kedepan untuk menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan, sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan menyenangkan.
Hasil dari kegiatan tersebut adalah meningkatnya pemahaman anak-anak terkait pendidikan seksual, anak-anak sudah dapat menyebutkan bagian-bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh, memahami bagaimana cara menghadapi kekerasan seksual serta mengenal istilah alat kelamin penis dan vagina. Kegiatan ditutup dengan membagikan snack pada anak-anak serta foto bersama sebagai dokumentasi dan kenang-kenangan.
Melihat dari pentingnya pendidikan seksual pada anak-anak usia dini, maka diharapkan kegiatan edukasi seksualitas dapat diteruskan oleh pihak sekolah RA Al Hidayah Sidodadi maupun sekolah-sekolah lainnya. Kami juga mengharapkan guru-guru maupun para orang tua lebih sadar akan pentingnya pengenalan seksualitas pada anak-anak, sebagai upaya pencegahan kekerasan seksual pada anak.
Mari bersama kita menjaga anak-anak dari kejahatan kekerasan seksual
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H